Dorong Budaya Literasi Melalui Lomba Karya Tulis PARBOABOA Senandika Cup 2024

Potret pertemuan daring peserta lomba karya tulis. (PARBOABOA/David Rumahorbo)

PARBAOBOA, Pematangsiantar - Menyongsong HUT nya yang ke-3, Media Parboaboa menyelenggarakan serangkaian perlombaan, salah satunya lomba karya tulis.

Kompetisi akademis tingkat pelajar se-Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara ini diberi tagline Lomba Karya Tulis Parboaboa ‘Senandika’ Cup 2024.

Keprihatinan terhadap literasi yang tergolong rendah di kota itu merupakan alasan utama diadakannya perlombaan. Sebagai pilar demokrasi, media menyediakan ruang khusus agar kemampuan menulis dan membaca siswa/siswi terus diasah.    

Dalam pertemuan daring dengan 65 peserta lomba, Kamis, (30/5/2024) Wakil Pemimpin Redaksi Parboaboa, Dimas Adji Sutara mengungkapkan budaya membaca sangat penting untuk membuka wawasan serta menemukan sejumlah informasi.

Dimas melihat, ajang berdiskusi perihal teknik menulis dan membaca terbilang sedikit di Kota Pematangsiantar. Karena itu, menurut dia, lomba karya tulis menjadi wadah sekaligus ruang ekspresi pelajar menuangkan karya-karyanya.
   
Sejauh ini, ada 130 siswa/i yang telah mendaftarkan diri dan mereka merupakan perwakilan beberapa sekolah di Pematangsiantar. Dimas mengapresiasi sekaligus mengaku terkejut dengan antusiasme mereka.

Ia berharap apa yang diinisiasi Parboaboa dapat membentuk kultur baru di Pematangsiantar, yakni bertumbuhnya budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat.  

Sementara itu, salah seorang juri yang juga Koordinator Liputan Parboaboa, Mahadi Sitanggang menyebut pentingnya menulis sejak usia dini.

Menurut Mahadi, permasalahan utama dalam menulis disebabkan minimnya literasi. Padahal, demikian ia menambahkan, menulis merupakan bentuk ekspresi diri sekaligus keterampilan menuangkan apa yang pikirkan kedalam bentuk tulisan.

"Rangkailah kalimat yang baik, rangkailah kata yang baik. Apa yang kalian pikirkan tuliskan, apa yang kalian lihat juga tuliskan," ungkap Mahadi memicu semangat para peserta agar menghasilkan karya yang baik dan berkualitas.

Juri lain yang juga seorang guru di Dolok Sanggul, Riduan Situmorang menyambut baik kegiatan lomba karya tulis Parboaboa. Riduan merasa senang ketika diajak bergabung sebagai tim juri.

Riduan mengamini, masalah utama yang dalam masyarakat, tak terkecuali kalangan terdidik adalah kesulitan menuangkan pengetahuan ke dalam tulisan. 

Lantas ia mendorong sekaligus memotivasi anak muda meluangkan waktu untuk menulis, terlebih di era kecanggihan teknologi saat ini. Bagi Riduan menulis bukan bakat yang dibawa sejak lahir, melainkan  proses panjang yang mesti diasah sejak dini.

“Kita banyak mengetahui namun tak banyak yang dituliskan. Padahal menulis dapat membuat kita abadi,” jelas Riduan.

Di forum yang sama, pegiat Literasi Kota Pematangsiantar, Erlina Siahaan mengatakan, kemampuan menulis akan sangat menunjang kemampuan komunikasi atau bercakap-cakap.

Peserta yang hadir tampak sangat antusias. Tujuh orang dari mereka aktif menyampaikan pertanyaan kepada para juri dan panitia penyelenggara. Ada yang menyoroti kriteria penilaian dalam lomba, hingga bertanya tentang cara menulis sekaligus apa saja kendala-kendalanya.

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS