PARBOABOA, Medan – Sebanyak 2000 babi yang berada di Kota Medan dan Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) dilaporkan mati mendadak sejak September 2022 lalu. Balai Venteriner Medan menyebutkan peristiwa itu terjadi lantaran munculnya wabah flu babi.
"Dari sampel laboratorium yang sudah kami terima, bahwa benar penyakit pada ternak tersebut merupakan virus H1N1," kata Kepala Balai Venteriner Kota Medan, Azfirman, melansir Tribun Medan, Rabu (30/11/2022).
Azfirman mengatakan, pihaknya tengah melakukan uji sampling untuk babi yang berada di KAbupaten Serdang Bedagai (Sergai). Hal itu dilakukan guna mengetahui sampai sejauh mana virus tersebut telah menyebar.
"Ini agar ada upaya penanggulangan yang dapat dilakukan nantinya," ucapnya
Dia pun menjelaskan, gejala kasus flu babi sendiri masih tetap sama seperti yang marak terjadi pada 2019 lalu.
Adapun beberapa gejalanya berupa, demam, tidak mau makan, pendarahan di bagian dada, perut, dan pada babi jantan akan muncul kemerahan pada kelamin, sementara pada betina puting susunya mengalami kemerahan.
Terkait hal ini, ia mengimbau kepada para peternak untuk melakukan pencegahan awal, seperti memisahkan babi yang sehat dengan yang sakit.
"Jadi langkah yang dilakukan, jika ada ternak yang terpapar bisa dengan memisahkan hewan yang sakit dari yang sehat dan menyemprotkan disinfektan agar tidak menular, " katanya
Azfirman menilai, kasus ini kembali muncul lantaran adanya ternak dari kawasan lain yang masih terpapar virus masuk ke wilayah tersebut. Sehingga, hal itu menjadi pemicu penyebaran dari flu babi sendiri.
"Dugaan mungkin dari pedagang lain yang masih terpapar datang ke suatu lokasi, sehingga virus itu kembali tersebar," sebutnya.
Namun begitu, ia menegaskan bahwa penyakit tersebut tidak dapat menular ke hewan lain ataupun ke manusia. Virus itu hanya menyerang hewan ternak babi saja.
Di sisi lain, Ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia (GPBI) Heri Ginting mengatakan, sejauh ini ada dua wilayah yang dilaporkan terpapar flu babi, yakni Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
"Dari dua wilayah Kota Medan dan Deliserdang, sampai saat ini yang melaporkan kematian ternaknya sebanyak dua ribu ekor babi," katanya.
Ia pun mengharapkan, pemerintah dapat segera memberikan solusi maupun vaksi untuk menanggulangi virus yang menyerang hewan ternak tersebut.