PARBOABOA - Dalam ajaran Islam, pemahaman terhadap konsep kafir sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk memperkuat keimanan yang diyakini oleh umat muslim.
Dikutip dari buku Keutamaan dan Rahasia Tawakkal oleh Nakhrawie, AS (2020), istilah kafir adalah ditujukan kepada mereka yang ingkar kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Mereka juga merupakan para penyembah berhala dan sama sekali tidak mengakui Allah sebagai Tuhan sekaligus tidak mempercayai kerasulan Muhammad.
Dalam Al-Quran sebagai sumber hukum Islam, kata kafir disebutkan sebanyak 525 kali.
Kafir bukanlah semata-mata untuk mengecualikan atau menghakimi, tetapi sebagai suatu bentuk panggilan untuk lebih mendekatkan diri kepada kebenaran dan ajaran sang pencipta.
Di zaman dahulu, banyak kaum kafir yang menentang ajaran yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti kaum Quraisy.
Salah satu faktor penyebab kaum kafir menolak keras ajaran Islam, karena memiliki sikap sombong dan takut kekuasaannya menghilang begitu saja.
Selain itu, kaum ini juga berpendapat bahwa ajaran Islam tak sesuai dengan apa yang mereka percayai.
Dalam Al-Quran dijelaskan apabila manusia memilih untuk kafir, maka ia akan mendapat balasan dari Allah SWT, yaitu berupa neraka Jahanam, seperti yang tertuang dalam Surat Fatir Ayat 36:
وَٱلَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا۟ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ نَار٠جَهَنَّمَ لَا ÙŠÙقْضَىٰ عَلَيْهÙمْ ÙÙŽÙŠÙŽÙ…ÙوتÙوا۟ وَلَا ÙŠÙخَÙÙ‘ÙŽÙ٠عَنْهÙÙ… مّÙنْ عَذَابÙهَا Ûš كَذَٰلÙÙƒÙŽ نَجْزÙÙ‰ ÙƒÙلَّ ÙƒÙŽÙÙورÙ
“Wallażīna kafarụ lahum nÄru jahannam, lÄ yuqá¸Ä 'alaihim fa yamụtụ wa lÄ yukhaffafu 'an-hum min 'ażÄbihÄ, każÄlika najzÄ« kulla kafụr.”
Artinya: "Bagi mereka yang tidak beriman, neraka Jahannam adalah tempat penuh siksaan.
Mereka tidak akan mengalami kebinasaan sampai saat mereka meninggal, dan siksaan mereka tidak akan berkurang sedikit pun. Inilah balasan yang Kami berikan kepada setiap individu yang dengan keras menolak keimanan."
Lantas, apa yang dimaksud dengan kafir dan bagaimana sikap yang tepat jika menghadapi orang kafir? Temukan jawabannya selengkapnya pada artikel Parboaboa berikut ini, ya!
Pengertian Kafir
Kafir (كاÙر) berasal dari bentuk jamak yaitu al-kuffar (الكÙار) memiliki arti tertutup atau terhalang.
Mengutip dari buku berjudul Merancang Perjalanan Indah karya Setiadi Ihsan (2020), kafir berasal dari istilah "kufr" yang berarti menyembunyikan atau menutupi.
Oleh karena itu, secara bahasa, kafir artinya seseorang yang menyembunyikan atau menutupi sesuatu, terutama kebenaran.
Dalam Al-Qur'an, lawan kata kafir adalah iman, seperti yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah 2:6.
Sementara itu, kata kufur digunakan sebagai lawan kata dari syukur, sebagaimana ditemukan dalam surat Ibrahim 14:7.
Dengan begitu, kafir adalah suatu sikap menolak, menutup diri, atau menyangkal kebenaran tentang Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta ajaran-ajarannya.
Dalam konteks ini, arti kafir dapat diterapkan pada individu yang tidak memiliki iman kepada Allah dan ajaran-Nya, seperti musyrik, fasiq, munafik dan dzholim.
Pengertian Kafir Menurut Ulama
Pandangan para ulama mengenai arti kafir memiliki perbedaan. Di antara kalangan mutakallimin (ahli ilmu kalam), terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan batasan kafir, seperti:
1. Kelompok Khawarij
Kelompok ini berpendapat bahwa kafir adalah seseorang yang meninggalkan perintah Tuhan atau melakukan dosa besar.
2. Mu'tazilah
Mu'tazilah menyatakan bahwa kafir adalah istilah paling negatif yang digunakan untuk orang-orang yang menolak Tuhan.
3. Kelompok Asy'ariyah
Kelompok Asy'ariyah berpendapat bahwa kafir adalah perbuatan dusta atau ketidaktahuan (Al-jahl) terhadap Allah SWT.
4. Ahmad Marzuki bin Mirsad
Ahmad Marzuki bin Mirsad berpendapat bahwa disebut kafir jika belum memahami prinsip-prinsip keimanan.
Orang yang memiliki status kafir ini diyakini akan mengalami siksaan di dalam neraka, dan perbuatannya dianggap tidak memiliki makna.
5. Sayyid Quthb
Sayyid Quthb menguraikan konsep kufr dengan menyatakan bahwa sistem kehidupan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik, atau hal lain, yang tidak bersumber dari Islam dapat dianggap sebagai kufur.
Menurutnya, penolakan terhadap demokrasi (kekuasaan rakyat) maupun kekuasaan otoriter dilakukan dengan alasan bahwa model kekuasaan tersebut tidak berasal dari ajaran Islam.
Sementara, mengutip dari buku berjudul Kamis Al-Qur'an Qur'anic Explorer" karya Ali As-Sahbuny (2016), istilah kafir adalah merujuk pada perbuatan yang terkait dengan Tuhan.
Ini mencakup mengingkari nikmat Tuhan dan tidak bersyukur kepada-Nya, menghindari tanggung jawab atau melepaskan diri dari suatu perbuatan, dan berbagai aspek lainnya.
Bahkan, Al-Qur'an memiliki surat khusus yang ditujukan kepada sikap orang kafir, yaitu dalam Surat Al Kafirun.
Macam macam Orang Kafir
Mengutip dari buku berjudul Bingkai Aswaja karya Ahmad Hawassy (2020), dijelaskan bahwa terdapat 4 macam orang kafir, antara lain:
1. Kafir Muharib atau Ahlul-harb
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), golongan kafir ini disebut sebagai kafir harbi.
Mereka adalah individu yang memerangi umat Islam di wilayah yang saat itu sedang terjadi konflik antar pemeluk agama.
Kaum muslimin diwajibkan untuk melawan orang kafir semacam ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Kafir Mu'ahid atau Ahul-'ahd
Kafir Mu'ahid atau kafir muahid adalah orang kafir yang telah membuat perjanjian damai dengan pemimpin umat Islam untuk menghentikan peperangan (gencatan senjata) dalam jangka waktu tertentu. Mereka tinggal di wilayah mereka sendiri.
3. Kafir Dzimmi atau Ahludz-dzimmah
Kafir Dzimmi merujuk kepada orang kafir yang diizinkan tinggal di wilayah kaum muslimin dan sebagai gantinya membayar jizyah, yaitu semacam upeti.
Tujuannya adalah sebagai bentuk kompensasi atas perlindungan yang diberikan kepada mereka dan patuh terhadap batasan-batasan aturan Islam.
4. Kafir Musta'man
Kafir musta'man adalah orang kafir yang masuk ke wilayah kaum muslimin dan diberikan jaminan keamanan oleh penguasa muslim atau salah satu penduduk muslim.
Sedangkan, menurut buku berjudul Islam Perspektif Sosial, Sains dan Teknologi karya Dr. KH Fuad Thohari, MA (2022), menjelaskan bahwa terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Mulhid (Ateis)
Suatu jenis kafir yang menolak akan keberadaan Tuhan.
2. Musyrik (Pemuja Berhala)
Merujuk kepada orang-orang yang menolak konsep tunggalitas Tuhan atau meyakini adanya lebih dari satu Tuhan.
3. Al-Kitab (Pengikut Kitab Suci)
Umat yang mempercayai keesaan Tuhan, tetapi menolak kerasulan Muhammad SAW atau tidak mengakui kebenaran Al-Quran sebagai wahyu dari Allah.
Ciri-ciri Orang Kafir
Mengutip dari buku berjudul Membongkar Ciri Kaum Munafik karya Sayid Ali Khamene’i dkk,(2015), terdapat 8 ciri ciri orang kafir adalah sebagai berikut:
1. Menolak Syariat Islam
ÙˆÙŽØ¥Ùذَا Ù‚Ùيلَ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ تَعَالَوْاْ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ مَا أَنزَلَ اللّه٠وَإÙÙ„ÙŽÙ‰ الرَّسÙول٠رَأَيْتَ الْمÙنَاÙÙÙ‚Ùينَ يَصÙدÙّونَ عَنكَ صÙدÙوداً
"Mari patuhi hukum yang Allah dan Rasul-Nya turunkan! Pasti kamu akan melihat orang-orang munafik dengan gigih menghalangi orang-orang agar tidak mendekatimu." (Surat An-Nisa: 61)
2. Menyembah Selain Allah SWT
وَمَنْ يَدْع٠مَعَ اللَّه٠إÙلَٰهًا آخَرَ لَا بÙرْهَانَ لَه٠بÙÙ‡Ù ÙÙŽØ¥Ùنَّمَا ØÙسَابÙه٠عÙنْدَ رَبÙّه٠ۚ Ø¥Ùنَّه٠لَا ÙŠÙÙْلÙØ٠الْكَاÙÙرÙونَ
"Siapa pun yang menyembah selain Allah, tanpa memiliki dalil yang meyakinkan, maka sesungguhnya pertanggungjawabannya berada di sisi Tuhan-Nya.
Orang yang ingkar sesungguhnya tidak akan meraih keberuntungan." (Al-Mukminun/23:117)
3. Percaya Ramalan
لَيْسَ Ù…Ùنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تÙØ·ÙÙŠÙّرَ لَه٠أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تÙÙƒÙÙ‡Ùّنَ لَه٠أَوْ سَØَّرَ أَوْ سÙØÙّرَ Ù„ÙŽÙ‡Ù
"Tidak termasuk dalam kelompok kami mereka yang meyakini keberuntungan buruk, memberikan dukungan kepada orang yang percaya pada nasib buruk, mengunjungi peramal atau mendukung perkataannya, atau terlibat dalam praktik sihir serta memberikannya dukungan."
4. Memiliki Sikap Sombong
ÙˆÙŽØ¥Ùذْ Ù‚Ùلْنَا Ù„ÙلْمَلاَئÙكَة٠اسْجÙدÙوا لأَدَمَ ÙَسَجَدÙوا Ø¥Ùلاَّ Ø¥ÙبْلÙيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الكَاÙÙرÙينَ
"Pada saat Kami memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam, mereka semua patuh, kecuali Iblis; dia menolak dan bersikap sombong, sehingga ia masuk dalam kategori orang-orang yang ingkar." (Surat Al-Baqarah:34).
5. Menggoda Muslim
Ciri kafir adalah mengajak umat muslim untuk menjadi kafir seperti dirinya. Ia akan berusaha agar kita terhasut, seperti yang dinyatakan dalam ayat:
وَدÙّوا لَوْ تَكْÙÙرÙونَ كَمَا ÙƒÙŽÙَرÙوا ÙَتَكÙونÙونَ سَوَاءً
"Mereka berharap agar kamu juga menolak keimanannya seperti yang mereka lakukan, sehingga kalian menjadi serupa dengan mereka." (An-Nisa/4:89)
6. Mengolok-olok Allah dan Rasul
اَكَانَ Ù„Ùلنَّاس٠عَجَبًا اَنْ اَوْØَيْنَآ اÙلٰى رَجÙÙ„Ù Ù…ÙّنْهÙمْ اَنْ اَنْذÙر٠النَّاسَ وَبَشّÙر٠الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوْٓا اَنَّ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ قَدَمَ صÙدْق٠عÙنْدَ رَبّÙÙ‡Ùمْ Û— قَالَ الْكٰÙÙرÙوْنَ اÙنَّ هٰذَا لَسٰØÙرٌ مّÙبÙيْنٌ
"Adakah seseorang yang heran bahwa Kami menurunkan wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka, memberikan peringatan kepada manusia, dan memberi kegembiraan kepada orang-orang yang beriman tentang posisi mulia mereka di sisi Tuhan? Orang-orang kafir menyatakan, 'Laki-laki ini (Muhammad) benar-benar seorang tukang sihir." (Surat Yunus ayat 2).
7. Berbohong
وَمَنْ اَظْلَم٠مÙمَّن٠اÙْتَرٰى عَلَى اللّٰه٠كَذÙبًا اَوْ كَذَّبَ بÙالْØَقّ٠لَمَّا جَاۤءَهٗ Û— اَلَيْسَ ÙÙيْ جَهَنَّمَ مَثْوًى Ù„ÙّلْكٰÙÙرÙيْنَ
"Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kebohongan terhadap Allah atau menolak kebenaran saat kebenaran itu mencapainya? Bukankah di dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang yang tidak beriman?" (Surah Al Ankabut ayat 68)
8. Memandang Baik Perbuatan Jahat
اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا ÙَاَØْيَيْنٰه٠وَجَعَلْنَا لَهٗ Ù†Ùوْرًا يَّمْشÙيْ بÙهٖ ÙÙÙ‰ النَّاس٠كَمَنْ مَّثَلÙهٗ ÙÙÙ‰ الظّÙÙ„Ùمٰت٠لَيْسَ بÙخَارÙج٠مّÙنْهَاۗ كَذٰلÙÙƒÙŽ زÙيّÙÙ†ÙŽ Ù„ÙلْكٰÙÙرÙيْنَ مَا كَانÙوْا يَعْمَلÙوْنَ
"Apakah seseorang yang telah meninggal, lalu Kami hidupkan kembali, dan Kami berikan cahaya yang memungkinkannya berjalan di tengah-tengah masyarakat, dapat disamakan dengan seseorang yang berada dalam kegelapan sehingga ia tidak bisa keluar dari sana? Begitulah indahnya diwujudkan bagi orang-orang kafir apa yang mereka lakukan." ( Surah Al-An'am ayat 122).
Cara Menyikapi Orang Kafir
Ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah kepada kaum kafir Quraisy, sikap mereka ada yang menerima dan ada pula yang menolak.
Berdasarkan hal tersebut, seorang muslim diharapkan mengetahui bagaimana cara menyikapinya sesuai ajaran Islam. Berikut cara menyikapi orang-orang kafir adalah sebagai berikut:
1. Tetap Berbuat Baik
Dalam Islam ditekankan untuk tetap berbuat baik kepada semua orang, termasuk orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda.
Mempraktikkan sikap toleransi, keramahan, dan kebaikan tetap menjadi tindakan yang dianjurkan.
2. Tidak Memaksa Mereka untuk Menjadi Muslim
Prinsip dasar Islam adalah kebebasan beragama. Oleh karena itu, muslim dianjurkan untuk tidak memaksa atau memaksakan keyakinan agama kepada orang kafir.
Setiap individu memiliki kebebasan memilih keyakinan agamanya sendiri.
3. Berbuat Adil dan Tidak Mendzalimi
Islam menekankan pentingnya berlaku adil terhadap semua orang, termasuk orang kafir. Tidak ada tempat untuk mendzalimi atau merugikan mereka berdasarkan perbedaan keyakinan.
4. Menyambut Tawaran Damai Setelah Terlibat Peperangan
Jika terjadi konflik atau peperangan, Islam mengajarkan untuk menyambut tawaran damai dari pihak lawan, termasuk orang kafir.
Sikap perdamaian dan penyelesaian konflik secara diplomatik dianjurkan dalam Islam.
Demikianlah informasi seputar apa itu kafir lengkap dengan pengertian, ciri, macam, dan cara menyikapinya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seorang muslim wajib meningkatkan keimanan, menjaga toleransi, dan menjalankan prinsip ajaran Islam dalam berinteraksi dengan individu yang memiliki keyakinan berbeda.