Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Naik 5,3 Persen

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (PARBOABOA/Apri Siagian)

PARBOABOA, Jakarta – Kenaikan ekspor serta semakin membaiknya permintaan domestik, khususnya konsumsi swasta, menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih tinggi.

Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan Februari 2023, Kamis (16/2/2023).

Perry mengatakan, secara spasial pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 2022 terjadi di wilayah Indonesia yaitu, Sulawesi-Maluku, Papua, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Sumatra.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagaimana kita ketahui pada triwulan IV 2022 tercatat tinggi sebesar 5,01 persen year on year (YOY), sehingga secara keseluruhan tahun 2022 tercatat tinggi yaitu 5,31 persen yoy. Jauh meningkat dari capaian sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy," kata Perry.

Untuk 2023, dikatakan Perry, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa dalam kisaran 4,5 sampai dengan 5,3 persen.

"Hal ini didukung oleh kinerja ekspor yang berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong oleh pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok," ujarnya.

Perry menyebutkan, investasi juga diperkirakan membaik karena didorong oleh perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk penanaman modal asing (PMA) serta penyelesaian proyek strategis nasional yang berlanjut.

Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2022 diperkirakan mencatat surplus ditopang oleh surplus transaksi berjalan pada kisaran 0,4 sampai 1,2 persen dari PDB di tengah defisit transaksi modal dan finansial akibat tingginya ketidakpastian pasar Keuangan global.

"Perkembangan terkini menunjukkan neraca perdagangan Januari mencatat surplus cukup tinggi sebesar 3,87 miliar dollar AS dipengaruhi oleh ekspor non minyak dan gas (Migas) yang tetap kuat," jelasnya.

Perry menjelaskan, aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik juga meningkat tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 6 miliar dollar AS hingga 14 Februari 2023.

"Disisi lain, BI mencatat posisi cadangan devisa akhir Januari 2023 meningkat tinggi menjadi 139,4 miliar dollar AS setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas kecukupan internasional berada di 3 bulan impor," kata Perry.

Secara keseluruhan, kata Perry, prospek NPI 2023 diperkirakan tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB.

Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio.

"Sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan iklim investasi di dalam negeri yang tetap baik," ujar Perry.

Editor: Betty Herlina
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS