PARBOABOA, Pematangsiantar - Ratusan orang meninggal dunia di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, akibat banjir bandang yang melanda sejak Senin.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat (15/4/2022), hingga Kamis, media lokal melaporkan jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 341 orang.
Pada Rabu lalu, KwaZulu-Natal dinyatakan sebagai daerah bencana oleh pemerintah Afrika Selatan.
Menurut lembaga penyiaran eNCA, status itu akibat banjir parah yang menyebabkan tewasnya ratusan orang
Gubernur KwaZulu-Natal, Sihle Zikalala, mengumumkan bahwa lebih dari 40.000 orang telah terkena dampak bencana alam tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, tim penyelamat masih terus melakukan pencarian terhadap orang-orang yang hilang di tengah banjir.
“(Banjir) ini bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah provinsi kami dan bahkan mungkin negara kami,” kata Zikalala dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis.
Hujan deras yang turun terus-menerus di KwaZulu-Natal sejak Senin malam, membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan berbagai fasilitas infrastruktur di provinsi itu.
Raksasa telekomunikasi MTN mengatakan lusinan situsnya telah rusak yang mempengaruhi komunikasi. Sementara beberapa pembangkit listrik dan pusat pengolahan air juga terendam banjir.
Menurut laporan, lebih dari 500 sekolah juga telah ditutup di provinsi tersebut. Ratusan pengungsi saat ini ditempatkan di lokasi pusat-pusat komunitas.
Para pejabat mengatakan banyak orang masih hilang. Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
Kota eThekwini dan Kota Durban dilaporkan menjadi daerah yang paling terdampak oleh bencana itu.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa besarnya kerusakan, yang masih dihitung, pasti akan mencapai miliaran rand (triliunan rupiah),” ujar Zikalala.
