PARBOABOA, Jakarta - Keterlambatan pengiriman bantuan untuk korban kelaparan di Papua Tengah dikarenakan faktor cuaca, bukan gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Hal itu ditegaskan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (4/8/2023). Yang tahu situasi dan kondisi di Papua Tengah saat ini TNI dan Polri.
Dia mengakui memang ada isu yang mengatakan KKB mengganggu proses pengiriman bantuan untuk para korban. Namun nyatanya, keterlambatan dikarenakan wilayah Papua Tengah yang masuk musim dingin dan kerap berkabut.
Saat ini, 10 ton bantuan dari Kemensos dan 8 ton dan TNI sudah tersalur. Sementara bantuan dari BNPB saat ini masih dalam proses pengiriman.
Yudo menegaskan pihaknya siap mendukung alutsista ntuk penyelesaian masalah kekeringan. TNI selalu membantu masyarakat.
Personel TNI dan Polri dikatakan Yudo sudah siap di Papua Tengah untuk membantu distribusi bantuan.
Sebelumnya, Kementerian Sosial enyebut ada sekitar 17,1 ton bantuan logistik yang dikirimkan ke Papua Tengah. Bantuan telah terdistribusi sejak Rabu (26/7/2023). Stok di gudang di Timika maupun di Lapangan Sinak sudah nihil.
Presiden Jokowi juga mengaku telah mengambil langkah komprehensif dalam menangani bencana kelaparan di Papua Tengah yang merenggut enam korban tewas. Sejumlah menteri dan lembaga di daerah telah diperintahkan untuk bekerja sama mengatasi bencana.
Dia juga telah memerintahkan menteri PMK, menteri sosial, BPNB hingga lembaga dan pemerintah daerah untuk menangani tragedi ini.
Enam orang dilaporkan tewas akibat bencana ini. Para korban berhasil diidentifikasi yakni Yenis Telenggen (38), Yemina Murib (42), Ater Tabuni (46), Tenus Murib (46), dan Tera Murib (39). Terakhir yakni seorang bayi bernama Ila Telenggen.