Volume Angkutan Barang KAI Terus Meningkat, Capai 52,6 juta Ton per November 2022

Volume Angkutan Barang KAI Terus Meningkat, Capai 52,6 juta Ton per November 2022. (Foto: PT KAI)

PARBOABOA, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat volume angkutan barang di Pulau Jawa dan Sumatra meningkat 14,1 persen. Didominasi jenis pengiriman peti kemas, batu bara, semen, bahan bakar minyak (BBM), minyak kelapa sawit (CPO), pupuk dan retail.

Vice President Public Relations PT KAI (Persero), Joni Martinus mengatakan, ada kenaikan angkutan signifikan pada 2022 dibandingkan tahun lalu. Volumenya mencapai 52,6 juta ton per November 2022 atau naik 14,1 persen dibanding periode yang sama di 2021 sebanyak 46,1 juta ton.

Dijelaskan Joni, peningkatan didorong penambahan sarana dan jadwal perjalanan kereta api barang. Untuk angkutan batu bara, memakai gerbong-gerbong baru. Sedangkan angkutan peti kemas, perjalanan KA-nya diperbanyak.

Joni merinci, angkutan barang yang dilayani berupa pengiriman peti kemas, batu bara, semen, BBM, CPO, pupuk, retail, dan lainnya.

Saat ini, lanjutnya, angkutan barang di Pulau Sumatera mendominasi, mencapai 44,7 juta ton atau 85 persen komposisi angkutan barang KAI untuk angkutan komoditas batu baranya.

“Angkutan barang KAI di Pulau Jawa sampai November 2022 didominasi peti kemas 4,2 juta ton. Diikuti oleh angkutan BBM 1,5 juta ton dan semen sebesar 1,3 juta ton,” sebut Joni dalam keterangan tertulis yang diterima Parboaboa, Rabu (14/12/2022).

Joni menjelaskan kembali, khusus di Sumatera, angkutan barangnya didominasi komoditi batu bara 40,7 juta ton, diikuti semen 1,8 juta ton.

Pada 2022, angkutan komoditi batu bara mengalami volume angkutan tertinggi dari seluruh komoditas, naik 16 persen dari sebelumnya 35,3 juta ton menjadi 41,1 juta ton. Diikuti dengan peningkatan volume angkutan peti kemas naik dari sebelumnya 3,7 juta ton menjadi 4,4 juta ton.

“Tren positif pun terjadi pada komoditi lain seperti CPO, BBM, semen, retail, dan lainnya,” jelasnya.

Dikatakan Joni, KAI membuat target untuk terus meningkatkan volume angkutan barang menjadi 105 ton pada 2027. Untuk mendukung target tersebut, jumlah gerbong barang akan terus ditambah bertahap dan terus mencari potensi komoditas dan relasi angkutan barang baru.

“Tak hanya sampai di situ, KAI juga tengah berusaha untuk mengembangkan stasiun sebagai suatu ekosistem layanan untuk menyediakan jasa gudang transit berbasis rel,” kata Joni.

Dari sisi teknologi, jelas Joni, KAI akan mengembangkan sistem aplikasi yang akan memudahkan monitoring data dan pergerakan barangnya secara realtime.

KAI juga mendukung program pemerintah yang akan memberlakukan Zero ODOL (over dimension over load) pada tahun 2023. Kebijakan ini tentu akan berdampak positif terhadap keselamatan masyarakat khususnya pengguna jalan.

“Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” tutup Joni.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS