PARBOABOA - Geguritan merupakan karya sastra jawa yang berbentuk puisi. Jadi Geguritan adalah puisi dalam bahasa jawa. Mengutip buku Geguritan Tradisional Dalam Sastra Jawa yang disusun Dhanu Priyo Prabowo dkk (2020), mulanya geguritan mempunyai kaidah tertentu yang mengatur bentuknya secara ketat.
Pengertian Geguritan
Gaya Bahasa Perulangan Pada Antologi Geguritan ”Garising Pepesthen” oleh Nofita Handayani (2012), Subalidinata menyatakan bahwa: “Geguritan yaiku iketaning basa kang memper syair, mula ana sing ngarani syair Jawa gagrag anyar.” artinya Geguritan adalah susunan bahasa seperti syair sehingga ada yang mengatakannya sebagai syair Jawa cara baru.
Ada banyak tema geguritan bahasa jawa yang dapat dibuat, misalnya tema terkait pendidikan di sekolah, alam, lingkungan, hingga tema kepahlawanan. Berikut adalah beberapa contohnya.
Struktur Geguritan
Struktur geguritan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu struktur fisik dan batin. Berikut penjelasan lengkap mengenai struktur fisik dan batin geguritan yang dihimpun dari jurnal berjudul Struktur Geguritan karya Rizky Budi Prasetia.
1. Struktur Fisik
Struktur fisik adalah unsur yang bersifat tampak pada susunan katanya. Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajinasian, kata kongkret, majas, versifikasi, dan tipografi.
1. Diksi, yaitu pemilihan kata oleh pengarang dalam penulisan geguritan. Geguritan adalah karya sastra yang setiap katanya digunakan untuk mengungkapkan makna-makna tertentu. Oleh karena itu, kata-kata dalam geguritan harus dipilih secermat mungkin.
2. Pengimajinasian, yaitu susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Pengimajinasian ini bertujuan agar pembaca seakan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami pengarang.
3. Kata konkret, yaitu kata-kata yang memiliki makna atau acuan yang bisa dirasakan, didengar, dilihat, atau dicium oleh para indera manusia. Kata konkret ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya, kata konkret "rawa" dapat melambangkan tempat kotor.
4. Majas, yaitu bahasa berkias yang dapat menimbulkan konotasi tertentu. Majas menjadikan geguritan terkesan prismatis, artinya kaya akan makna.
5. Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada geguritan, baik di awal, di tengah, maupun di akhir setiap baris. Ritme adalah alunan yang terjadi karena perulangan kesatuan bunyi. Metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata di setiap baris.
6. Tipografi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, kata, dan bunyi untuk menghasilkan bentuk fisik yang mendukung isi, rasa, dan suasana dalam geguritan.
2. Struktur Batin
Struktur batin adalah unsur pembangun yang tidak tampak langsung dalam penulisan katanya. Struktur batin terdiri dari tema, nada, perasaan, dan amanat.
1. Tema, yaitu pokok pikiran atau dasar cerita yang diungkapkan pengarang.
2. Nada, yaitu sikap seorang pengarang terhadap geguritannya. Nada merupakan tone yang dipakai pengarang dalam mengungkapkan pokok pikiran atau tema. Pengarang dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, dan lain sebagainya.
3. Perasaan, yaitu sikap pengarang terhadap pokok masalah yang ada dalam geguritannya.
4. Amanat, yaitu gagasan yang mendasari karya sastra. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
Contoh Geguritan Bahasa Jawa Singkat
Simak kumpulan contoh geguritan bahasa Jawa singkat berikut ini agar kamu tidak kesulitan saat diminta membuat geguritan dengan tema-tema khusus.
1. Geguritan Tema Pendidikan Sekolah
Sekolah papan panggonan ngangsu kawruh
Wiwit esuk tekan sore
Guru ngajari siswa kanthi sabar
Supaya dadi manungsa kang migunani
2. Geguritan Tema Sekolah
Sekolahku,
Panggonku ngangsu kawruh
Dididik dening guru
Amrih dadi bocah kang mituhu
Sekolahku,
Gedungmu ora megah
Tegelmu dudu keramik
Nanging kenanganmu tansah takeling-eling
3. Geguritan Tema Guru
Guruku,
Lakumu saben dina taktiru
Dadi tuladha kanggo awakku
Amarga sliramu sugih ilmu
Guruku,
Sifatmu kang sabar
Sanajan aku ora bisa cepet paham
Bakal dadi semangatku kanggo tetep sinau
4. Geguritan Tema Alam
Sembah nuwun konjuk Gusti
Ingkang kuwasa nyiptakake bumi
Sumringah lan bungah atiku
Nyawang ciptan kang agawe pikiran endah
Sembah nuwun, Gusti
Ingkang aweh rasa tresna marang manungsa
Supaya melu ngrumat alam
Lan ora tumindak ala uga ngrusak
5. Geguritan Tema Lingkungan
Nalika aku mlaku-mlaku
Mripatku nyawang ijone wit-witan
Hawane seger, marai ati ayem
Sanajan dudu aku sing nandur
Aku tetep bisa lungguh ing sangisore
6. Geguritan Tema Pahlawan
Indonesiaku
Pitung puluh pitu tahun mardika
Bebas saka landa
Amarga pahlawan kang tumandang nggawa senjata
Saiki
Perang wis purna
Cah enom ora entuk males
Perjuangane saiki dudu ngalahake mungsuh
Nanging, ngalahake rasa males sajroning dhiri pribadhi