Arti Dejavu Adalah: Faktor Penyebab, Proses Terjadinya, dan Contohnya

Dejavu (Foto: Pinterest/Zainab Adam)

PARBOABOA- Dejavu adalah keadaan di mana seseorang merasakan dan mengalami situasi yang seolah-olah telah dialaminya sebelumnya.

Fenomena ini dapat terjadi karena beberapa unsur, seperti memori dalam otak, kondisi tubuh yang sedang stres, atau faktor kelelahan yang menyebabkan reseptor syaraf memori di otak merespon ingatan yang seolah-olah pernah dialami sebelumnya.

Ada banyak faktor penyebab bagaimana fenomena dejavu dapat terjadi, dan ada beberapa contoh kasus  terkait dengan fenomena ini, terutama yang berhubungan dengan memori dalam otak.

Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini, Parboaboa telah merangkum berbagai informasi terkait fenomena dejavu yang dapat Anda simak di bawah ini!

Arti Dejavu

Arti Dejavu (Foto: Parboaboa/Ratni) 

Dejavu adalah pengalaman psikologis di mana seseorang merasa bahwa situasi atau peristiwa yang sedang dialaminya telah terjadi sebelumnya, meskipun sebenarnya tidak ada kenangan konkret tentang pengalaman tersebut.

Fenomena ini sering kali dijelaskan sebagai perasaan familiaritas yang mendalam terhadap situasi tertentu, seolah-olah pengalaman tersebut telah terjadi atau dirasakan sebelumnya.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, dejavu diyakini terkait dengan proses memori dan persepsi di otak, dan bisa muncul dalam berbagai konteks dan kondisi.

Sudah banyak studi dan observasi yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk memahami fenomena dejavu ini.

Berikut ini pendapat dari para ilmuwan mengenai arti dejavu adalah sebagai berikut:

  1. Emile Boirac, seorang ilmuwan dan filsuf berkebangsaan Prancis mengatakan bahwa arti dari dejavu adalah situasi di mana seseorang pernah melihat atau merasakan sesuatu yang ada di sekitarnya.
  2. Sigmund Freud menjelaskan bahwa artinya dejavu adalah keinginan terpendam.
  3. Carl Jung menyimpulkan bahwa fenomena Dejavu ada kaitannya dengan alam bawah sadar pada diri setiap manusia.
  4. Arthur Funkhouser, ilmuwan berkebangsaan Swiss ini membagi dejavu ke dalam dua kategori yakni,

Pertama, disebut sebagai déjà visite (sudah pernah mengunjungi).

Contohnya, jika kamu pernah datang ke suatu tempat seperti daerah perbukitan dan kamu merasa seperti pernah berada disitu tapi kamu tidak benar-benar yakin maka hal itu disebut dengan déjà-visite.

Kedua, disebut sebagai déjà vecu. Misalnya, kamu dan pasanganmu sedang berbicara tentang tempat liburan impian masing-masing dan tiba-tiba kalian merasa pernah membicarakan hal ini sebelumnya.

Di kalangan anak muda sendiri penggunaan kata dejavu adalah bahasa gaul yang merujuk pada hal yang sama yakni kondisi di mana seseorang pernah melihat atau merasakan suatu peristiwa yang seolah pernah dialami sebelumnya.

Faktor Penyebab Dejavu

Faktor Penyebab Dejavu (Foto: Parboaboa/Ratni) 

Berikut beberapa faktor penyebab dejavu adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Fungsi Pada Otak

Dejavu adalah tanda adanya gangguan yang terjadi pada otak kecil.

Terdapat bagian otak yang berperan penting untuk merespon apa yang sedang terjadi dan bagian otak lainnya ikut berperan penting untuk mengingat ingatan masa lalu secara bersamaan.

Secara singkat, otak akan merespons pengalaman dejavu sebagai ingatan dari masa lalu yang kamu alami.

2. Stres

Faktor lain yang menyebabkan dejavu adalah stres atau burnout. Fenomena ini sering terjadi ketika tubuh berada dalam kondisi lelah dan kurang optimal.

Jika Anda pernah mengalami dejavu, hal itu dapat menjadi indikasi bahwa kondisi psikis Anda sedang tidak stabil.

Dalam beberapa kasus, dejavu dapat muncul ketika seseorang merasa lelah akibat bekerja keras atau stres karena tekanan pekerjaan dan faktor lainnya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan secara fisik maupun psikis guna menghindari stres, yang dapat menjadi pemicu terjadinya dejavu.

3. Terlalu Sering Berpergian

Fenomena dejavu ternyata lebih sering dialami oleh mereka yang gemar bepergian. Hal ini terkait dengan ingatan terhadap peristiwa atau lokasi yang pernah mereka kunjungi sebelumnya.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seseorang yang sering bepergian dalam jangka waktu yang lama memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami dejavu dibandingkan dengan mereka yang jarang bepergian.

Dengan kata lain, frekuensi tinggi dalam bepergian dapat menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan mengalami dejavu.

4. Adanya Persepsi Dalam Otak

Adanya persepsi dalam otak dapat dijelaskan sebagai respons otak terhadap pengalaman yang terjadi dalam dua persepsi berbeda, yang kemudian menyebabkan fenomena dejavu.

Sebagai contoh, ketika kamu melihat sesuatu meskipun hanya sebentar, otak tetap merekam kejadian tersebut.

Pada momen tersebut, otak dengan cepat membentuk memori baru berdasarkan informasi yang terbatas, bahkan pada kejadian yang mungkin tidak secara rinci kamu ingat.

Di waktu lain, kamu mengalami kejadian yang serupa dalam konteks waktu yang berbeda.

Kali ini, kamu memberikan perhatian yang lebih besar terhadap detail kejadian.

Otak merespon dengan mengungkapkan kembali memori yang pernah tersimpan, menciptakan kesan bahwa kamu telah mengalami situasi serupa sebelumnya.

5. Dipengaruhi Oleh Ingatan Jangka Pendek

Sebagai seorang sineas film yang pernah menikmati karya bagus dari sutradara Christopher Nolan berjudul Memento, pasti kamu ingat bahwa karakter utama pria dalam film tersebut mengalami masalah ingatan jangka pendek yang membuatnya sulit mengingat informasi dalam jangka waktu yang lama.

Hal serupa terjadi pada fenomena dejavu, dimana gangguan pada ingatan jangka pendek juga dapat menyebabkan pengalaman tersebut.

Meskipun gangguan otak ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika terjadi secara teratur.

Sebagian besar kasus dejavu disebabkan oleh gangguan pada otak manusia.

Proses rekaman informasi dalam otak, yang seharusnya melibatkan perpindahan dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang yang terkadang bisa mengambil jalur langsung

Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab pengalaman dejavu yang mungkin pernah kamu alami.

Proses Terjadinya Dejavu

Dejavu terjadi melalui mekanisme recognition memory, yaitu tipe memori yang memungkinkan seseorang menyadari bahwa mereka tengah mengalami suatu peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya, seperti mendengar lagu yang familier di TV.

Fenomena ini terkait dengan fluktuasi otak antara dua tipe memori utama, yakni recollection atau mengingat kembali, dan familiarity atau kesamaan.

Dengan kata lain, dejavu secara esensial dipengaruhi oleh familiarity, di mana otak manusia mengenali dan mengaitkan stimulus-stimulus pada saat kejadian terkini dengan memorinya yang telah ada.

Contoh Kasus Fenomena Dejavu

Dejavu mengindikasikan pengalaman mengingat sesuatu.

Sebagai contoh, ketika kamu pertama kali mencoba mendaki gunung, yang merupakan pengalaman baru bagi kamu, dan belum pernah kamu alami sebelumnya.

Namun, ketika kamu terus menaiki langkah demi langkah menuju puncak dengan keahlian yang semakin terampil, terkadang kamu merasa seperti bukan lagi seorang pendaki amatir.

Pada saat-saat merasakan sesuatu yang seolah-olah pernah dialami sebelumnya, meskipun sebenarnya belum pernah, itulah momen dejavu.

Contoh lainnya adalah ketika kamu bepergian ke luar kota dan menelusuri jalan-jalan di setiap sudut pedesaan dengan ketenangan, namun tiba-tiba merasakan familiaritas seperti telah berada dalam momen yang serupa di masa lalu.

Sebenarnya dejavu adalah pengalaman yang tidak perlu dicemaskan.

Meskipun fenomena ini sering terjadi pada pria dan wanita paruh baya, faktor utamanya masih belum dapat dipastikan dengan pasti.

Fenomena yang Mirip dengan Dejavu

Selain dejavu, terdapat fenomena lain seperti jamais vu, deja reve, dan capgras syndrome.

Ketiganya juga berkaitan dengan ingatan manusia.

1. Jamais Vu : Tidak dapat mengingat hal yang sudah terjadi di masa lalu.

2. Deja Reve : Mengalami peristiwa seperti di alam mimpi.

3. Capgras Syndrome: Merasa bahwa orang tua atau teman bukanlah sosok asli, tetapi telah diganti oelh penyamar.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai fenomena dejavu yang akan menambah luas pengetahuan kamu. Apakah kamu pernah mengalami kondisi tersebut?

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS