Cuaca Panas di Simalungun Ganggu Pertanian dan Berpotensi Karhutla

Kondisi Lahan Pertanian di Simalungun Akibat Cuaca Panas Ekstrim (Foto: PARBOABOA/Pranoto)

PARBOABOA, Simalungun - Cuaca panas disertai angin kencang melanda Kabupaten Simalungun dalam dua pekan terakhir.

Keadaan ini berdampak terhadap aktivitas pertanian hortikultura. Pertumbuhan tanaman menjadi terganggu karena lahan yang kering akibat panas.

Seperti yang dialami Esmelina Saragih (46), petani asal Nagori Sigodang, Kecamatan Panei, Simalungun.

Hujan yang tak kunjung turun di daerah ini membuat Esmelina terpaksa menunda menanam jagung meskipun lahan miliknya telah dilakukan pengolahan tanah berupa pembersihan dan penaburan kapur dolomit.

"Kalau belum hujan, percuma kita tanam karena benihnya gak akan bisa tumbuh," ujarnya kepada PARBOABOA, Senin (29/7/2024).

Situasi yang sama juga dialami Wakidi (50), petani yang tinggal di Nagori Bukit Rejo, Kecamatan Sidamanik.

Terhitung sudah tiga minggu ini lahan jagung yang baru ditanamnya pada awal Juli lalu belum pernah diguyur hujan.

Akibatnya, jadwal pemupukan tahap pertama harus ditunda. Wakidi mengatakan tidak ingin mengambil risiko dengan memaksakan pemupukan di kala musim panas.

Menurutnya, pupuk hanya akan efektif diserap oleh tanaman saat curah hujan normal.

"Kalau hujan normal, jagung ini akan bagus pertumbuhannya, seperti musim tanam pertama tahun ini," kata Wakidi kepada PARBOABOA.

Tak ayal, jagung yang ditanam Wakidi saat ini mulai mengalami gejala kekurangan air.

Daunnya mulai melingkar dan kekuningan karena tidak maksimalnya proses fotosintesis pada tanaman.

Petani jagung di Simalungun seolah tidak lepas dari kesulitan. Data yang dihimpun oleh PARBOABOA sebelumnya menunjukkan harga jagung di Simalungun juga mengalami penurunan yang mengakibatkan sejumlah petani merugi.

Menanggapi situasi ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Simalungun, Robert Pangaribuan mengatakan cuaca panas ekstrem di Simalungun berpotensi menurunkan hasil produktivitas pertanian hortikultura, termasuk jenis sayur-sayuran yang banyak ditanam oleh petani di Simalungun.

Untuk itu, pihaknya berharap pemanfaatan irigasi sprinkler dapat optimal di lahan pertanian.

Irigasi ini merupakan metode penyiraman dengan sistem yang fleksibel menggunakan pipa air yang terintegrasi langsung dengan sumber air.

"Keadaan ini (cuaca panas) perlu diwaspadai, termasuk pada tanaman hortikultura seperti padi dan jagung," kata Robert kepada PARBOABOA, Senin (29/7/2024).

Potensi Kebakaran Lahan

Tidak hanya berdampak terhadap sektor pertanian, cuaca panas disertai angin kencang juga berpotensi mengakibatkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Data yang dihimpun PARBOABOA menunjukkan Karhutla telah terjadi di sejumlah wilayah yang berdekatan dengan Kabupaten Simalungun.

Seperti di Kabupaten Samosir dan Kabupaten Dairi yang sampai saat ini diperkirakan telah menghanguskan ratusan hektare kawasan hutan dan lahan di kawasan dekat Danau Toba.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simalungun, Manaor Silalahi, mengatakan pihaknya saat ini tengah fokus melakukan kegiatan patroli pencegahan karhutla yang difokuskan di wilayah sekitar Danau Toba di Simalungun.

Menurut Manaor, topografi di sekitar Danau Toba yang didominasi perbukitan dan ilalang berpotensi tinggi untuk terbakar.

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat khususnya yang berdomisili di dekat kawasan Danau Toba untuk meningkatkan kewaspadaan saat menyalakan api, termasuk sigap melaporkan saat ada tanda-tanda kebakaran.

"Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung juga kita optimalkan, selain juga berkoordinasi dengan instansi lain," kata Manaor saat dihubungi PARBOABOA, Senin (29/7/2024).

Manaor juga meminta masyarakat untuk turut aktif mencegah kebakaran lahan dengan tidak melakukan pembakaran lahan untuk pertanian.

Menurut Robert, angin yang kencang akan berpotensi membuat api semakin membesar dan meluas hingga tidak terkendali.

"Operasi gabungan bersama TNI, POLRI, dan masyarakat telah kami kerjakan di kawasan Sipiso-piso agar kebakaran tidak meluas," ujar Manaor.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS