PARBOABOA - Tahukah kamu? Berbohong merupakan sebebuah perilaku yang tercela dan sangat dibenci oleh Allah SWT.
Orang yang suka berbohong biasanya sangat sulit dipercaya kata-katanya, ia merupukan tipikal orang yang sangat suka menebar hoax atau hah-hal yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan sikap amanah. Jika amanah artinya adalah sikap sesorang yang dapat dipercaya, maka berbohong adalah kebalikannya.
Biasanya, orang akan berbohong karena dua alasan, yang pertama adalah karena memang sudah niat, dan yang kedua adalah karena faktor tertentu.
Lantas, bagaimana jadinya jika seseorang berbohong demi kebaikan? Apakah hal tersebut diperbolehkan?
Berbohong Demi Kebaikan Dalam Islam, Bolehkah?
Pada hakikatnya, sifat berbohong dalam ajaran Islam hukumnya adalah haram dan tidak diperbolehkan, sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Qur’an surah al-Hajj :
وَاجْتَنÙبÙوْا قَوْلَ الزّÙوْر٠ۙ
Artinya:
“Dan jauhilah perkataan dusta.” (Q.S Al-Hajj ayat 30)
Sedangkan padangan mengenai perilaku berdusta menurut sebuah hadis adalah sebagai berikut ini.
وإÙيَّاكÙمْ وَالْكَذÙبَ ÙÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ الْكَذÙبَ يَهْدÙÙŠ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الْÙÙجÙور٠وَإÙÙ†ÙŽÙ‘ الْÙÙجÙورَ يَهْدÙÙŠ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ النَّارÙ
Artinya:
“Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta menuntun orang kepada kejahatan, dan kejahatan membimbing orang ke neraka.” (H.R Muslim)
Berdasarkan penjelasan ayat dan juga hadist diatas, dapat kita simpulkan bahwa berbohong merupakan sebuah perilaku yang buruk dan juga tecela.
Namun, beda halnya jika berbohong demi kebaikan. Banyak orang yang bertanya mengenai, “Bolehkah kita berbohong demi kebaikan”?
Memang benar, pada dasarnya berbohong merupakan sebuah tindakan yang salah dan dilarang oleh agama, namun Syekh Ibnu Abdur Rahman dalam kitabnya Taudiihul Ahkam min Buluughil Maraam mengutip perkataan imam Nawawi yang mengatakan bahwa boleh berbohong jika tujuannya baik.
اعلم أن الكذب وإن كان أصله Ù…Øرما Ùيجوز ÙÙŠ بعض الأØوال Ùكل مقصود Ù…Øمود يمكن تØصيله بغير الكذب ÙŠØرم الكذب Ùيه، وإن لم يمكن تØصيله إلا بالكذب جاز الكذب، ثم إن كان تØصيل ذلك المقصود مباØا كان الكذب مباØا، وإن كان واجبا كان الكذب واجبا
Artinya:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya berbohong, walaupun pada dasarnya hukumnya haram, namun ia boleh dilakukan dalam beberapa kondisi tertentu. Setiap tujuan yang baik jika masih memungkinkan diperoleh tanpa berbohong, maka berbohong dalam kondisi demikian hukumnya haram. Namun jika tujuan yang baik itu tidak mungkin diperoleh kecuali dengan berbohong, maka hukum berbohong adalah boleh. Jika tujuan yang baik itu bersifat mubah, maka berbohong hukumnya mubah, dan jika tujuan yang baik itu bersifat wajib, maka berbohong hukumnya wajib.” (Ibnu Abdur Rahman, Taudiihul Ahkam min Buluughil Maraam, jus 7 hal 473)
Dalil yang imam Nawawi gunakan adalah hadis dari Umi Kulsum riwayat imam Bukhari.
ليس الكذاب الذي ÙŠØµÙ„Ø Ø¨ÙŠÙ† الناس Ùينمي خيرا أو يقول خيرا
Artinya:
“Bukan termasuk pendusta, orang yang berbohong dalam rangka mendamaikan antar sesama manusia. Dia menumbuhkan kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (Ibnu Abdur Rahman, Taudiihul Ahkam min Buluughil Maraam, jus 7 hal 473)
Masih dalam kitab yang sama, imam Muslim juga meriwayatkan hadis Nabi dari Umi Kulsum menggunakan redaksi yang berbeda:
لَمْ أَسْمَعْ ÙŠÙرَخَّص٠ÙÙÙŠ شَيْء٠مÙمَّا ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠النَّاس٠كَذÙبٌ Ø¥Ùلَّا ÙÙÙŠ ثَلَاثÙ: الْØَرْبÙØŒ وَالْإÙصْلَاØ٠بَيْنَ النَّاسÙØŒ ÙˆÙŽØَدÙيث٠الرَّجÙل٠امْرَأَتَه٠وَØَدÙيث٠الْمَرْأَة٠زَوْجَهَا
Artinya:
“Aku belum pernah mendengar Nabi mentolerir sesuatu yang oleh orang disebut kebohongan kecuali dalam tiga kondisi; pada saat perang, mendamaikan dua orang, dan perkataan suami kepada istri, atau perkataan istri kepada suami.” (Ibnu Abdur Rahman, Taudiihul Ahkam min Buluughil Maraam, jus 7 hal 473)
Berdasarkan beberapa riwayat hadi mengenai “Bolehkah berbohong demi kebaikan?”, Qadi ‘Iyad mengatakan bahwa tidak ada perbedaan di kalangan ulama tentang kebolehan berbohong pada tiga kasus di atas.
Maka dapat disimpulkan bahwa, berbohong demi kebaikan merupakan sesuatu hal yang tidak disalahkan oleh agama. Alasan apa yang membuatmu berbohong hanya kamu dan Allah SWT sajalah yang tahu.