PARBOABOA, Jakarta – Kebakaran hebat hutan di provinsi Quebec dan Nova Scotia, Kanada memkasa 120.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pengungsian ini dilakukan karena kualitas udara yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung, stroke, iritasi mata, kulit gatal, ruam hingga bertambahnya pasien asma akibat kabut asap yang sangat tebal.
Tak hanya itu, kebakaran yang menghanguskan 3,8 juta hektare hutan di Kanada ini pun menyebabkan Kota Manhattan, New York kehabisan stok alat elektronik pembersih udara serta masker.
AccuWeather Inc menyebut jika kualitas udara yang buruk ini kemungkinan akan bertahan hingga akhir pekan. Di mana, akan ada pergerakan badai yang diperkirakan bakal membelokkan asap ke arah barat melintasi Great Lakes dan lebih jauh lagi ke arah selatan yang melalui Lembah Ohio hingga ke wilayah pertengahan Atlantik.
Lalu, untuk kondisi cuaca hangat dan kering diperkirakan bakal terus berlanjut selama berbulan-bulan lamanya.
Di samping itu, sepanjang tahun 2023, provinsi Quebec dan Nova Scotia telah mengalami lebih dari 400 kebakaran hutan yang disebabkan salah satunya oleh petir.
Namun, kebakaran kali ini adalah yang terburuk karena terjadi sekitar 13 kali lipat rata-rata dari 10 tahun terakhir. Hal itu berdampak pada hampir 10 provinsi termasuk Quebec dan seluruh teritori Kanada.
Kebakaran hutan biasa terjadi di barat Kanada, namun tahun ini api menyebar dengan cepat hingga ke wilayah timur Kanada.
Kasus kebakaran hebat hutan dengan pola tak biasa serta intensitas yang mengkhawatirkan ini membuat Kanada harus menghadapi periode yang terburuk dalam sejarah.
Pada Selasa 6 Juni 2023, Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly mengatakan bahwa Amerika Serikat, Meksiko, Afrika Selatan, serta Prancis telah mengirimkan timnya guna membantu memadamkan api dan juga menangani situasi yang ada.