PARBOABOA, Jakarta – Hampir seluruh wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terndam banjir akibat hujan deras yang tak kunjung berhenti sejak subuh hingga siang ini. Ketinggian air bervariasi bahkan ada yang setinggi leher orang dewasa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin mengatakan, selain hujan lebat, banjir turut diperparah oleh air laut yang sedang pasang.
"Curah hujan yang cukup tinggi dari semalam tiada hentinya. Terus kemudian juga air pasang sehingga ini mengakibatkan banjir di seluruh kota karena aliran air yang harusnya dibuang di laut, air lautnya juga lagi pasang, sehingga terjadi seperti ini," ujarnya, Senin (12/2/2023).
Lebih lanjut, Hendra menyampaikan kondisi ini kemungkinan akan terjadi hingga sore nanti lantaran air laut akan kembali pasang. Pihaknya berharap curah hujan tidak tinggi saat sore hari karena bisa memperparah banjir di Makassar.
"Menurut pemantauan akan terjadi sampai sore. Karena di sore juga pasang lagi. Jadi kita harap curah hujan tidak terlalu tinggi di sore hari karena kalau tinggi lagi di sore hari ini akan memperparah Kota Makassar," ucapnya.
Hingga kini, sebanyak 27 RT dan 26 RW di wilayah Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir. Tak hanya itu, sejumlah fasilitas umum di Makassar terkena dampak banjir.
Peringatan Dini BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Sulsel. Cuaca ekstrem diprakirakan terjadi sejak tanggal 12-16 Februari 2023.
"Prakiraan tanggal 12-16 Februari 2023, hujan dengan intensitas lebat yang cenderung berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan," kata Plh Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Kamal A dalam keterangannya, Jumat (10/2).
Berdasarkan analisis BMKG, kondisi cuaca di Sulsel menunjukkan adanya peningkatan curah hujan. Terpantau adanya tekanan rendah (low pressure area) di wilayah Australia bagian utara yang menginduksi peningkatan kecepatan angin dan membentuk daerah konvergensi.
"Dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Selatan," jelas Kamal.