Disebut Ancam UMKM Lokal, Apa Itu Project S TikTok?

Ilustrasi, foto: Freepik

PARBOABOA - Belakangan ini, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) tengah menyiapkan langkah untuk menghadapi salah satu agenda dari ByteDance, induk perusahaan TikTok, yang dikenal dengan Project S TikTok.

KemenkopUKM menyebut Project S TikTok dapat merugikan bisnis UMKM di Indonesia. Lantas, sebenarnya apa itu Project S TikTok?

Untuk lebih lengkapnya, berikut ada penjelasan mengenai Project S TikTok yang disebut mengancam UMKM Indonesia.

Apa Project S Tiktok Shop?

Sesuai namanya, Project S TikTok merupakan proyek dari aplikasi video pendek asal China, TikTok. Perusahaan ingin memperluas penawaran ritel online-nya, di mana perusahaan induk di China, ByteDance, akan menjual produk mereka sendiri melalui TikTok Shop.

Dalam beberapa minggu terakhir, pengguna Inggris mulai melihat fitur belanja baru dalam aplikasi TikTok yang disebut "Trendy Beat". Ini merupakan bagian yang menawarkan barang-barang yang populer di video.

Semua barang yang diiklankan dikirim dari China, dijual oleh perusahaan yang terdaftar di Singapura yang dimiliki oleh perusahaan induk TikTok yang berbasis di Beijing, ByteDance, menurut pengajuan dan orang-orang yang mengetahui proyek tersebut.

"Semua produk yang dipajang di fitur Trendy Beat dikirimkan dari China," kata enam sumber yang mengetahui Project S TikTok, sebagaimana dilansir Financial Times.

Mengutip Financial Times, TikTok mengatakan sedang menguji fitur tersebut. "Kami selalu mencari cara baru untuk meningkatkan pengalaman komunitas kami, dan kami sedang dalam tahap awal bereksperimen dengan fitur belanja baru," kata perusahaan.

Sumber yang mengetahui hal ini menambahkan ByteDance sedang membangun unit ritel online untuk menantang grup seperti merek fashion cepat Shein dan aplikasi saudara Pinduoduo, Temu, sebuah situs yang menjual produk murah dan banyak fitur di media sosial.

Project S TikTok Shop dipimpin oleh Bob Kang, kepala e-commerce ByteDance, yang baru-baru ini melakukan perjalanan dari Shanghai untuk mengoordinasikan upaya di kantor TikTok di London.

Bahkan demi meningkatkan bisnis e-commerce, ByteDance telah merekrut karyawan dari Shein.

Bila ditilik dari tautan yang ada di fitur Trendy Beat, produk-produk pada fitur itu dijual oleh toko bernama Seitu.

Seitu inilah yang terdaftar di Singapura dan terhubung dengan If Youu, sebuah perusahaan ritel milik induk TikTok, ByteDance.

Bos Seitu juga ternyata memiliki peran di TikTok, khususnya TikTok Singapura. Seitu dipimpin oleh Lim Wilfred Halim.

Di TikTok, Lim Wilfred Halim menjabat sebagai Kepala Anti-Penipuan dan Keamanan E-Commerce Global TikTok di Singapura.

Untuk menyajikan produk yang akan dijual, fitur Trendy Beat memanfaatkan data tentang produk yang viral di aplikasi.

Dari data itu, ByteDance akan mendapatkan informasi dan mulai menjual barangnya sendiri.

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS