PARBOABOA, Jakarta – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara melakukan unjuk rasa di sekitar Patung Kuda arah Istana Negara, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (1/9).
Dari pantauan Parboaboa, demo tersebut berlangsung ricuh. Mereka merusak kawat berduri yang dipasang aparat di sekitar Patung Kuda. Mereka juga membakar benda mirip keranda di atas kawat berduri itu.
Tak hanya itu, spanduk yang mereka bawa juga dibakar di atas kawat berduri. Dari mobil komando, salah satu orator meminta mahasiswa untuk terus maju bergerak ke kantor Jokowi di Istana.
“Maju kawan-kawan robohkan, tidak ada kata mundur pastikan kita selalu maju untuk lawan ketidakadilan di negara ini,” kata orator
“Kawan-kawan maju robohkan blokade,” imbuh orator.
Mendengar seruan itu, mereka lantas maju dan menginjak kawat berduri yang dipasang. Dua lapis kawat berduri pun rusak.
Aparat lalu memasang barikade berbaris di depan kawat berduri yang telah rusak. Beberapa meter di belakang aparat, juga dipasang barrier atau pembatas jalan. Para aparat bahkan telah meminta mahasiswa untuk menghentikan aksinya.
Sementara itu, Koordinator Pusat BEM Nusantara, Ahmad Faruuq menyampaikan bahwa aksi mereka hari ini membawa sejumlah tuntutan ke pemerintah dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Yang pertama, gabungan mahasiswa tersebut menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pertalite dan solar.
Mereka menilai, dengan naiknya harga BBM maka akan berefek terhadap ekonomi masyarakat terutama kelas menengah ke bawah.
Para mahasiswa juga meminta agar pemerintah mengevaluasi kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dalam penyaluran BBM subsidi.
Dan menindak tegas terhadap penyelewengan penyaluran karena pembengkakan harga BBM terjadi akibat subsidi yang tidak tepat sasaran.
Mengacu pada riset BKF, sebanyak 60 persen masyarakat kaya menikmati 70,3 persen bbm subsidi. Sedangkan 40 persen masyarakat kalangan bawah hanya menikmati 20 persen dari bbm bersubsidi.
“Meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dalam penyaluran BBM subsidi," kata Faruuq, Kamis (1/9).
"Serta menindak tegas terhadap penyelewengan penyaluran karena pembengkakan harga BBM terjadi akibat subsidi yang tidak tepat sasaran,” lanjutnya.
Selain itu, massa pun menuntut pemerintah untuk transparansi saat mendistribusikan kuota BBM subsidi kepada masyarakat agar tidak mengalami mis-subsidi BBM.
Bahkan, mereka meminta agar dalam waktu dekat pemerintah segera merumuskan roadmap jangka panjang transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
“Menuntut pemerintah agar dalam waktu dekat segera merumuskan roadmap jangka panjang transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Saat demo berlangsung, pihak kepolisian sempat menutup Jl. Medan Merdeka Barat yang akhirnya mengakibatkan arus lalu lintas dari Jl. Medan Merdeka Timur menuju Jl. Dr. Sutomo lumpuh pada sekitar pukul 16.35 WIB. Kemacetan baru mereda ketika bus rombongan mahasiswa yang terakhir bergerak pulang pada pukul 17.22 WIB.