PARBOABOA, Pematang Siantar – Di tengah pesatnya perkembangan dunia kopi di era modern, ada sebuah tempat di Kota Pematang Siantar, yang masih setia terhadap kenikmatan kopi tradisional.
Warung kopi legendaris yang dikenal sebagai "Warkop Bacok" ini telah berdiri selama delapan dekade. Ia menjadi sangat populer saat jatuh ke tangan Adi Supriono (50), pewaris kedua yang telah menjalankannya dengan penuh dedikasi sejak 2008 silam.
“Saya adalah generasi kedua yang meneruskan warisan ini. Generasi pertama adalah mertua saya,” katanya dengan bangga kepada Parboaboa pada Rabu (6/8/2023).
Di balik kesuksesannya ini, terdapat cerita yang cukup menarik. Saat awal memegang kendali, Adi hanya memiliki sedikit pemahaman tentang seni menyeduh kopi yang lezat.
Namun, dengan semangat dan eksperimen yang berkelanjutan, ia berhasil menciptakan inovasi kopi yang menjadikannya favorit para pelanggan.
“Kata orang kopi saya enak, karena membuatnya dengan air mendidih dan harganya juga terjangkau”, ujarnya.
Meskipun kopi varian modern yang menggunakan mesin canggih telah menarik perhatian banyak orang, Adi tidak merasa khawatir akan adanya persaingan.
Bagi Adi, kunci utamanya adalah menjaga kualitas penyajiannya sehingga tetap disukai banyak orang.
“Dulu mertua saya berpesan, sajikanlah kopi dengan cara pembuatan yang bagus”, katanya.
Kenikmatan kopi buatan Adi ini turut disampaikan oleh Reza (26), pelanggan setia Warkop Bacok. Sebagai pecandu kopi hitam, lidahnya merasa cocok dengan sajian kopi tradisional yang berada di Jalan Sipirok No.12 tersebut.
Jika dibandingkan dengan kopi modern, kopi yang disajikan di Warkop Bacok menurutnya memiliki cita rasa yang lebih autentik dan khas.
Kelezatan Kopi Tradisional di Tengah Kemegahan Kopi Modern
Eki (29), seorang pemenang dalam Event Kopi Sumatera Utara tahun 2019, berbagi pandangannya mengenai perbedaan antara industri kopi modern dan tradisional.
Menurutnya, kemunculan kopi modern merupakan bukti dari kemajuan dalam penyajian kopi. Dengan menggunakan mesin-mesin khusus, kopi yang dihasilkan dapat memiliki beragam varian rasa dan aroma.
Menu kopi yang sebelumnya terbatas pada kopi hitam, sekarang dapat diperluas menjadi berbagai jenis kopi yang berbeda.
Hal ini menjadikan kopi modern sangat populer saat ini, karena dapat dinikmati dalam berbagai variasi cara penyajian, mulai dari dengan menggunakan air dingin, air panas, campuran susu, sirup, atau pemanis lainnya.
Meskipun kopi modern telah menjadi pilihan yang diminati, Eki tetap melihat bahwa kopi tradisional akan tetap menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, termasuk di kalangan masyarakat Pematang Siantar.
“Seperti sanger dan kopi tubruk, itu budaya original dari kita yang didapat dari warung kopi tradisional”, jelasnya.
Eki berpendapat bahwa jika suatu saat terjadi pergeseran dari kopi tradisional ke kopi modern, hal itu mungkin disebabkan oleh pemahaman yang lebih luas mengenai penyajian kopi.
Namun, menurutnya, penting untuk memastikan agar kopi tradisional tidak punah dan tetap terjaga sebagai bagian berharga dari warisan budaya kita.