Apa Amanah Artinya dalam Islam? Berikut Pengertian, Hukum, Ciri, Jenis, dan Haditsnya

Amanah Artinya (Foto: Parboaboa/Nada)

PARBOABOA – Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya. Sifat ini merupakan salah satu sifat yang wajib dimiliki oleh seorang rasul. Rasul memiliki sifat terpuji ini untuk diteladani umat manusia.

Ada 4 sifat wajib yang dimiliki rasul, di antaranya adalah sidiq, amanah, fatanah, dan tabliq. Sidiq artinya jujur, amanah artinya dapat dipercaya, fatanah artinya cerdas, dan tabliq memiliki arti menyampaikan.

Sifat amanah akan memberikan kebaikan kepada seseorang. Sebab, orang yang amanah akan mudah dipercayai orang lain. Lantas, coba jelaskan pengertian amanah!

Jika Anda masih bingung, berikut rangkuman tentang al amanah artinya dalam Islam dari berbagai sumber tentang arti amanah, ciri-ciri orang yang amanah, dan hadits tentang amanah.

Tunggu apalagi? Yuk, simak rangkumannya berikut ini!

Arti Amanah

Arti Amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Kata amanah artinya dapat dipercaya. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu amuna-ya’munu-amanatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanah adalah sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain.

Menurut ustadz Quraish Shibab, amanah adalah kepercayaan yang diberikan seseorang untuk dipelihara dan dijalankan sebaik mungkin. Dalam proses apapun, orang yang mendapatkan amanah harus menghindari kemungkinan menyia-nyiakan amanah itu, baik karena disengaja atau lalai menjaga amanah.

Amanah artinya sikap yang patut dilakukan. Perintah amanah disebutkan dalam Al Quran. Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَماناتِ إِلى أَهْلِها وَإِذا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كانَ سَمِيعاً بَصِيراً

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa:58).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa amanah artinya sifat seseorang yang mampu menjaga dengan baik kepercayaan yang diberikan orang tersebut. Sehingga, orang itu bisa dipercaya oleh orang lain.

Hukum Orang yang Tidak Amanah

Hukum Amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Melansir buku Para Musuh Allah: Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat oleh Rizem Aizid (2017), tidak amanah saat diberi mandat termasuk salah satu bentuk pengkhianatan terhadap saudara seiman.

Betapa tidak, seseorang yang memberikan mandat kepada orang lain, berarti ia telah mempercayai orang tersebut untuk menjalankan amanah yang dititipkannya. Karena itu, apabila orang yang diberi mandat kemudian tidak menjalankannya, berarti ia telah berkhianat terhadap si pemberi amanah.

Allah SWT sangat membenci orang yang tidak menjaga amanah. Hal ini sesuai dengan firman-Nya di dalam Al-Qur'an:

يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَخُونُواْ اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَنَتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu meng- khianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. al-Anfaal [8]: 27). 

Amanah tidak hanya berarti menjaga barang titipan atau rahasia orang lain, sebagaimana yang kita pahami selama ini. Amanah jauh lebih luas daripada itu. Jika Anda selama ini mengartikan amanah dengan menjaga sebaik-baiknya barang titipan atau rahasia orang yang diceritakan kepada Anda, itu tidak sepenuhnya salah, tetapi maknanya kurang luas.

Amanah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mulai agama, mental, materi, sosial, hingga akhlak. Dengan demikian, agama adalah amanah. Jiwa adalah amanah. Keluarga adalah amanah. Hak-hak anggota masyarakat adalah amanah, dan lain-lain. Allah SWT berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَنُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً

Artinya: "Sesungguhnya, Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, semuanya enggan memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya, manusia itu amat zhalim dan bodoh." (QS. la-Ahzab [33]: 72).

Sikap amanah artinya berkorelasi erat dengan keimanan. Orang beriman pasti memiliki sifat amanah. Sebaliknya, orang yang tidak amanah berarti lemah imannya, meskipun lidahnya menyatakan beriman.

Orang yang lemah imannya lebih dekat kepada kemaksiatan dan jauh dari Allah SWT. Padahal, orang yang jauh dari Allah SWT lebih mudah tergelincir ke jurang kemunafikan.

Lalu, apa balasan bagi orang yang tidak mengerjakan perintah Allah SWT tentang amanah tersebut? 

Balasan yang akan diterima oleh orang yang tidak amanah sudah sangat jelas, yakni laknat Allah SWT. Selain itu, ia juga akan dicap sebagai musuh-Nya pada hari kiamat. Orang yang tidak amanah termasuk orang munafik.

Sementara itu, di akhirat, orang yang tidak amanah akan kekal dalam siksa neraka. Dikisahkan oleh Umar bin Khathab RA bahwa ketika perang Khaibar sekelompok orang dari sahabat Nabi Muhammad SAW datang sambil berteriak, "Fulan telah (mati) syahid, Fulan telah syahid.” Hingga mereka melewati seseorang lalu berkata, "Fulan telah syahid."

Nabi Muhammad SAW pun kemudian menyela, seraya bersabda, "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya aku melihat orang itu ada di neraka disebabkan sebuah baju jubah yang dikorupsinya." (HR. Muslim)

Ciri-Ciri Orang Amanah

Ciri Amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Mengutip buku Nazhir Wakaf Kompeten & Amanah oleh HR. Daeng Naja (2023), seseorang yang memiliki sifat amanah artinya dapat dipastikan memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang baik, misalnya: jujur; tanggung jawab; tepat janji; tegas; sering dipercayakan tugas tidak biasa; dan lain sebagainya.

Salah seorang yang dirindukan surga adalah orang yang menjaga amanah. Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang menunaikan amanah dan menepati janji, mereka itulah yang mewarisi, yakni mewarisi Surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya." (QS. al-Mu'minun: 8-11). Karena itu salah satu ciri mukmin sejati adalah memiliki sifat dan sikap amanah.

Jenis-Jenis Amanah

Jenis Amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Melansir buku Para Musuh Allah: Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat oleh Rizem Aizid (2017), berdasarkan definisi amanah tersebut, dapat Anda pahami bahwa sejatinya amanah terbagi menjadi tiga jenis.

1. Amanah dalam Menunaikan Hak Allah SWT

Amanah dalam menunaikan hak Allah SWT berarti benar-benar menjauhi larangan-Nya, serta melaksanakan segala perintah-Nya. Amanah dalam menunaikan hak Allah SWT. merupakan amanah kubra (agung/besar) yang wajib dilaksanakan setiap muslim. Dari amanah inilah kemudian muncul jenis amanah-amanah yang lain.

2. Amanah Terhadap Nikmat dan Anugerah Allah SWT

Amanah terhadap nikmat dan anugerah-Nya berarti mensyukuri serta memanfaatkan segala nikmat dan anugerah-Nya di jalan yang benar.

Nikmat dan anugerah yang Dia berikan kepada setiap hamba-Nya bermacam-macam. Di antaranya berupa penglihatan, pendengaran, kesehatan, harta, kendaraan, anak, keluarga, jabatan, kekuasaan, dan lain-lain.

Pada dasarnya, segala nikmat dan anugerah yang Allah SWT berikan kepadanya merupakan sarana dalam menggapai ridha, atau bahkan murka-Nya. Setiap muslim wajib memanfaatkan semua nikmat-Nya demi merealisasikan tujuan penciptaan manusia di dunia. Yaitu, untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-Nya sebagai berikut:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. adz-Dzaariyaat [51]: 56).

3. Amanah dalam Menunaikan Hak-Hak Manusia

Jenis amanah yang ketiga berkaitan dengan hak-hak orang yang mesti dijaga serta ditunaikan. Adapun yang termasuk amanah jenis ini, di antaranya berupa titipan barang, harta, rahasia, kehormatan, amanah anak, keluarga, dan lain-lain. Salah satu firman Allah SWT tentang amanah jenis ketiga ini adalah:

وَإِن كُنتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَنٌ مَّقْبُوضَةٌ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُم بَعْضًا فَلْيُؤَدِ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَنَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَن يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ وَاثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ رج بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya: "Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa menyembunyikannya, sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui yang kamu kerjakan." (QS al-Baqarah [2]: 283).

Hadits Amanah dalam Islam

hadits Amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Banyak hadits yang menganjurkan tentang amanah artinya dapat dipercaya, yaitu:

a. Larangan bagi Orang yang Menyia-nyiakan Amanah

Dalam sebuah hadits diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwa, Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

Artinya: Dari Abu Hurairah radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; bagaimana maksud amanah disia-siakan? Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. Bukhari No. 6015).

Dalam hadits ini mengandung pengertian amanah artinya mereka harus memegang teguh orang yang beriman dalam segala urusan kehidupan. Baik ketika dihadapkan pada masalah pekerjaan, jual beli, ataupun menjadi seorang pemimpin.

b. Orang Amanah termasuk Mutashaddiqin

َ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الْأَمِينُ الَّذِي يُنْفِذُ وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِي مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلًا مُوَفَّرًا طَيِّبًا بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ

Artinya: Dari Abu Musa dari Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: “Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik).” Dan seolah Beliau bersabda: “Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin.” (HR. Bukhari)

c. Amanah Artinya Sifat yang Wajib ada pada Seorang Rasul

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سُفْيَانَ أَنَّ هِرَقْلَ قَالَ لَهُ سَأَلْتُكَ مَاذَا يَأْمُرُكُمْ فَزَعَمْتَ أَنَّهُ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالْوَفَاءِ بِالْعَهْدِ وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ قَالَ وَهَذِهِ صِفَةُ نَبِيٍّ

Artinya: Abdullah bin Abbas radliallahu anhuma mengabarkannya berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Sufyan bahwa Raja Heraklius berkata kepadanya: “Aku telah bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, lalu kamu menjawab bahwa dia memerintahkan kalian untuk shalat, bershadaqah (zakat), menjauhkan diri dari berbuat buruk, menunaikan janji dan melaksanakan amanah.” Lalu dia berkata; "Ini adalah di antara sifat-sifat seorang Nabi.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits di atas memberitahukan bahwa pemimpin bukan hanya seseorang yang memiliki kekuasaan ataupun orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya. Setiap kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri.

Alasan mengapa umat Islam harus memiliki sifat amanah artinya adalah supaya umat Islam mampu menjaga dan menjadi orang yang bisa dipercaya oleh orang lain.

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai amanah artinya dalam Islam. Amanah bukan hanya sekadar norma hukum, tetapi juga suatu panggilan moral dan etika bagi umat Muslim.

Kepercayaan, integritas, dan tanggung jawab yang diemban dalam setiap amanah artinya menjadi fondasi utama pembentukan karakter yang kuat dan berintegritas dalam kehidupan sehari-hari.

FAQ – Tentang Amanah

1. Kepada siapakah kita harus amanah?

Sifat amanah artinya dapat dipercaya dan ditunjukkan kepada Allah SWT, sesama manusia, kepada makhluk hidup dan kepada benda mati, bahkan kepada diri kita sendiri.

2. Sebutkan yang bukan hikmah dari sifat amanah!

Berikut ini adalah hikmah dari sifat amanah artinya dalam Islam, kecuali dikhianati. Istilah khianat menjadi lawan kata dari amanah, yaitu menjadi orang yang ingkar dan tidak bertanggung jawab.

3. Sebutkan contoh sifat amanah?

Beberapa contoh sifat amanah artinya dalam kehidupan sehari-hari adalah menyampaikan titipan sesuai dengan keadaan aslinya, menjadi benda yang dititipkan dengan baik, menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang diberikan, menjaga segala sesuai yang telah diberikan Allah.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS