Mata Uang Rupiah Menguat Namun IHSG Ditutup Turun

Ilustrasi penutupan pasar keuangan di mana IHSG menurun dan Rupiah menguat. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Mayoritas kinerja bursa di Asia ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini.

Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru sempat menguat di sesi pembukaan perdagangan pagi tadi, berbalik arah dan ditutup melemah di angka 0.9 pesen di level 6.970,73. IHSG bahkan melewati level support psikologis 7.000 sejak pukul 10.00 WIB.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengaku pelemahan IHSG ini di luar perkiraan sebelumnya.

Akan tetapi, nasib berbeda justru terjadi pada mata uang Rupiah. Mata uang Rupiah ditutup menguat tipis di level 16.245 per US Dollar.

Posisi terkuat mata uang Rupiah pada hari ini sempat ditransaksikan di level 16.234. Penguatan tipis mengindikasikan bahwa US Dollar juga tidak memiliki sentimen besar untuk menguat lebih jauh.

“Melemahnya pasar keuangan, khususnya IHSG di pekan ini memang bertepatan dengan sikap pekerja yang menolak kebijakan Tapera,” ujar Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Jumat (31/05/2024).

Gunawan Benjamin menilai resistensi masyarakat terkait Tapera menjadi pemicu terpuruknya kinerja IHSG belakangan ini.

“Walaupun saya berpendapat resistensi tersebut semestinya belum mengganggu kinerja pasar,” ujar Gunawan Benjamin.

Penolakan pekerja ditambah sejumlah isu lainnya di tanah air diperkirakan belum sampai pada taraf mengganggu iklim investasi di tanah air.

Meskipun tidak bisa diabaikan, namun faktor fundamental ekonomi eksternal lebih mempengaruhi kinerja pasar keuangan di tanah air.

Senada dengan mata uang Rupiah, harga emas pada perdagangan hari ini jugs bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.

Harga emas relatif stabil di kisaran 2.344 US Dollar per ons troy nya. Jika dihitung dalam mata uang Rupiah, harga emas ditransaksikan di kisaran level Rp1.22 juta per gramnya.

Sebelumnya, pada pembukaan sesi perdagangan hari ini, setelah mengalami tekanan yang signifikan pada perdagangan kemarin, IHSG dan mata uang Rupiah diperkirakan berpeluang mengalami technical rebound pada perdagangan hari ini.

Sejumlah indikator menunjukkan bahwa pasar keuangan di tanah air banyak diselimuti kabar baik pada perdagangan hari ini. Di mana imbal hasil US Treasury AS mengalami penurunan, yang saat ini di level 4.53 persen.

USD Index pada perdagangan Kamis (sehari sebelumnya) juga mengalami penurunan. Dari sebelumnya di atas 105, pada perdagangan pagi ini berada di level 104.7.

Sejumlah bursa di Asia juga ditransaksikan di zona hijau, meskipun terpantau mengalami penguatan yang terbatas.

Untuk data revisi pertumbuhan ekonomi AS Q1, secara kuartalan juga masih sesuai ekspektasi dengan membukukan pertumbuhan sebesar 1.3 persen.

“Pelaku pasar akan kembali menanti data inflasi konsumen AS yang selalu dijadikan acuan ekspektasi bagaimana kebijakan suku bunga acuan nantinya,” jelas Gunawan Benjamin.

Menurutnya, data tersebut nantinya akan menentukan bagaimana transaksi pasar keuangan dalam jangka pendek di pekan depan.

Sementara itu, IHSG pada sesi perdagangan pagi ini dibuka menguat di level 7.076. Sedangkan mata uang Rupiah bergerak stabil di kisaran level 16.255 per US Dollar.

IHSG diproyeksikan akan kembali menguat dan mencoba menembus level 7.100 pada hari ini. IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.150 hingga 7.220.

Mata uang Rupiah diproyeksikan akan menguat dan berkonsolidasi di kisaran 16.200 per US Dollar. Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.100 hingga 16.255 pada perdagangan akhir pekan ini.

Di sisi lain, harga emas terpantau bergerak menguat di level 2.347 US Dollar per ons troy nya. Harga emas sendiri juga masih menanti bagaimana inflasi konsumen AS di akhir pekan.

Meskipun sejauh ini ekspektasinya inflasi AS akan merealisasikan kinerja yang sama dengan sebelumnya.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS