PARBOABOA, Pematang Siantar - Doa setelah sholat istikharah merupakan rangkaian untuk menyempurnakan sholat sunnah tersebut. Seperti yang kita ketahui, bahwa sholat istikharah ditunaikan pada saat kita merasa ragu dalam menentukan sebuah pilihan. Misalnya, saat kita bimbang akan sebuah perkara yang belum jelas kebaikan dan keburukannya. Seperti hendak menentukan pekerjaan, lebih baik menjadi pedagang atau pegawai. Melalui sholat istikharah, kita memohon petunjuk dari Allah agar diberi pilihan yang terbaik.
Anjuran untuk menunaikan sholat istikharah tertuang dalam hadits berikut:
“Rasulullah SAW terbiasa mengajarkan sahabatnya untuk melakukan sholat istikharah dalam segala hal, sama seperti yang Rasulullah gunakan untuk mengajarkan mereka surah dari Al-quran.”
Rasulullah berkata,” Jika salah satu dari kalian bimbang akan suatu keputusan yang akan diambil, (atau dalam versi yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud sebagai: ‘Jika di antara kalian ingin melakukan sesuatu..’) maka sholat sunnahlah dua rakaat dan berdoa setelah selesai sholat,’(Hadits dari Jabir bin Abdullah, Sahih Bukhari, Buku 19, Bab 25, Hadits nomor 1162)
Dalam redaksi hadits, menggunakan kata ‘al-amr’ yang berarti perkara atau urusannya bersifat umum. Sehingga tidak ada perkara wajib. Setiap umat Muslim disunnahkan menunaikan sholat istikharah, jika merasa bingung akan berbagai pilihan.
Doa Setelah Sholat Istikharah
Rasulullah dalam sebuah hadits riwayat Jabir Ibn Abdillah ra bersabda:
“Jika diantara kalian hendak melakukan urusan, maka rukuklah (sholatlah) dua rakaat dari selain fardhu. Kemudian berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalan) dengan kekuasaan-Mu. Aku mohon kepadamu sesuatu dari anugerah-Mu yang maha agung.” (HR.Bukhari)
Maka doa setelah sholat istikharah yang dianjurkan dan dapat dipanjatkan adalah sebagai berikut:
اللَّهÙمَّ Ø¥ÙنّÙيْ أَسْتَخÙيْرÙÙƒÙŽ بÙعÙلْمÙÙƒÙŽØŒ وَأَسْتَقْدÙرÙÙƒÙŽ بÙÙ‚ÙدْرَتÙÙƒÙŽØŒ وَأَسْأَلÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ ÙَضْلÙÙƒÙŽ الْعَظÙيْمÙØŒ ÙÙŽØ¥Ùنَّكَ تَقْدÙر٠وَلاَ أَقْدÙرÙØŒ وَتَعْلَم٠وَلاَ أَعْلَمÙØŒ وَأَنْتَ عَلاَّم٠الْغÙÙŠÙوْبÙ. اَللَّهÙمَّ Ø¥Ùنْ ÙƒÙنْتَ تَعْلَم٠أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -ÙˆÙŽÙŠÙسَمَّى ØَاجَتَهÙ- خَيْرٌ Ù„Ùيْ ÙÙيْ دÙيْنÙيْ وَمَعَاشÙيْ وَعَاقÙبَة٠أَمْرÙيْ ÙَاقْدÙرْه٠لÙيْ وَيَسّÙرْه٠لÙيْ Ø«Ùمَّ بَارÙكْ Ù„Ùيْ ÙÙيْهÙØŒ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ ÙƒÙنْتَ تَعْلَم٠أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ Ù„Ùيْ ÙÙيْ دÙيْنÙيْ وَمَعَاشÙيْ وَعَاقÙبَة٠أَمْرÙيْ ÙَاصْرÙÙْه٠عَنّÙيْ وَاصْرÙÙْنÙيْ عَنْه٠وَاقْدÙرْ Ù„ÙÙŠÙŽ الْخَيْرَ Øَيْث٠كَانَ Ø«Ùمَّ أَرْضÙÙ†Ùيْ بÙÙ‡Ù
“Allahumma inni astakhiruka bi ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa talamu wa laa alamu, wa anta allaamul ghuyub”
“Allahumma fa-in kunta talamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa maaasyi wa aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi”.
“Allahumma in kunta talamu annahu syarrun lii fii diini wa maaasyi wa aqibati amrii (fii aajili amri wa aajilih) fash-rifnii anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih”. Dari Jabir radhiyallahu anhu.
Artinya: “ Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan- Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib.
“Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini ...(bisa menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah.
“Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku.”