PARBOABOA, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko memberi peringatan tegas kepada setiap orang untuk tidak coba-coba menunggangi kasus tragedi Kanjuruhan demi kepentingan pribadi dan kelompok.
Peringatan itu ia sampaikan agar insiden yang merenggut nyawa 135 orang suporter klub sepakbola Arema dapat diselesaikan dengan adil.
“Jangan coba-coba mendompleng situasi ini, agar penyelesaian kasus ini benar-benar bersih dan jernih,” katanya usai rapat koordinasi terkait perkembangan terkini proses hukum tragedi Kanjuruhan, di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (11/01/2023).
Moeldoko juga mengingatkan aparat kepolisian dan penyidik yang menangani kasus ini melakukan penyelidikan sesuai dengan proses hukum yang berlaku. Tetap berpegangan pada asas keadilan dan mempertimbangkan segala aspek sebelum menetapkan tersangka, pasal yang didakwakan, hingga pemberian ganti rugi kepada keluarga korban (restitusi).
“Untuk itu penuntasan kasus ini harus benar-benar jalan dan mempertimbangkan segala aspek. Baik itu terkait pasal yang didakwakan, jumlah tersangka, restitusi,” tegas Moeldoko.
Ia berharap penyidik dapat mengambil langkah cepat untuk menuntaskan kasus yang merenggut nyawa 135 jiwa tersebut, agar tidak muncul persepsi publik yang menilai kasus ini tidak mendapat atensi dari pemerintah.
“Kasus ini luar biasa. Jadi harus dilihat secara luas. Jangan sampai lambatnya penuntasan kasus menyebabkan terjadinya konflik sosial,” ucapnya.
Kepada seluruh keluarga korban, Moeldoko menyampaikan, bahwa seluruh aparat memiliki semangat yang sama untuk mempercepat penuntasan kasus tragedi Kanjuruhan Malang yang terjadi pada 1 Oktober 2022 itu.