PARBOABOA – Sebagian besar masyarakat tentu sudah tidak asing lagi dengan gas air mata. Namun bagi Kamu yang belum mengetahuinya, gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.
Di Indonesia sendiri, gas air mata biasanya digunakan untuk memecah demonstrasi ataupun kericuhan. Seperti yang terjadi pada pertandingan sepak bola Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) lalu, menyisakan tragedi yang mendalam. Dimana, ratusan orang mengalami luka-luka bahkan meninggal dunia akibat kericuhan dan tembakan gas air mata.
Efek Gas Air Mata Bagi Kesehatan Tubuh
Di balik tujuan keamanan di atas, tembakan gas air mata sangat berbahaya bagi tubuh, baik jangka pendek maupun panjang.
Berikut ini beberapa efek gas air mata jangka pendek atau bisa bisa dirasakan bagi seseorang yang terpapar langsung, diantaranya :
- Gangguan penglihatan; perih, sensasi terbakar, menangis
- Iritasi saluran pernapasan, dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru
- Sesak napas
- Kesulitan menelan
- Mual dan muntah
- Mengi
- Nyeri di kulit
- Ruam
Efek di atas, umumnya akan hilang dalam waktu 15-20 menit. Namun, untuk efek jangka panjangnya dapat mengakibatkan risiko cedera permanen yang serius, bahkan bisa juga berujung pada kematian.
Risiko jangka panjang tersebut dapat ditandai dengan kondisi gejala yang tetap dirasakan seseorang, meski telah meninggalkan area yang terpapar. Seseorang dengan penyakit pernafasan, seperti asama dan penyakit paru obstruktif kronik dinilai memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala serius setelah terkena gas air mata.
Mengutip dari Medical News Today, sebuah penelitian di tahun 2017 menunjukkan efek paparan gas air mata, diantaranya:
- Kebutaan
- Kerusakan otak
- Amputasi anggota tubuh
- Luka bakar kimia
- Gagal napas
- Gangguan kesehatan mental
- Kematian
Kandungan Gas Air Mata
Setelah mengetahui efek jangka pendek maupun jangka panjang gas air mata bagi kesehatan, Kamu pastinya penasaran terhadap kandungan dari gas air mata tersebut. Mengutip dari artikel Kompas, gas air mata sebenarnya berbentuk bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus setelah ditembakkan.
Gas air mata bekerja dengan mengaktifkan reseptor sakit yaitu TRPA1 atau TRPV1. Dilansir dari Scientific American, TRPA1 diaktifkan dengan agen 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Ini adalah senyawa kimia dengan kandungan klor.
Senyawa tersebut bereaksi secara kimia dengan molekul dan protein tubuh manusia yang mengakibatkan sensasi terbakar, perih, hingga memicu keluarnya air mata. Selain gas CS, TRPA1 juga dapat aktif dengan agen lain yang lebih kuat, yaitu dibemzoxazepine atau gas CR dan Kloroasetofenon (gas CN).
Berbeda dengan TRPA1 yang menggunakan pengaktif berupa bahan kimia, TRPV1 justru berupa semprotan merica. Senyawa utamanya berasal dari capsicin yang terdapat pada cabai. TRPV1 mengakibatkan sensasi pedas dan perih di mata.
Selain itu, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua bagian, yakni gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis).
Nah, itulah seputar informasi terkait bahaya dan kandungan dari gas air mata yang dapat PARBOABOA sajikan. Jika Kamu berada di lokasi yang sedang terpapar gas air mata, sebaiknya segera menghindar untuk mencegah efek jangka pendek dan jangka panjang dari paparan gas air mata. Semoga Bermanfaat!
Editor: -