PARBOABOA, Pematang Siantar – Pengamat Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sultan Agung, Robert Tua Siregar menilai, perilaku masyarakat di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara yang masih menjemur padi mereka di pinggir jalan menjadi salah satu masalah sosial yang harus diselesaikan pemerintah.
Menurutnya, pemerintah juga perlu mempertimbangkan upaya penyelesaian masalah sosial dengan memberikan alternatif kepada masyarakat yang memiliki perilaku tersebut.
Penyelesaian ini, kata Robert, penting agar ketertiban dan keselamatan di jalan serta menghormati hak-hak warga lainnya tetap terjaga.
“Upaya kerja sama ini akan menciptakan lingkungan yang lebih aman, tertib dan berdaya guna bagi semua pihak,” katanya kepada PARBOABOA, Rabu (26/7/2023).
Dosen Magister Ilmu Manajemen di STIE Sultan Agung Pematang Siantar tersebut menilai, fungsi utama jalan untuk memfasilitasi aksesibilitas transportasi, yaitu sebagai jalur yang digunakan oleh kendaraan dan pejalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan lebih mudah dan cepat.
Robert menilai, fungsi jalan sangat penting dalam membantu mobilitas masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa antar wilayah.
"Sementara di kasus masih banyaknya petani yang menggunakan badan jalan untuk menjemur padinya ini, jalan dialihfungsikan atau digunakan masyarakat untuk keperluan lain," katanya.
Alih fungsi jalan untuk kegiatan tertentu bisa terjadi ketika ada kebutuhan mendesak atau alasan tertentu yang membuat jalan tersebut kurang digunakan sebagai jalur transportasi.
"Namun, pengalihan fungsi jalan menjadi lokasi penjemuran padi harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan dengan memperhatikan implikasi sosial, ekonomi dan keselamatan," ungkap Robert.
Ia juga mengingatkan aparat keamanan untuk mengawasi kegiatan menjemur padi di badan jalan, agar tidak memunculkan masalah keamanan dan keselamatan, mengganggu lalu lintas serta merusak fasilitas umum.
“Pemerintah dan aparat hukum sudah bisa mengambil tindakan terhadap pelanggaran semacam ini. Tindakan yang diambil bisa berupa teguran, penertiban, atau bahkan pengenaan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku,” ungkap Robert.
Sebelumnya, sejumlah pengendara mengeluhkan keberadaan jemuran padi masyarakat hingga memenuhi badan jalan. Kondisi tersebut terjadi di Jalan Gereja Simpang Dua di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara.
Menurut salah seorang pengendara yang hendak ke Kecamatan Raya di Simalungun, Joseph Saragih (40), padi yang dijemur warga tersebut mengganggu kenyamanan pengemudi yang melewati jalan tersebut.
Kondisi tersebut, kata dia, bisa mencelakakan pengendara. Apalagi lokasi padi yang dijemur warga di tikungan jalan.
“Sebenarnya risih ya, ngapain jemur padi di jalan lintas gini? Itu kan berbahaya, bisa menimbulkan kecelakaan. Apalagi ini posisinya dekat belokkan,” katanya kepada PARBOABOA, Selasa (25/7/2023).
Joseph merasa heran dengan perilaku warga di sekitar Jalan Gereja Simpang Dua yang menjemur padi mereka di pinggir jalan. Apalagi di lokasi tersebut banyak kendaraan yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi.
“Bahaya kali, apalagi disini rata-rata pengendara balap-balap karena mau perjalanan jauh. Untuk itu, maunya jangan lah ada embel-embel yang seperti ini di jalan. Sangat mengganggu,” tegasnya.
Senada dengan Joseph, Tunggul Manalu (35) juga merasa hal yang sama. Menurutnya, kebiasaan itu sering dilakukan warga. Bahkan saat panen, jalanan akan penuh dengan padi yang dijemur warga.
“Bukan sekali ini mereka menjemur padinya. Bahkan setiap kali panen padi mereka selalu menjemur padinya di sini,” ungkapnya.
Tunggul merasa kurangnya pengawasan dari pemerintah setempat untuk kebiasaan warga itu. Menurutnya, perlu ada peringatan kepada warga agar tidak melakukan hal yang sama berulang kali, karena dapat mencelakakan pengendara, terutama sepeda motor.
“Perlu juga mereka ini diberikan tindakan atau peringatan, karena bukan hanya satu atau dua orang saja yang mengeluh. Sebenarnya sudah banyak, hanya orang-orang tidak begitu turut campur tangan. Takut jadi ribut,” katanya.
Tunggul menilai, keamanan dan kenyamanan pengguna jalan sangat penting, termasuk keselamatan pengendara.