PARBOABOA, Washington - Pemerintah Amerika Serikat pada Senin waktu setempat meyakini jika Rusia berpaling kepada Iran untuk menyediakan "ratusan" pesawat tanpa awak (drone) bersenjata untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Dilansir Arab News, Selasa (12/7/2022), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyebut, belum jelas apakah Iran telah menyediakan pesawat tanpa awak bagi Rusia.
Tetapi, menurut Sullivan, AS memiliki "informasi" yang mengindikasikan bahwa Iran tengah bersiap untuk melatih tentara Rusia menggunakan peralatan perang itu, secepatnya bulan ini.
"Informasi kami mengindikasikan jika pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan beberapa ratus UAV (unmanned aerial vehicle/pesawat tanpa awak) bagi Rusia. Termasuk UAV yang dapat dipersenjatai dalam rentang waktu tertentu," kata Sullivan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin.
Menurutnya, ini merupakan bukti bahwa gempuran Rusia di Ukraina telah berdampak pada kurangnya cadangan persenjataan mereka sendiri.
Ramalan Sullivan itu disampaikan di tengah kunjungan Presiden Joe Biden ke Israel dan Arab Saudi, di mana program nuklir Iran bakal menjadi salah satu topik pembahasan.
Sullivan menekankan bahwa Iran sebelumnya pernah menyediakan drone serupa kepada kelompok pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang Arab Saudi sebelum gencatan senjata tercapai pada awal tahun ini.
Sementara itu, serangkaian ledakan besar mengguncang Kota Nova Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina, yang diduduki Rusia pada Senin malam.
Itu merupakan ledakan besar kedua dalam empat hari terakhir di kota tersebut. Nova Kakhovka merupakan kota penting yang menyimpan bendungan pembangkit listrik dan memasok air ke Crimea melalui kanal utara.
Serhiy Khlan, pejabat Ukraina yang juga anggota dewan regional Kherson, melalui akun Facebook-nya mengatakan, "Depot persenjataan Rusia di Ukraina sudah berkurang satu."
Ia juga mengingatkan penduduk Nova Kakhovka untuk tidak berkeliaran di luar rumah. "Jaga diri Anda dan jangan mendekat ke lokasi ledakan," ujarnya.