PARBOABOA, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat gempa bermagnitudo 7,8 di Turki hingga Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu bertambah menjadi 16 ribu jiwa per hari ini, Kamis (9/2/2023).
Pihak berwenang dan medis Turki melaporkan, korban tewas di Turki sebanyak 12.873 jiwa. Sementara di Suriah tercatat sebanyak 3.162 jiwa. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat gempa di kedua negara mencapai 16.035 jiwa.
Jumlah korban ini melampaui prediksi Badan Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS) yang memperkirakan 10 ribu orang meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Jumlah korban jiwa yang terus bertambah dinilai akibat kesalahan tim penyelamat. Banyak warga terutama keluarga korban gempa menilai pihak berwenang tak gesit dalam melakukan proses evakuasi dan penyelamatan. Tim dilaporkan tak hadir di lokasi dalam 12 jam pertama usai bencana. Mereka baru tiba pada Senin malam.
Sementara itu, pihak berwenang memang mengaku kesulitan melakukan proses penyelamatan dan evakuasi ke lokasi gempa lantaran banyak akses terputus dan luasnya daerah yang terdampak.
Selain itu, cuaca dingin ekstrem hingga badai salju turut mempersulit proses penyelamatan. Dalam beberapa pekan terakhir, badai salju memang melanda beberapa wilayah di Turki, termasuk di area terdampak gempa.
Di sisi lain, sebanyak dua warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan meninggal dunia akibat bencana itu. Kedutaan Besar RI untuk Turki di Ankara mengatakan, WNI asal Bali bernama Nia Marlinda ditemukan meninggal dunia setelah tertimpa bangunan.
Bersama dengan Nia, ditemukan juga jenazah anaknya yang baru berusia satu tahun dan suaminya yang berkewarganegaraan Turki.
Dalam laporan pertama, KBRI mengatakan hanya satu WNI yang tewas dalam kejadian tersebut. Namun KBRI kembali mengonfirmasi bahwa anak yang meninggal tersebut termasuk dalam catatan WNI.