PARBOABOA, Jakarta - Seorang mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Fauziyah Nabila atau yang akrab dipanggil Lala meninggal dunia saat mengikuti Kegiatan Pembaretan Kemahsiswaan (Menwa) pada Sabtu (25/9) lalu.
Menurut pernyataan dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPN Veteran Jakarta, Ria Maria Theresa saat menemui mahasiswa yang meminta penjelasan mengenai kematian Lala, acara pembaretan tersebut berlangsung di Sentul, Jawa Barat sejak Jumat (25/9).
Adapun pada hari Sabtu (25/9) acara diagendakan untuk melakukan long march, etape pertama sejauh 3 kilometer menuju Masjid Jamik Tanah Baru, pada perjalanan dilakukan dua kali istirahat untuk minum selama 5 menit.
Pada saat di perhentian kedua etape pertama sekitar pukul 13.45 WIB Lala sempat mengalami kelelahan sehingga panitia memutuskan untuk menaikkannya ke ambulans yang telah disiagakan oleh pelaksana.
Setelah merasa baikan, saat akan melanjutkan perjalanan ke etape kedua Lala kemudian turun dari ambulans dan kembali bergabung dengan teman-temannya.
"Pukul 14.45 WIB, setelah istirahat di etape pertama, perjalanan dilanjutkan menuju etape kedua, di Masjid Quba dengan jarak 3,1 kilometer. Pukul 15.30 WIB, kira-kira berjarak dua kilometer dari etape pertama, almarhumah mengalami kram kaki kirinya. Panitia memutuskan membawa almarhumah dengan ambulans menuju etape kedua," kata Ria Maria, Selasa (30/11).
Namun kondisi Lala semakin lemah setelah sampai di etape kedua sekitar pukul 16.10, bahkan Lala sempat diberikan bantuan oksigen karena sesak nafas. Karena tak kunjung membaik, panitia kemudian memutuskan membawa Lala ke RS EMC Sentul. Perjalanan menuju rumah sakit terhambat karena lalu lintas yang macet.
"Meskipun sudah menyalakan sirine, ambulans yang membawa almarhumah tidak bisa bergerak karena kemacetan. Oleh warga setempat, disarankan untuk berputar arah ke Ciawi. Namun, perjalan menuju Rumah Sakit Ciawi juga macet," ujarnya.
Hingga pada pukul 18.45 WIB denyut nadi Lala tidak terasa. Ria mengatakan panitia sempat melakukan tindakan resusitasi jantung paru. Namun pukul 19.07 WIB, ketika tiba di rumah sakit, Lala dinyatakan meninggal.
Pembentukan Komite Disiplin untuk menyelidiki kematian Lala
Jenazah Lala kemudian dikembalikan ke pihak keluarga karena keluarga menolak untuk melakukan autopsi. Dari hasil pemeriksaan fisik memang tidak ditemukan adanya bekas atau memar ditubuh. Namun sebagai bentuk pertanggung jawaban pihak kampus telah membentuk Tim Komite Disiplin untuk mengusut insiden tersebut.
Tim Komdis untuk mengusut kematian Lala ini terdiri dari unsur rektorat, kepala biro, dosen, dan tenaga kependidikan. Tim tersebut sudah beberapa kali menggelar rapat guna menentukan sanksi kepada Menwa karena kegiatan tersebut tanpa izin kampus.
"Jadi ini walaupun tanpa ada luka, memar, dan lainnya tetap kami proses, tetap dibuat Tim Komdis sebagai tanggung jawab kampus. Pada pertengahan Desember harus sudah ada hasil," ujarnya.