PARBOABOA, Pematangsiantar - Bentrokan di antara para penambang emas di Chad, Afrika Tengah, menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai puluhan lainnya.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (31/5/2022), Menteri Pertahanan Chad Jenderal Daoud Yaya Brahim mengatakan kejadian itu berlangsung pada 23 Mei lalu di Kouri Bougoudi, dekat perbatasan Libya, Chad utara.
Bentrokan massal itu awalnya dipicu oleh perselisihan biasa antara dua orang yang tersulut emosinya, kata Jenderal Brahim kepada AFP via telepon.
Pertambangan emas itu terletak di Pegunungan Tibesti yang terjal di Sahara tengah, sekitar 1.000 kilometer dari N'Djamena, ibu kota Chad.
Menurut AFP, lokasi tambang itu sangat rawan dan tak bertuan. Banyak orang yang pergi ke sana untuk berburu emas.
"Emas memicu konflik," kata Menteri Komunikasi Abderaman Koulamallah kepada AFP, Senin. Ia menambahkan korban tewas mencapai 100, sedangkan 40 orang terluka.
Ditemukannya emas di pegunungan itu membuat banyak penambang dari seluruh Chad dan negara-negara tetangga menyerbu ke sana. Dan ketegangan sering kali memuncak
Menurut Jenderal Brahim, bentrokan antara para penambang itu terjadi antara warga Libya dan Mauritania. Ia telah mengerahkan tentara untuk mengamankan serta memulihkan wilayah tersebut.
Wilayah Tibesti cukup terkenal dengan kerusuhan antaretnis dan juga pemberontakan sejak Chad meraih kemerdekannya dari Prancis pada 1960.
Ini bukan kerusuhan pertama yang terjadi di wilayah itu. Pada 2019 lalu puluhan orang tewas akibat perkelahian massal yang melibatkan orang-orang Arab Libya dan masyarakat wilayah Quaddai, Chad bagian timur.
"Kami telah memutuskan untuk menangguhkan semua penambangan emas di Kouri sampai pemberitahuan lebih lanjut," terang Jenderal Brahim. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pertambangan di sana sebenarnya ilegal.