Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Harga Bitcoin dkk Langsung Anjlok

Ilustrasi

PARBOABOA - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) seperti Bitcoin, Ethereum, dkk dilaporkan mengalami penurunan pada hari ini, Kamis (24/2/2022).

Menurut situs coindesk, harga mata uang kripto itu anjlok hingga kisaran angka 8 persen hingga hampir 15 persen dalam 24 jam terakhir.

Anjloknya berbagai cryptocurrency ini menyusul memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Pasalnya, pada hari Kamis ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan bahwa Rusia akan melakukan "operasi militer khusus" di wilayah Ukraina Timur.

Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka pada Senin dan memerintahkan pengerahan pasukan ke wilayah tersebut.

"Saya menganggap perlu untuk membuat keputusan yang seharusnya sudah dibuat sejak lama untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," kata Putin sebagaimana diwartakan CNBC International.

Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk menjaga perdamaian. Alhasil, AS langsung menanggapi langkah Putin tersebut.

Jen Paski salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan, Presiden AS, Joe Biden, akan menandatangani perintah eksekutif yang melarang investasi, perdagangan dan pembiayaan oleh warga AS atau sebaliknya dari wilayah Donetsk dan Luhansk.

Sanksi yang diberikan tersebut tentunya bisa memanaskan hubungan AS dengan Rusia, belum lagi negara-negara Eropa yang kemungkinan akan mengambil langkah serupa.

Hal itu bisa membuat tensi geopolitik semakin memanas yang membuat sentimen pasar memburuk. Apabila sentimen pasar terus memburuk, maka aset berisiko seperti kripto dan saham akan terus dilepas oleh investor.

Pada Rabu malam waktu setempat, Presiden Rusia, Vladimir Putin berpidato dan disiarkan di televisi lokal, di mana Putin mengatakan akan melakukan operasi militer di Ukraina timur.

Hal ini dilakukannya sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki negara itu. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.

Di saat Putin sedang berpidato, terjadilah ledakan besar yang terdengar di Kyiv, Kharkiv, dan daerah lainnya di Ukraina. Tim CNN di Kharkiv, bahkan melaporkan mendengar "aliran ledakan keras yang terus-menerus" di beberapa wilayah di Ukraina.

Hal ini membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengutuk "serangan tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan" oleh Rusia di Ukraina saat ia bersumpah bahwa dunia akan meminta pertanggungjawaban pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin.

"Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan setelah Putin mengumumkan aksi militer terhadap Ukraina.

Meski begitu, Biden tetap akan berbicara kepada Rusia pada hari ini untuk mengumumkan langkah-langkah tambahan yang akan diambil Negeri Paman Sam di luar sanksi yang telah dijatuhkan kepada Rusia.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS