Apa itu Deja Reve? Berikut Pengertian, Jenis, dan Faktor Penyebabnya

Deja Reve (Foto: Pinterest/Neozone)

PARBOABOA- Deja reve adalah sebuah istiah yang mirip dengan Dejavu.

Dalam konteks psikologi dan pengalaman manusia, istilah ini merujuk pada pengalaman ketika seseorang merasa bahwa suatu momen atau situasi yang sedang dialaminya telah terjadi sebelumnya dalam mimpi mereka.

Deja reve adalah suatu hal unik yang terjadi dalam reseptor otak yang menyebabkan seseorang pernah merasakan suatu hal di alam mimpi.

Pada pembahasan kali ini Parboaboa telah merangkum berbagai informasi mengenai fenomena tersebut. Untuk itu simak informasinya hingga selesai, ya.

Apa Itu Deja Reve?

Pengertian Deja Reve (Foto: Parboaboa/Ratni) 

Deja reve adalah istilah yang berasal dari bahasa Prancis yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai telah bermimpi.

Istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah pengalaman, yang mana pengalaman ini mendeskripsikan sensasi perasaan seperti kamu telah memimpikan sesuatu sebelum hal itu pernah terjadi di dunia nyata.

Fenomena ini terjadi jauh lebih misterius dibanding fenomena dejavu, karena situasinya terjadi di alam mimpi.

Pada kasus dejavu hal ini mungkin saja bisa terjadi sebagai bentuk malfungsi otak, gangguan memori yang pernah dialami atau hal lain yang berkaitan dengan sebuah kenangan.

Sementara pada kasus deja reve, dapat terjadi karena sesuatu yang serupa terjadi, namun kondisi terjadinya di alam mimpi ketika seseorang mencoba mengingat-ingat kenangan dari masa lalu.

Terdapat sebuah studi dari Brain Stimulation yang menemukan bahwa fenomena ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami rangsangan listrik pada lobus temporal medial otak mereka.

Bagian otak itu berkontribusi besar dalam ingatan episodik, atau ingatan jangka panjang tertentu, seperti mengingat dengan spesifik bagaimana momen kamu bertemu dengan idolamu atau momen-momen indah lainnya.

Hal itu lah yang memungkinan besar menjadi alasan kuat mengapa orang yang mengalami fenomena ini bisa mengingat kembali mimpi dengan sangat detail.

Namun, studi ini masih belum sepenuhnya dapat mendefinisikan fenomena tersebut dan perlu untuk melakukan riset mendalam terkait fenomena ini.

Satu hal penting yang perlu dicatat jika kamu pernah mengalami fenomena tersebut, kamu tak perlu khawatir karena fenomena ini masih menjadi hal yang normal dialami oleh seseorang.

Jenis-jenis Deja Reve

Jenis-jenis Deja Reve (Foto: Parboaboa/Ratni) 

Belum ada banyak studi yang cukup untuk mengungkapkan apa itu fenomena ini secara eksplisit.

Fenomena sebenarnya adalah istilah umum yang mencakup tiga hal berbeda yang dapat dialami seseorang, seperti yang dijelaskan dalam laman resmi Mind Body Green.
Jenis-jenis deja reve adalah sebagai berikut:

1. Deja Reve Episodik

Menurut penelitian, jenis ini adalah ingatan akan mimpi tertentu. 

Pasien secara spontan dapat menyebutkan bahwa dia mengalami mimpi spesifik ini pada tanggal tertentu.

2. Deja Reve Mirip Keakraban

Jika bersifat episodik dikaitkan dengan mimpi tertentu, deja reve yang mirip keakraban dikaitkan dengan mimpi yang samar-samar. 

Ini adalah kenangan akan unsur-unsur (karakter, pemandangan, atau tempat) yang pasien pikir telah dilihatnya dalam mimpi, namun tidak dapat dikaitkan dengan mimpi atau tanggal tertentu.

Khusus,  yang bersifat episodik dan mirip keakraban disebabkan oleh Electrical Brain Stimulation (EBS).

Dalam penelitian ini, sebagian besar terletak di lobus temporal medial, yang memainkan peran besar dalam memori dan emosi.

3. Deja Reve Keadaan Mimpi

Sedikit berbeda dari dua keadaan pertama, deja reve keadaan mimpi menggambarkan pengalaman di mana subjek merasa seperti sedang bermimpi. 

Secara harfiah, ini adalah suatu keadaan yang dirasakan seperti bermimpi. 

Pasien menggambarkan perasaan seperti sedang bermimpi, mengingatkannya akan sensasi (atau keadaan kesadaran) yang mirip dengan mimpi malam. 

Lebih lanjut, keadaan mimpi ini disebabkan oleh area EBS yang kurang spesifik namun masih terkait dengan lobus temporal.

Faktor Penyebab Deja Reve

Faktor Penyebab Deja Reve (Foto: Parboaboa/Ratni) 

1. Harapan yang Terpendam

Deja Reve adalah kondisi di mana seseorang mengingat suatu hal yang dirasa pernah terjadi sebelumnyya di alam mimpi, hal itu bisa saja terjadi karena ada harapan-harapan terpendam dalam benakmu.

Kemudian, harapan-harapan tersebut direpresentasikan oleh otak dalam wujud mimpi misalnya, ketika seseorang memiliki harapan untuk pergi liburan ke tempat impian, namun belum kesampaian.

Dari situlah harapan tersebut diwujudkan dalam bentuk ingatan berupa mimpi yang sebenarnya belum pernah terjadi di dunia nyata.

2. Representasi dari Keinginan yang Belum Tercapai

Banyak yang bilang bahwa mimpi adalah bunga tidur.

Hal ini bisa saja menjadi benar,  karena biasanya mimpi bekerja untuk merepresentasikan keinginan-keinginan seseorang di dunia nyata yang belum tercapai.

Melalui mimpi, seseorang dapat membayangkan bahwa sesuatu yang belum pernah terjadi dalam dunia nyata dapat menjadi kenyataan di dalam alam mimpi.

Hal inilah yang bisa menjadi faktor penyebab terjadinya fenomena ini, karena berkaitan dengan mengingat sesuatu dalam mimpi seolah pernah terjadi padahal belum.

Fenomena ini memang masih menjadi perdebatan terkait kebenarannya karena kasusnya yang masih sangat sedikit dialami oleh orang-orang.

Bagaimana Fenomena Deja Reve Dalam Islam?

Dalam Islam sendiri ada beberapa studi yang dilakukan terkait fenomena mimpi tersebut seperti, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Arpah Nurhayat dalam jurnal yang ditulisnya berjudul Mimpi Dalam Pandangan Islam (2016) yang merujuk pada penjelasan mimpi menurut Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad SAW.

Dalam penelitian tersebut, Arpah menjelaskan bahwa mimpi dalam perspektif Islam adalah suatu fenomena yang dapat terjadi bagi setiap manusia baik yang dialami oleh muslim maupun non-muslim.

Mimpi dihubungkan dengan aspek pikiran maupun psikis yang berkaitan dengan wahyu.

Mimpi atau ilham memiliki tujuan untuk memberitakan kabar gembira atau sebagai ujian keimanan seperti kisah Nabi Ibrahim AS yang bermimpi untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail AS sebagai sebuah ujian keimanan untuk menaati perintah Allah SWT.

Selain itu, mimpi juga dapat dikaitkan sebagai tanda untuk selalu berbaik sangka pada apa yang terjadi kedepannya.

Dalam sudut pandang Islam, mimpi juga dapat dibagi menjadi dua, yang pertama ru‘ya yang berasal dari Allah SWT dan yang kedua hilm yaitu yang bersumber dari syaithan. (Bukhari hadis no 5847 dan Muslim hadis no 1771)

Mimpi pada ketegori kedua merupakan permainan dan gangguan syaithan yang bermaksud melahirkan rasa takut dan sedih pada diri manusia yang mengakibatkan murung, lesu dan penuh kekhawatiran yang terbawa sampai saat orang itu terjaga.

Rasulullah SAW mengistilahkan mimpi ini dengan sebutan Ahawil mina al-syaithan (mimpi yang berasal dari bisikan syaithan)

Jadi apakah fenomena ini pernah terjadi dalam Islam menurut Al-Qur’an dan hadistnya?

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa deja reve adalah keadaan pernah bermimpi dalam keadaan sadar seperti melihat sesuatu, namun belum terjadi di dunia nyata.

Riwayat hadist terdekat yang dapat menjelaskan fenomena ini adalah seperti berikut ini:

Pada saat Rasulullah berjalan ke Hudaibiyyah beliau melihat dalam mimpinya seraya bersama para sahabat memasuki kota Mekah dengan aman. Mereka melakukan thawaf, mencukur rambut kepala dan mengguntingnya.

Lalu Rasulullah mengabarkan mimpinya kepada para sahabat, maka bergembiralah mereka.

Para sahabat menduga mereka akan memasuki Masjidil Haram tahun itu juga dan mereka berkata sesungguhnya mimpi Rasulullah itu benar, kemudian Rasulullah bersama para sahabatnya pergi untuk menunaikan ibadah umrah, namun sayang mereka dihadang oleh kaum musyrikin.

Mengetahui hal itu bergembiralah orang-orang munafik, maka turunlah ayat di atas dan terbuktilah mimpi Rasulullah itu pada tahun ketujuh yaitu satu tahun setelah ayat ini turun (Abdul Hadi, Abdul Qadir, Abdul Hadi, 2001: 28) .

Pada intinya, dalam Islam tidak ada penafsiran terkait dengan fenomena semacam ini. Dan tidak pernah dibahas baik dalam Al-Qur’an maupun hadits ataupun salah satu dari kalangan para ulama Islam.

Hal ini hanya sekedar persepsi dan ungkapan dalam ilmu syaraf, pengalaman, dukun dan persangkaan semata menurut pemilik keyakinan agama bid’ah atau kesyirikan yang tidak Islami.

Sekian pembahasan singkat mengenai fenomena deja reve yang terjadi di alam mimpi.

Bagi kamu yang pernah mengalami hal tersebut jangan khawatir, karena hal ini masih normal dan dapat dialami oleh siapapun.

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS