Telan Rp3 Miliar, Bronjong dan Tembok Penahan Jalan di Simalungun Rampung Dibangun

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), telah merampungkan pembangunan bronjong dan tembok penahan jalan di bilangan Jalan Jon Horailam Saragih, Kelurahan Raya, Kecamatan Pematang Raya. (Foto: PARBOABOA/Patrick)

PARBOABOA, Simalungun - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, Sumatra Utara (Sumut), telah merampungkan pembangunan bronjong dan tembok penahan jalan di bilangan Jalan Jon Horailam Saragih, Kelurahan Raya, Kecamatan Pematang Raya.

Kepala Bidang Rehibilitasi dan Rekontruksi (RR) BPBD Kabupaten Simalungun, Rudy Erwandy Saragih mengatakan, pembangunan bronjong dan tembok penahan tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp3 miliar dan merupakan proyek untuk mengantisipasi bencana longsor yang sering terjadi di daerah tersebut.

"Hasil perhitungan volume pekerjaan secara keseluruhan sebesar Rp3 miliar, dan sudah selesai pada pertengahan Maret kemarin," ucap Rudy kepada Parboaboa. Sabtu (8/4/2023).

Ia menjelaskan, dalam proyek pembangunan ini ada lima tahapan pengerjaan, di mana  tahap awal merupakan pekerjaan Box Culverd  dengan panjang 11 meter dimensi 3 m x 3 m yang dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022.

Kemudian, pengerjaan dilanjutkan dengan pembangunan tembok penahan tanah kantilever sepanjang 27 meter dengan tinggi 7 meter.

Pada tahapan ketiga dan keempat, diteruskan dengan penimbunan tanah 3.700 meter kubik dan \bronjong 670 meter kubik.

Rudy mengklaim, pengerjaan kedua tahapan ini menelan biaya yang cukup tinggi, dibanding  tahapan-tahapan lainnya. Namun begitu, ia tidak merinci secara pasti berapa jumlah biaya yang dikeluarkan.

"Tahapan ini bisa dikatakan memakan biaya dan waktu yang cukup tinggi dalam penyelesaian, sehingga lonjakan anggaran berasal dari sini untuk merampungkan," katanya.

Ia menambahkan,  pengerjaan parit drainase sebagai aliran air hujan dengan panjang 50 m dan perbaikan Rigid Pavement/ lapisan beton cor jalan yangg rusak, menjadi tahapan akhir yang dilakukan dalam proyek tersebut.

"Sejatinya kegiatan anggaran yang berasal dari BTT itu tidak ada rancang bangun rinci Detail Engineering Design ( DED) awalnya, namun bisa kita sampaikan tahapan demi tahapan sesuai dengan pengerjaan dan anggaran, kami tidak ingin dianggap mengambil untung atas anggaran yang diberikan," tuturnya.

Rudy pun mengimbau, agar masyarakat senantiasa waspada dalam menghadapi bencana dan untuk memperhatikan topografi wilayah serta material tanah yang digunakan.

"Harapan ke depannya, agar masyarakat bersama- sama bisa menjaga dan memelihara bangunan yang telah dibangun tersebut guna mengantisipasi bencana lainnya," pungkasnya.

Editor: Ibrahim Arsyad
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS