PARBOABOA – Kisah Nabi Ismail AS yang paling dikenal adalah saat peristiwa Idul Adha dan ditemukannya air zamzam. Perjalannan hidupnya yang penuh pelajaran dan makna, sering diceritakan secara turun temurun kepada anak cucu.
Sejak kelahirannya, putra Nabi Ibrahim dan Siti Hajar ini sudah memiliki banyak tanda-tanda kenabian yang diberikan Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Maryam ayat 54 yang berbunyi:
وَٱذْكÙرْ ÙÙÙ‰ ٱلْكÙتَٰب٠إÙسْمَٰعÙيلَ Ûš Ø¥ÙنَّهÙÛ¥ كَانَ صَادÙÙ‚ÙŽ ٱلْوَعْد٠وَكَانَ رَسÙولًا نَّبÙيًّا
Artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.â€
Dari ayat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa kisah Nabi Ismail penting untuk diketahui. Untuk itu, Parboaboa telah merangkum dari berbagai sumber tentang kisah Nabi Ismail dalam Al Quran. Yuk, baca sampai selesai
1. Kisah Nabi Ismail AS: Lahir di Palestina
Nabi Ismail AS lahir di Palestina, pada tahun 1800 SM. Nabi Ismail As merupakan anak pertama dari Nabi Ibrahim dan istri keduanya yang bernama Siti Hajar. Siti Hajar adalah seorang hamba sahaya yang berkerja di rumahnya. Sebelumnya, Nabi Ibrahim AS telah menikah dengan Siti Sarah, namun belum juga dikarunia keturunan.
Melihat suaminya yang semakin tua dan masih tetap mendambakan seorang anak, Siti Sarah mengijinkan Nabi Ibrahim untuk menikahi Siti Hajar.Setelah menikah, Nabi Ibrahim As dan Siti Hajar dianugerahi seorang bayi laki - laki dan diberi nama Ismail. Menurut bahasa Ibrani, Ismail merupakan nama yang mengandung arti yang sangat mendalam, yaitu Isma berarti mendengar dan El berarti Allah, maka Ismail adalah Allah Maha Mendengar. Alasan Nabi Ibrahim memberikan nama Ismail karena Allah sudah mendengar dan mengabulkan permohonannya.
Melihat kehadiran putranya itu, Nabi Ibrahim AS sangat gembira. Ia sangat berterima kasih kepada Allah SWT karena telah menjawab doanya selama ini.
2. Hijrah Ke Mekah
Nabi Ibrahim AS melakukan hijrah ke Mekah atas perintah Allah SWT. Beliau melakukan hijrah bersama dengan istri keduanya yang bernama Siti Hajar dan putranya, Nabi Ismail AS.
Hijrah ke Mekah dilakukan dengan menaiki unta. Setelah sampai di Mekah, mereka mencari tempat berteduh dan menemukan pohon dauhah yang bisa digunakan. Mereka turun dari unta dan menggunakan pohon dauhah sebagai tempat berteduh.
Sebelum meninggalkan istri dan anaknya, Nabi Ibrahim memberikan pesan kepada istrinya, "Tetaplah bertakwa kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya. Percayalah kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memberikan perintah kepadaku untuk membawamu ke sini."
Allah akan memberikan perlindungan di tempat yang sunyi ini. Seandainya bukan karena perintah dan wahyu dari Allah, saya tidak akan tega meninggalkan kalian berdua, istriku dan anakku yang saya cintai. Percayalah, Hajar, bahwa Allah tidak akan menelantarkan kalian berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkah-Nya akan selalu turun untuk selamanya, insya Allah."
Setelah mendengarkan pesan dari suaminya, Siti Hajar merasa tenang di tempat sunyi itu. Hanya membawa sedikit air minum dan beberapa biji kurma, hati Siti Hajar mulai berdoa kepada Allah agar selalu diberikan perlindungan dan mampu bertahan di tempat yang gersang dan tandus tersebut.
3. Menemukan Air Zamzam
kisah Nabi Ismail berikutnya adalah menemukan air zamzam. Setelah sekian lama, persediaan bekal habis dan Siti Hajar serta Nabi Ismail AS kecil menjadi haus. Siti Hajar kemudian berusaha mencari sumber air dengan berlari dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Namun, sayangnya tempat tersebut tidak ada penghuni selain mereka berdua dan upayanya tidak membuahkan hasil.
Allah SWT mencatat kisah Hajar bolak-balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah dalam Surat Al-Baqarah ayat 158:
 إÙÙ†ÙŽÙ‘ ٱلصَّÙَا وَٱلْمَرْوَةَ Ù…ÙÙ† شَعَآئÙر٠ٱللَّه٠ۖ Ùَمَنْ Øَجَّ ٱلْبَيْتَ أَو٠ٱعْتَمَرَ Ùَلَا جÙنَاØÙŽ عَلَيْه٠أَن يَطَّوَّÙÙŽ بÙÙ‡Ùمَا Ûš ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ† تَطَوَّعَ خَيْرًا ÙÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ ٱللَّهَ شَاكÙرٌ عَلÙيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.â€
Tiba-tiba, Siti Hajar mendengar suara yang memanggilnya saat berada di puncak Bukit Marwah. Ia mendengarkan dengan seksama bahwa seseorang akan menolongnya dan anaknya. Ternyata, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk menolong mereka dengan membuat sebuah mata air yang kelak dikenal sebagai sumber mata air zam-zam yang menjadi buah tangan favorit para jamaah haji.
Ketika menangis, Nabi Ismail kecil menghentakkan kakinya sehingga muncullah air jernih dari tanah yang tandus. Hajar sangat bahagia dan berkata, "zam zam zam" yang artinya berkumpul.
Kisah Nabi Ismail AS, dari sinilah bermula Sa'i, salah satu tahapan penting dalam ibadah haji, dan terbentuklah Air Zamzam yang menjadi buah tangan yang dinanti-nantikan oleh jamaah haji di seluruh dunia.
Setelah mendapatkan semua kenikmatan yang diberikan Allah kepada Siti Hajar dan putranya, Siti Hajar terus bersyukur. Air Zamzam memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk mereka berdua, tetapi juga bagi orang-orang lain seperti rombongan suku Jurhum yang merasakan haus dan kesulitan mencari sumber air. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang tinggal di sekitar sumber air Zamzam, membuat tempat yang dulunya sepi menjadi ramai dan Siti Hajar tidak lagi merasa kesepian.
Nabi Ismail AS tumbuh dewasa dan membantu ibunya menggembala kambing dan biri-biri di Padang Arafah. Kehidupan Siti Hajar dan Ismail semakin baik, sejahtera, dan aman. Mereka bersama masyarakat Mekah menjaga kesucian air Zamzam yang sangat suci dan dengan air tersebut, kehidupan masyarakat Mekah semakin bahagia.
4. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail: Membangun Ka'bah
Kisah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah berasal dari kitab suci umat muslim, yaitu Al-Quran. Dalam kisah tersebut, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun rumah suci sebagai tempat ibadah yang dituju oleh umat manusia di seluruh dunia.
Nabi Ibrahim AS kemudian pergi ke Mekah bersama putranya, Ismail, untuk membangun Ka'bah. Mereka mengambil batu-batu besar dan meletakkannya dengan hati-hati untuk membangun struktur bangunan. Nabi Ibrahim juga mengajari putranya tentang pentingnya mengikuti perintah Allah SWT.
Saat membangun Ka'bah, Nabi Ibrahim dan Ismail juga mendoakan agar tempat tersebut menjadi tempat yang penuh berkah dan menjadi pusat bagi umat manusia di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Setelah selesai membangun Ka'bah, Nabi Ibrahim bersama putranya mengelilingi Ka'bah sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada Allah SWT.
Kisah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah menjadi salah satu kisah penting dalam sejarah Islam dan menjadi bagian dari ritual ibadah haji. Setiap tahun, umat muslim dari seluruh dunia datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan melakukan Tawaf di sekitar Ka'bah sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail serta sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
5. Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail AS
Sebagai sebuah ujian dan pengorbanan atas kesetiaannya kepada Allah, Nabi Ibrahim AS menerima perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Meskipun merasa sedih dan terpukul, Nabi Ibrahim AS mempersiapkan diri untuk memenuhi perintah Allah tersebut.
Perjalanan menuju tempat penyembelihan, dalam kisah Nabi Ismail AS bertanya kepada ayahnya tentang apa yang akan terjadi, dan Nabi Ibrahim AS dengan jujur menjelaskan situasi yang sedang terjadi. Nabi Ismail AS dengan penuh ketenangan dan kesetiaan kepada Allah menerima nasibnya, dan meminta ayahnya untuk menutup matanya saat ia disembelih.
Namun, di saat-saat terakhir penyembelihan, Allah mengganti Nabi Ismail AS dengan seekor domba sebagai pengorbanan yang sah, sebagai pengganti dari kesetiaan dan iman yang tulus dari kisah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah agama Islam dan diperingati dalam ibadah haji.
Kisah tentang perintah untuk menyembelih Ismail ini terkandung di dalam Al-Quran Surat As-Shaffat ayat 102-107, berikut adalah petikan isi QS. AS-Saffat Ayat 102:
Ùَلَمَّا بَلَغَ مَعَه٠السَّعْيَ قَالَ يٰبÙنَيَّ اÙنّÙيْٓ اَرٰى ÙÙÙ‰ الْمَنَام٠اَنّÙيْٓ اَذْبَØÙÙƒÙŽ ÙَانْظÙرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَت٠اÙْعَلْ مَا تÙؤْمَرÙÛ– سَتَجÙدÙÙ†Ùيْٓ اÙنْ شَاۤءَ اللّٰه٠مÙÙ†ÙŽ الصّٰبÙرÙيْنَ
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab, Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.â€
Keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
6. Kisah Nabi Ismail AS: Diangkat Menjadi Nabi
Kisah Nabi Ismail AS terdapat dalam Surat Maryam yang berbunyi : Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab (Al-Qur`an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi.†(QS. Maryam [19]: 54).
Setelah sekian lama, Nabi Ismail AS mendampingi ayahnya berdakwah. Ia pun diangkat menjadi seorang nabi dan rasul. Nabi Ismail AS pantas diangkat menjadi nabi karena memiliki akhlak yang mulia. Beliau sangat taat kepada Allah SWT, berbakti kepada orangtuanya, menepati janji, dan bijaksana.
Nabi Ismail berdakwah ke Mekah. Beliau menyeru umat manusia agar menyembah Allah SWT dan bertakwa kepada-Nya. Nabi Ismail mempunyai 12 anak lelaki dan seorang anak perempuan yang dinikahkan dengan anak saudaranya, yaitu Al-’Ish bin Ishak. Dari keturunan Nabi Ismail lahir Nabi Muhammad SAW. Keturunan Nabi Ismail juga menurunkan bangsa Arab Musta’ribah.
7. Kisah Nabi Ismail AS: Wafat
Menurut sejarah Islam, Nabi Ismail meninggal dunia pada tahun 1779 SM di Makkah, Arab Saudi saat usianya memasuki 137 tahun. Nabi Ismail AS kemudian dimakamkan di samping makam ibunya, Siti Hajar di Masjid al-Haram. Sepeninggal Nabi Ismail AS, maka kegiatan dakwahnya digantikan oleh putra-putrinya yang bermigrasi ke berbagai belahan Jazirah Arab dengan tujuan menyebarkan agama Islam.Â
Hikmah Kisah Nabi Ismail
Nilai Kehidupan dari Kisah Nabi Ismail AS yang Perlu Diteladani Umat Islam Sampai Sekarang adalah
Dalam setiap kisah tentang nabi dan rasul, terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat menambah kebaikan manusia. Hal yang sama berlaku dalam kisah Nabi Ismail AS
- Menjalankan segala perintah Allah meskipun sulit diterima oleh akal manusia.
- Percaya bahwa Allah SWT memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan hamba.
- Menganggap setiap ujian atau cobaan dari Allah sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
- Melakukan musyawarah dalam keluarga sebelum menjalankan perintah Allah.
- Berbakti kepada orang tua, seperti Nabi Ismail AS yang taat pada ayah dan ibunya untuk menjalankan perintah Allah.
- Percaya bahwa kesabaran dan ketabahan akan membawa kebahagiaan.
- Menjaga diri agar tidak tergoda rayuan syaitan.
Demikianlah kisah Nabi Ismail terlengkap, mulai dilahirkan sampai wafat. Beliau dikenal sebagai salah satu nabi yang sangat taat dan patuh kepada Allah SWT, serta memiliki peran penting dalam sejarah Islam.