Antisipasi Inflasi dan Cegah Stunting Lewat Gerakan Tanam Tanaman Cepat Panen

Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Tebing Tinggi mengkampanyekan Gerakan Tanam Tanaman Cepat Panen untuk mengatasi inflasi dan mencegah stunting. (Foto : Dok. Diskominfo Tebing Tinggi)

PARBOABOA, Tebing Tinggi - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Tebing Tinggi mengkampanyekan Gerakan Tanam Tanaman Cepat Panen untuk mengatasi inflasi dan mencegah stunting.

Selain itu, juga dilakukan upaya peningkatan produksi melalui pembuatan elisitor biosaka. Yakni, elisitor yang dibuat dari beberapa jenis gulma yang selama ini hanya dianggap oleh petani sebagai pengganggu tanaman.

Manfaatnya Biosaka sangat luar biasa, yaitu efisiensi biaya usaha tani, meminimalisir serangan hama dan penyakit, serta meningkatkan produksi.

Diselipkan pula pemberian bantuan berupa pupuk, bibit tanam, budidaya dalam ember, pemberian bantuan peningkatan gizi disela-sela sosialisasi Gerakan Tanam Tanaman Cepat Panen.

"Ini merupakan salah satu dari enam upaya pengendalian inflasi daerah. Jadi disini kita bersama Forkopimda, menindaklanjuti kegiatan itu. Kegiatan ini harus berkolaborasi, tidak bisa berdiri sendiri," kata Penjabat (Pj) Walikota Tebing Tinggi, Muhammad Dimiyathi, Jumat (24/02/2023).

Dimiyathi menyebut, bahwa pihak Pemko Tebing Tinggi sendiri melalui Dinas Perdagangan juga telah melaksanakan pasar pengendalian harga.

"Mudah-mudahan dengan apa yang kita canangkan hari ini tanaman cepat panen. Serta  inflasi nanti yang kita prediksi akan terjadi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri bisa kendalikan," imbuhnya.

Dimiyathi memastikan, menjelang Ramadan stok pangan masih mencukupi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Ketapang dan Pertanian, Marimbun Marpaung mengatakan, Dinas Ketapang dan Pertanian sebagai bagian dari Tim  Satuan Tugas Pangan dan Tim Pengendali Inflasi daerah mempunyai tanggung jawab selain untuk program pencegahan stunting dan juga mendukung Kota Layak Anak (KLA) di Kota Tebing Tinggi.

"Kita boleh kota lahan sempit, tapi kita harus memberdayakan masyarakat sehingga dapat menekan ongkos produksi. Artinya kita mulai dari rumah tangga menjadi perhatian tim Satgas Pangan tidak hanya kita berpangku kepada stok di pasar saja, tetapi juga di tingkat produsen menjadi perhatian kami," ujarnya.

Marimbun menambahkan, pihaknya mempunyai tanggung jawab untuk peningkatan produksi pertanian. Bagaimana mengedukasi masyarakat untuk mengurangi ongkos produksi dengan memberikan edukasi berupa bio enzim, eku enzim, dan juga biosaka.

"Itu juga yang sudah kita lakukan kepada masyarakat agar kita tidak usah perlu takut inflasi. Inflasi akan tertekan sendiri bila kita melaksanakan pengolahan pertanian kita secara kontinyu di lapangan. Minimal ongkos produksi di tingkat rumah tangga bisa dikendalikan," pungkasnya.

Editor: Betty Herlina
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS