PARBOBOA, Pematang Siantar – Sampah rumah tangga adalah masalah global yang semakin memprihatinkan. Dalam upaya menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatifnya, salah satu solusi yang terus berkembang adalah mengubahnya manjadi eco enzyme.
Eco enzyme merupakan cairan biodegradable yang terbuat dari bahan alami seperti sisa-sisa buah, sayur, dan gula. Cairan ini mengandung enzim yang dapat menguraikan zat organik dan membantu dalam proses dekomposisi sampah.
Konsep ini sendiri telah diadopsi dengan sukses di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, sejak 2019 silam.
Pegawai di Bidang Bank Sampah Induk pada Pusat Pelatihan Skala Kota (Pusdiklat) Dinas Lingkunggan Hidup (DLH) Kota Pematang Siantar, Ester Manurung, menjelaskan bahwa pembuatan eco enzyme memerlukan tahapan khusus.
Buah-buahan yang masih segar harus dipilih dengan cermat. Sebelum proses pemotongan, buah-buahan tersebut menjalani sterilisasi dengan air beras yang bersih.
Selanjutnya, buah-buahan dicampur dengan gula merah untuk memastikan kualitas optimal. Disini, gula merah memainkan peran penting dalam memicu pertumbuhan bakteri baik yang sangat diperlukan selama proses fermentasi.
"Dalam pembuatan eco enzyme, kami hanya menggunakan buah-buahan yang masih layak. Buah yang sudah busuk atau rusak harus dibuang agar kami dapat memastikan hasil terbaik dalam proses ini," Ujar Ester Manurung kepada PARBOABOA, Senin (18/9/2023).
Selain pemilihan bahan baku yang cermat, penggunaan wadah yang tertutup rapat dan bebas dari celah yang dapat memungkinkan udara masuk juga sangat diperlukan. Semakin lama proses fermentasi berlangsung, semakin baik pula kualitas eco enzyme yang dihasilkan.
Hasil akhirnya adalah produk yang memiliki manfaat yang sangat beragam, termasuk manfaat dalam aspek kesehatan dan kecantikan.
"Contohnya, kami bisa menghasilkan Mama jelly yang bermanfaat untuk meredakan demam pada anak-anak. Meskipun prosesnya memakan waktu, tetapi hasilnya sangat memuaskan," ungkapnya.
Namun, di sisi lain, Ester sangat menyayangkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui program yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan ini. Padahal, selain mengurangi penumpukan sampah, program ini juga berpeluang menghasilkan pendapatan.
"Kami telah mengadakan pelatihan bagi mereka yang ingin memahami lebih lanjut tentang pengolahan sampah ini. Kami telah menyasar sekolah-sekolah, ibu PKK, dan ibu Bhayangkari. Kami berharap melalui pengetahuan ini, lebih banyak orang akan terlibat dalam inisiatif ini" ujarnya.