PARBOABOA – Kain Ulos merupakan salah satu pakaian adat Sumatra Utara (Sumut) yang biasa dikenakan oleh masyarakat Suku Batak.
Masyarakat Batak menganggap bahwa Ulos sebagai benda sakral, sejalan dengan semboyan “Ijuk pangihot ni hodang, Ulos pangihot ni holong”, artinya “jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka Ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama".
Ingin tahu lebih dalam mengenai kain tenun khas Batak Toba ini? Berikut Parboaboa akan memberikan ulasan tentang sejarah kain Ulos, jenis dan maknanya. Simak ulasan berikut ini ya!
Sejarah Singkat Kain Ulos
Melansir dari laman warisan budaya kemdikbud.go.id, ulos dikenal oleh masyarakat Batak pada abad ke-14 sejalan dengan masuknya alat tenun tangan dari India.
Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain dan cara pembuatannya menggunakan alat tenun dan bukan mesin.
Pada mulanya Ulos berfungsi untuk menghangatkan badan. Seiring berjalannya waktu, ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal yang berkaitan dalam segala aspek kehidupan orang Batak.
Menurut pandangan suku Batak, sumber yang memberi panas kepada manusia ada tiga yakni, matahari, api dan Ulos. Di mana kain tenun ini berfungsi memberikan panas yang menyehatkan badan, dan menyenangkan pikiran sehingga membuat hati merasa gembira.
Kain kebanggaan suku Batak ini memiliki makna yang berbeda-beda dan filosofi tersendiri di balik setiap motifnya yang mempesona.
Jenis-jenis Kain Ulos
1. Ulos Ragi Hotang
Ulos Ragi Hotang atau kain rotan berbintik merupakan kain Ulos yang memiliki ciri bagian tepinya lebar dan berumbai. Ulos ini biasanya akan disampirkan kepada sepasang pengantin dalam pernikahan adat Batak.
Kain tenun ini menjadi simbol ikatan kasih sayang agar pasangan pengantin baru selalu saling menyayangi dan memiliki ikatan batin yang kuat, seperti rotan yang terkenal sebagai bahan pengikat yang sangat kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
2. Ulos Mangiring
Ulos Batak yang satu ini memiliki corak yang saling beriringan dan melambangkan kesuburan dan kekompakan.
Biasanya Ulos Mangiring ini diberikan Opung (nenek) kepada cucu pertamanya dengan doa dan harapan kelak akan lahir anak berikutnya dalam keluarga tersebut.
Ulos ini bisa dijadikan sebagai kain gendongan yang disebut dengan Ulos Parompa dan dapat dipakai sebagai selendang yang juga dikenal dengan nama tali-tali dalam bahasa Batak.
3. Ulos Ragi Hidup
Ulos Ragi Hidup termasuk ulos yang cukup mahal dari Ulos jenis lainnya. Karena proses pembuatannya yang cukup sulit, dan panjang dibanding ulos jenis lain.
Ada 3 bagian yang harus ditenun secara bertahap selama pembuatannya, yaitu dua bagian sisi dan sebuah bagian tengah yang berisi tiga bagian dengan detail yang rumit. Setelah selesai dan dipandangi secara cermat, memang keseluruhan motifnya tampak nyata dan hidup.
Itulah mengapa Ulos Ragi hidup dijadikan sebagai simbol kehidupan dan kebahagiaan dalam keturunan dengan umur yang panjang. Kain tenun khas Batak Toba ini biasanya digunakan pada waktu pesta.
4. Ulos Sadum
Ulos Sadum ini disimbolkan sebagai motivasi dalam suatu keluarga agar selalu bersuka cita dan bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Ciri khas dari Ulos ini bisa dilihat dari dominasi aksen warna merah dihiasi dengan motif bunga yang meriah serta bingkai warna gelap di kedua sisinya.
5. Ulos Bintang Maratur
Kain Ulos yang satu ini memiliki makna sebagai perantara ucapan suka cita atau berita gembira yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang mendapat berkat atau rezeki agar semua orang disekitarnya juga turut merasakan kebahagiaan.
Ulos ini sering digunakan dalam acara-acara adat Batak. Di kawasan Batak Toba, Ulos ini diberikan pada saat syukuran atas kehamilan sang ibu di bulan ke tujuh. Sementara di daerah Tapanuli, Ulos ini diberikan pada anak atau keluarga yang akan memasuki rumah baru.
Ulos ini disimbolkan sebagai simbol patuh dan kerukunan.
Itulah ulasan tentang kain Ulos khas suku Batak Toba, dan beberapa jenis beserta maknanya. Kain tenun ini bisa menjadi ole-ole loh, berminat membelinya?