4 Bulan Haram dalam Ajaran Islam, Lengkap Sejarah dan Keutamaannya

4 Bulan Haram (Foto: Parboaboa/Ratni)

PARBOABOA - Dalam Islam, terdapat bulan-bulan haram yang diartikan sebagai bulan suci dan istimewa. Islam memiliki kalender tersendiri yang dikenal dengan nama kalender hijriah.

Kalender hijriah adalah kalender yang digunakan dalam agama Islam untuk menentukan tanggal-tanggal penting, seperti awal bulan Ramadhan, Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Idul Adha, serta untuk menentukan waktu-waktu ibadah lainnya.

Dalam kalender hijriah terdiri dari 12 bulan, empat bulan di antaranya disebut dengan bulan haram. 

Lantas, kenapa disebut bulan haram? Dan 4 bulan haram dalam islam apa saja? Berikut Parboaboa akan memberikan ulasannya di bawah ini.

Apa itu Bulan Haram?

Pengertian bulan haram (Foto: Parboaboa/Ratni)

Dalam Islam terdapat empat bulan yang dinamakan bulan haram atau bulan mulia, pada bulan tersebut Allah SWT melarang umat-Nya untuk melakukan hal-hal yang dinilai haram.

Bulan haram ada 4 yaitu Muharram, Rajab, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah. Berikut penjelasannya dari setiap bulan:

1. Muharram

Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam, dan merupakan bulan yang sangat dihormati. Hari pertama Muharram juga merupakan awal tahun baru Hijriah. Bulan ini memiliki peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar.

Selain itu, pada tanggal 10 Muharram, umat Islam merayakan Ashura, di mana berbagai peristiwa bersejarah seperti penyelamatan Nabi Musa dari Fir'aun terjadi, dan peristiwa penting dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW juga terjadi pada hari ini. Ashura juga merupakan hari puasa sunah yang dianjurkan.

2. Rajab

Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Islam. Dalam tradisi Islam, bulan Rajab dianggap sebagai bulan suci yang penuh berkah. Beberapa amalan ibadah seperti puasa Rajab dan melakukan doa khusus dianjurkan selama bulan ini.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada bukti langsung dari Nabi Muhammad SAW tentang amalan ini, sehingga pendapat tentang keutamaan ibadah di bulan Rajab bervariasi di kalangan ulama.

3. Dzulqaidah

Dzulqaidah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriah. Bulan ini adalah salah satu bulan haram yang disebutkan dalam Al-Quran.

Dalam sejarah Islam, bulan Dzulqaidah menjadi bulan yang penting karena sering dijadikan bulan awal bagi para jamaah haji untuk melakukan perjalanan menuju Mekah. Jamaah haji yang berangkat pada bulan Dzulqaidah diberi julukan "Haji Qiran."

4. Dzulhijjah

Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriah dan menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Di bulan ini, peristiwa haji terjadi di Mekah, di mana jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul untuk menunaikan ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam.

Hari raya besar dalam Islam, Idul Adha, juga dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah sebagai perayaan kurban. Pada hari ini, jamaah haji yang berada di Mekah serta umat Islam di seluruh dunia menyembelih hewan kurban untuk mengenang peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Sebagaimana yang telah tertuang dalam surat At Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Selain itu terdapat sabda Nabi Muhammad SAW tentang perihal bulan haram tersebut. Hadits yang dikisahkan Abu Bakar RA:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: "Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban," (HR Bukhari Muslim).

Mengapa dikatakan bulan haram? Menurut Al Qodhi Abu Ya'la bulan haram merujuk pada dua makna. Pertama , ada pengharaman pembunuhan pada keempat bulan tersebut.

Kedua, larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya. 

Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma'rif menambahkan 4 bulan haram adalah waktu terbaik untuk mengerjakan amal ketaatan hingga para salaf menyukai puasa pada bulan tersebut.

Sejarah Bulan Haram

Sejarah bulan haram (Foto: Parboaboa/Ratni)

Perintah untuk memuliakan bulan haram adalah salah satu bentuk apresiasi Allah terhadap budaya masyarakat Arab Jahiliyah yang telah mengakar sejak zaman Nabi Ibrahim.

Setelah agama Islam datang, kemuliaan bulan haram dikukuhkan Allah melalui ayat tentang 4 bulan haram yang terdapat di Al-Quran, yaitu surat At-Taubah ayat 36. Ayat tersebut menerangkan bahwa bulan haram sudah ada sejak ajaran agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Sebelum agama Islam datang, saat memasuki bulan haram semua orang dilarang untuk bermusuhan, berbuat zalim kepada sesama, dilarang mengganggu orang yang sedang beribadah haji, dan dilarang berperang. Empat bulan haram tersebut menjadi kesempatan besar bagi masyarakat Arab Jahiliyah untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi secara damai dan aman.

Pada zaman tersebut, tidak ada pemimpin yang benar-benar disegani sehingga timbul konflik sosial yang berkepanjangan seiring fanatisme kesukuan yang sangat kuat.

Keutamaan Bulan Haram

Keutamaan bulan haram (Foto: Parboaboa/Ratni)

Berikut adalah keutamaan 4 bulan haram yaitu:

1. Melipatgandakan Amalan

Keistimewaan yang pertama dari 4 bulan Haram tercantum dalam hadits. Bulan ini dimaknai sebagai momen pelipatgandaan amalan yang dikerjakan.

Dengan kata lain, pahala akan dilipatgandakan bagi yang berbuat ketaatan. Begitu pun sebaliknya dosa yang dikerjakan pada bulan-bulan Haram sebagaimana bunyi sabda Rasulullah SAW.

"Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatan kalian," (HR Bukhari dan Muslim).

2. Lebih Baik dan Afdal Dibanding dengan Jihad

Dikutip dari buku Dakwah Cerdas, karya Udji Asiyah, amalan yang dikerjakan selama 4 bulan haram disebut sebagai amalan yang lebih afdal dibandingkan dengan berjihad. Hal ini seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA.

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

Artinya: "Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini," Mereka bertanya, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab, "Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun," (HR Bukhari).

Demikianlah ulasan tentang 4 bulan haram dalam Islam beserta dengan sejarah dan keistimewaannya. Semoga informasi ini bermanfaat.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS