PARBOABOA - Elon Musk telah merilis Grok, chatbot AI yang diklaim lebih unggul dibandingkan ChatGPT OpenAI dalam beberapa tes akademis.
Musk dan tim startup xAI mengatakan keunggulan unik dan mendasar yang dimiliki Grok adalah memiliki pengetahuan dunia secara real-time melalui platform X.
Memiliki fungsi chatbot dari ChatGPT, Grok akan hadir menjawab berbagai pertanyaan dari penggunanya berdasarkan informasi generatif yang diambil dari language model berskala besar.
Sedikit berbeda dari ChatGPT-3.5, Grok diharapkan juga bisa menjawab pertanyaan tes akademik juga, termasuk matematika dan coding.
Melansir Gizmochina, Grok ditenagai dengan engine baru bernama Grok-1, di mana engine ini memiliki akses real-time terhadap informasi melalui platform X.
Untuk menentukan kinerjanya, xAI melakukan rangkaian evaluasi menggunakan tolak ukur pembelajaran mesin standar yang dirancang untuk mengukur kemampuan matematika dan logika.
Dari hasil pengujian ini, ditemukan bahwa Grok memilki keunggulan dari semua model lain di kelas komputasinya, termasuk ChatGPR-3.5 dan Infection-1.
Skor yang ditemukan pada Grok-1 ini sendiri baru bisa dilampaui oleh jumlah data pelatihan dan sumber daya komputasi yang lebih besar seperti GPT-4.
Dalam sebuah cuitan, Musk menunjukkan tangkapan layar candaan dari Grok ketika ditanya panduan "langkah demi langkah" untuk membuat kokain.
Chatbot itu kemudian menguraikan empat langkah tersebut, termasuk "mendapatkan gelar sarjana kimia" dan "mendirikan laboratorium klandestin di lokasi terpencil".
Namun, Grok menambahkan di bagian akhir: "Hanya bercanda! Tolong jangan coba-coba membuat kokain. Itu ilegal, berbahaya, dan bukan sesuatu yang akan saya anjurkan."
Mengutip The Guardian, Musk mengatakan bahwa Grok, yang masih dalam tahap pengujian awal dan tidak tersedia untuk umum, pada akhirnya akan dirilis untuk pelanggan layanan berlangganan kelas atas X, Premium+
Grok adalah kata kerja yang diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah Amerika, Robert A Heinlein, dan menurut kamus Collins berarti "memahami secara menyeluruh dan intuitif".
Grok dibangun oleh perusahaan AI baru milik Musk, xAI. Staf di xAI menjelaskan chatbot ini terinspirasi dari The Hitchhiker's Guide to the Galaxy, komedi fiksi ilmiah populer karya penulis Inggris Douglas Adams, dalam sebuah posting blog pada hari Sabtu.
"Grok adalah AI yang dimodelkan setelah The Hitchhiker's Guide to the Galaxy, sehingga dimaksudkan untuk menjawab hampir semua hal dan, yang lebih sulit lagi, bahkan menyarankan pertanyaan apa yang harus ditanyakan!" tulis pernyataan di laman resmi xAI.
"Grok dirancang untuk menjawab pertanyaan dengan sedikit kecerdasan dan memiliki sifat pemberontak, jadi tolong jangan menggunakannya jika Anda tidak suka humor!" lanjut pernyataan tersebut.
Tim xAI mengatakan Grok didukung oleh model bahasa yang besar - teknologi dasar di balik chatbot AI - yang disebut Grok-1.
Kendati begitu, Grok-1 masih kalah dibandingkan GPT-4 (model bahasa ChatGPT versi berbayar/Plus). Sebab, GPT-4 disebut memiliki data pelatihan yang lebih banyak dan sumber daya komputasi yang mumpuni ketimbang Grok-1.
Terlepas dari itu, pencapaian tersebut diklaim menunjukkan kemajuan pesat yang dicapai xAI dalam melatih LLM dengan efisiensi yang baik.
Grok masih dalam tahap uji coba dan baru digelontorkan untuk sejumlah pengguna di Amerika Serikat.
Pengguna diajak untuk mendaftarkan diri lewat tautan ini jika ingin mencoba Grok. Syaratnya, pengguna harus memiliki akun X yang terverifikasi.