Memahami Apa itu Kesetaraan Gender dan Upaya Melakukannya: Membangun Masa Depan tanpa Diskriminasi

Kesetaraan Gender (Foto:Parboaboa/Kathleen)

PARBOABOA – Kesetaraan gender adalah salah satu cita-cita yang masih belum tercapai di berbagai belahan dunia. Hal ini terjadi karena adanya sejumlah faktor-faktor, seperti diskriminasi, patriarki, dan lainnya yang membatasi potensi individu dan menghambat kemajuan sosial.

Situasi ini yang kemudian menciptakan ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akses pendidikan, pekerjaan, serta pengambilan keputusan, yang pada gilirannya dapat memperburuk ketidakadilan dan ketidakseimbangan sosial.

Dalam artikel ini, Parboaboa akan mengajakmu untuk menjelajahi seperti apa tantangan yang masih menghadang perjalanan menuju gender equality.

Dari ketidaksetaraan dalam lapangan pekerjaan hingga norma-norma sosial yang mempersempit peran gender, tulisan di bawah ini akan menggali akar masalah dan mencari solusi-solusi yang dapat membantu mengubah paradigma menuju dunia yang lebih adil dan merata bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Apa itu Kesetaraan Gender?

Apa itu kesetaraan gender? (Foto: Parboaboa/Kathleen)

Menurut Alifiulahtim Utaminingsih, gender adalah suatu konstruksi sosial yang tidak bersifat bawaan lahir.

Implementasinya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tempat atau wilayah, waktu, budaya, status sosial, pemahaman agama, ideologi negara, politik, hukum, dan ekonomi.

Gender bukanlah hal yang tetap dan universal, melainkan sesuatu yang dapat berubah dan beragam dalam berbagai konteks. Ini menunjukkan kompleksitas dan keragaman, dalam cara manusia mengidentifikasi serta mengalami peran identitas gender mereka.

Kesetaraan gender adalah hak yang seharusnya dinikmati oleh setiap individu, tanpa memandang kelas sosial atau jenis kelamin.

Setiap orang berhak untuk mengalami keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam bidang pendidikan.

Dalam kaitannya, perempuan dan pendidikan adalah dua hal yang penuh makna dalam konteks perjuangan kesetaraan.

Meskipun begitu, di kehidupan bermasyarakat, masih terdapat norma sosial yang menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih rendah daripada laki-laki.

Dengan kata lain, perempuan sering kali dianggap sebagai golongan yang kedua dalam struktur sosial.

Sejarah Perjuangan Kesetaraan Gender

Hingga saat ini, kesetaraan gender sudah mengalami perkembangan yang signifikan dibanding sebelumnya. Adapun sejarah singkat dari gender equality ini adalah:

1. Abad ke-19

Perjuangan kesetaraan dari setiap gender dimulai pada abad ke-19 dengan gerakan feminisme di banyak negara. Gerakan ini mengadvokasi hak-hak perempuan, termasuk hak memilih, hak pendidikan, dan kesetaraan dalam lapangan pekerjaan.

2. Gerakan Suffragette

Salah satu tonggak penting dalam sejarah kesetaraan gender adalah gerakan suffragette pada awal abad ke-20.

Di berbagai negara, perempuan berjuang untuk mendapatkan hak pilih (suara) dalam pemilihan umum. Gerakan ini berhasil, dan pada tahun 1920, perempuan di Amerika Serikat mendapatkan hak suara.

3. Perang Dunia I dan II

Perang Dunia I dan II membawa perubahan besar dalam peran gender. Wanita mengambil alih pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya hanya diisi oleh pria yang pergi berperang, membuktikan kemampuan mereka di dunia kerja.

4. PBB dan Hak Asasi Manusia

Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Perang Dunia II membawa fokus pada hak asasi manusia dan gender equality.

PBB mendorong pengadopsian Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) pada tahun 1979.

5. Gerakan MeToo

Gerakan MeToo yang dimulai pada tahun 2017 merupakan respons terhadap pelecehan seksual dan ketidaksetaraan gender dalam berbagai industri, terutama di Hollywood.

Gerakan ini memunculkan percakapan global tentang pentingnya mendukung korban dan mengakhiri pelecehan seksual.

6. Gerakan Gender Equality di Tempat Kerja

Selama beberapa dekade terakhir, perjuangan akan kesetaraan ini telah melibatkan perubahan di tempat kerja.

Inisiatif-inisiatif seperti penghapusan pembayaran yang tidak setara dan promosi kesetaraan dalam kepemimpinan perusahaan menjadi sorotan.

7. Peningkatan Kesadaran

Perjuangan dari gender equality juga mencakup peningkatan kesadaran tentang isu-isu seperti kekerasan dalam rumah tangga, ketidaksetaraan dalam gaji, dan keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Dampak Ketidaksetaraan Gender

Dampak ketidaksetaraan gender (Foto: Parboaboa/Kathleen)

Banyaknya ketimpangan sosial yang dialami oleh perempuan telah menciptakan sejumlah dampak dari ketidaksetaraan gender yang mencolok. Beberapa dampak dari ketidaksetaraan gender ini antara lain adalah:

1. Ketidaksetaraan Ekonomi

Peran tradisional pria sebagai pencari nafkah utama dapat menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi, dengan perempuan cenderung mendapatkan pendapatan yang lebih rendah.

2. Ketidaksetaraan Karir

Pembagian peran gender ini juga dapat menghalangi kemajuan karir perempuan, sehingga mereka kurang terwakili di tingkat kepemimpinan dan berpeluang lebih sedikit di tempat kerja.

3. Ketidaksetaraan dalam Pekerjaan Rumah Tangga

Wanita yang memikul tanggung jawab utama dalam pekerjaan rumah tangga dapat mengalami beban lebih besar, terutama jika mereka juga bekerja di luar rumah.

4. Stigma Gender

Norma-norma yang ada pada ketidaksetaraan ini juga mampu menciptakan stigma terhadap individu saat ingin melanggar peran tradisional gender mereka.

Situasi ini termasuk ketika pria yang ingin terlibat lebih dalam pada segi perawatan anak, maupun wanita saat mengejar karirnya lebih lanjut.

Contoh Diskriminasi Gender

Di kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali contoh-contoh dari diskriminasi gender yang terjadi di sekitar kita, baik di lingkungan pendidikan, kerja, bahkan keluarga sekalipun. Adapun contoh itu antara lain adalah:

1. Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

Di lingkungan pekerjaan, adanya ketimpangan gender sering kali ditemui, terlebih untuk perempuan. Beberapa contoh kasusnya yaitu:

Ketidaksetaraan dalam Penggajian

Dalam mewujudkan contoh kesetaraan gender, setiap individu penting untuk menerima sistem penggajian yang sepadan di tempat kerja.

Sayangnya, perempuan sering kali mendapatkan bayaran lebih rendah daripada pria dengan kualifikasi dan pengalaman sama untuk posisi serupa.

Ketidaksetaraan Peluang Karir

Selain itu, meskipun perempuan mungkin memiliki kualifikasi yang setara dengan rekan pria mereka, mereka sering menghadapi kesulitan dalam mendapatkan promosi atau mencapai posisi kepemimpinan yang lebih tinggi.

Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual di tempat kerja, seperti komentar tidak pantas atau tindakan merendahkan, juga seringkali menimpa perempuan dan dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman.

Ini menunjukkan bahwa contoh kesetaraan gender di lingkungan kerja masih belum mencukupi.

2. Diskriminasi Gender dalam Pendidikan

Tak hanya dalam dunia pekerjaan saja, bahkan di dunia pendidikan sekalipun, contoh kesetaraan gender masih minim terjadi. Beberapa kasusnya yaitu:

Akses Terbatas ke Pendidikan

Di beberapa wilayah, perempuan mungkin memiliki akses lebih terbatas ke pendidikan berkualitas dibandingkan dengan laki-laki. Ini bisa disebabkan oleh budaya yang menekankan pernikahan lebih dari pendidikan bagi perempuan.

Stereotip Gender dalam Mata Pelajaran

Mata pelajaran tertentu sering kali dianggap lebih cocok untuk laki-laki atau perempuan, yang dapat mempengaruhi pilihan karir dan minat pendidikan mereka.

Kekerasan Gender dalam Konteks Sekolah

Kekerasan gender seperti pelecehan seksual atau perundungan berbasis gender juga dapat terjadi di lingkungan sekolah dan mengganggu pendidikan siswa.

3. Diskriminasi Gender dalam Keluarga

Di lingkungan keluarga sendiri, cerminan dalam kesetaraan gender juga sering kali masih diabaikan. Ini bisa ditemukan dari beberapa kasus yang menempatkan wanita dalam posisi rendah, seperti:

Pembagian Tugas Rumah Tangga

Terkadang, perempuan masih diharapkan untuk melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga, bahkan jika mereka bekerja penuh waktu di luar rumah.

Pernikahan Paksa dan Dini

Dalam beberapa lingkungan masyarakat, praktik pernikahan paksa dan dini, terutama yang melibatkan anak perempuan, masih sering kali terjadi.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi salah satu ancaman yang menimpa perempuan dan anak-anak. Situasi umum ini membuat kaum perempuan menghadapi kesulitan dalam mencari perlindungan dan dukungan.

Peran Masyarakat dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender

Dalam upaya menerapkan kesetaraan gender, terdapat banyak langkah yang bisa dilakukan untuk memastikan hak asasi semua individu terwujud. Berikut adalah cara di mana kita semua dapat berkontribusi dalam upaya tersebut:

Pendidikan Kesetaraan Gender

Langkah pertama dalam mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia adalah memasukkan pendidikan tentang kesetaraan dalam kurikulum sekolah.

Hal ini akan membantu mengubah pemahaman siswa tentang peran dan hak-hak gender yang sama, serta mengatasi stereotip gender yang ada.

Pelatihan Guru

Guru juga harus dilibatkan dalam pelatihan tentang gender equality dan metode pengajaran yang mendukung semua siswa tanpa memandang jenis kelamin.

Ini akan membantu mereka menjadi contoh peran yang positif dalam mengatasi diskriminasi gender.

Pemberdayaan Siswa

Melalui pendidikan, siswa dapat diajarkan untuk mengidentifikasi ketidaksetaraan gender dan cara mereka dapat berperan aktif dalam melawan stereotip dan diskriminasi. Mereka juga dapat belajar menghargai perbedaan.

Kebijakan Gender Equality

Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keseimbangan gender di Indonesia lewat berbagai sektor, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan keluarga.

Ini mencakup kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara.

Penegakan Hukum

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam menegakkan hukum yang melarang diskriminasi gender, termasuk tindakan diskriminatif dalam pekerjaan dan pendidikan.

Penegakan hukum yang efektif dapat memberikan perlindungan kepada individu yang mengalami diskriminasi.

Pengawasan Program Pendidikan

Pemerintah dapat memastikan bahwa program pendidikan di sekolah mengikuti standar pemerataan gender dan tidak mempromosikan stereotip gender yang merugikan.

Ini dapat melibatkan pengawasan dan evaluasi terhadap kurikulum sekolah.

Promosi Kesetaraan Gender dalam Media dan Budaya

Kerja sama dengan media dan budaya oleh pemerintah dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang kesetaraan dan mengurangi representasi negatif atau stereotip gender dalam media massa.

Pengumpulan Data Gender

Mengumpulkan data berdasarkan jenis kelamin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan pendidikan, dapat membantu pemerintah mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksetaraan yang ada.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu kesetaraan gender dan seperti apa upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan situasi ini.

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa melawan budaya patriarki dan mencapai kesetaraan gender adalah perjuangan bersama yang tidak hanya berkaitan dengan hak-hak perempuan, tetapi juga dengan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang untuk semua individu.

Editor: Ester
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS