Ketegangan Rusia-Korea Selatan Meningkat Usai Pernyataan Kontroversial Presiden Yoon Suk Yeol

Konflik Rusia Korsel memanas karena pernyataan Presiden Yoon Suk Yeol (Foto: Instagram/ @yoonsukyeol4)

PARBOABOA, Jakarta – Ketegangan antara Rusia dan Korea Selatan (Korsel) semakin memuncak setelah Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Pernyataan tersebut merujuk pada bantuan Rusia kepada Korea Utara (Korut) dalam pengembangan senjata, yang dianggap sebagai balasan atas dukungan Korut dalam konflik Ukraina.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Rabu (20/9/2023) lalu, Yoon menilai bahwa hubungan tersebut dapat membahayakan perdamaian dan keamanan, bukan hanya bagi Ukraina, tetapi juga negaranya.

Mendengar tuduhan itu, Rusia melalui perwakilan Kedutaan Besarnya di Seoul pada Kamis (21/9/2023) lalu kemudian melontarkan kecaman terhadap Yoon Suk Yeol.

Rusia menganggap bahwa pernyataan Yoon bersifat spekulatif dan tidak berdasar, yang disampaikan dalam gaya diplomasi berbasis media.

Dalam kesempatan itu, Rusia menekankan komitmennya untuk tetap mematuhi norma-norma internasional dan menjaga hubungan yang stabil dengan negara-negara tetangga serta mitra lama, termasuk Korea Utara.

Mereka berharap, pemimpin Korea Selatan, yang sebelumnya telah menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dengan Rusia, akan membuat keputusan yang bijaksana dan tidak terpengaruh oleh situasi saat ini.

Pertemuan Korut dan Rusia

Sebelumnya, Rusia dan Korea Utara pernah bertemu sebanyak dua kali dalam tahun ini, yakni pada Rabu (26/7/2023) dan Rabu (13/9/2023) lalu.

Pertemuan pertama ialah ketika Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pergi ke Pyongyang dengan membawa sebuah daftar kebutuhan persediaan amunisi Rusia yang hampir habis karena konflik Ukraina.

Sementara dalam pertemuan kedua, Putin dan Kim membahas beberapa isu penting, termasuk masalah militer, perang di Ukraina, dan kemungkinan bantuan Rusia dalam program satelit Korut.

Kedua negara tersebut bertemu di Kosmodrom Vostochny, sebuah fasilitas peluncuran antariksa canggih yang terletak di Timur Jauh Rusia.

Pertemuan antara Putin dan Kim tersebut menjadi sorotan, karena Korut dianggap membantu persenjataan Rusia dalam perang Ukraina yang saat itu sedang terjadi.

Akan tetapi, hal tersebut dibantah baik oleh pihak Korut maupun Rusia.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS