PARBOABOA, Washington - Pejabat Amerika Serikat mengatakan, ada tiga upaya pembunuhan terhadap sejumlah pejabat pro-Rusia dalam dua pekan terakhir.
Dilansir CNN, Sabtu (2/7/2022), AS menilai hal itu sebagai semakin meningkatnya perlawanan terhadap kelompok pro-Rusia yang menduduki wilayah selatan Ukraina.
Meski upaya pembunuhan itu baru terjadi di Kota Kherson, tetapi para pejabat AS mengatakan perlawanan bisa semakin meluas serta dapat memberikan ancaman serius tergadap kemampuan Rusia dalam mengendalikan wilayah yang sudah mereka taklukkan di seluruh Ukraina.
"Kremlin menghadapi meningkatnya aktivitas partisan di selatan Ukraina," kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines, dalam konferensi pers di Washington.
AS percaya jika Rusia tidak memiliki cukup pasukan untuk menduduki serta mempertahankan wilayah di sekitar Kota Kherson.
Terlebih setelah Moskow menarik pasukannya dari sana untuk memperkuat serangan di Donbas, wilayah perindustrian penting di timur Ukraina yang saat ini menjadi tujuan utama Rusia untuk dikuasai.
Pejabat AS lainnya kepada CNN mengatakan, langkah itu telah memberikan jalan kepada kelompok partisan Ukraina untuk melakukan serangan lokal pada para pejabat Rusia di sana.
Apalagi saat ini Ukraina telah melancarkan serangan balasan terbatas di dekat Kota Kherson, langkah yang kian menghalangi jalan pasukan Rusia.
Wilayah itu sangatlah kritis bagi Rusia untuk dapat mempertahankan Laut Hitam serta mengendalikan akses menuju Semenanjung Crimea.
Belum jelas ada berapa banyak pasukan Rusia yang ditempatkan di dekat Kherson. Tetapi, pendudukan melawan warga lokal tentu membutuhkan lebih banyak pasukan.
Para pemimpin Rusia telah memprioritaskan kampanye militer dengan mengorbankan pemerintahan.
Serangan pertama terhadap pejabat Rusia terjadi pada 16 Juni lalu, ketika sebuah ledakan menghantam mobil Audi Q7 SUV. Mobil itu hancur, tetapi pejabat yang disasar bisa selamat.
Menurut kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novisti, Eugeniy Sobolev, yang merupakan kepala layanan penjara pro-Rusia di Kherson, dirawat di RS usai serangan bom itu
Sepekan kemudian (24 Juni), pejabat pro-Rusia lainnya diserang di Kherson. Penanggungjawab Departemen Pemuda dan Olahraga pro-Rusia di Kherson Dmitry Savluchenko berhasil dibunuh, lapor RIA Novosti.
Kepala Administrasi Militer Sipil Ukraina Serhii Khlan menyebut Savluchenko sebagai "seorang pengkhianat" dan mengatakan pria itu diledakkan di dalam mobilnya.
Dan pada Selasa lalu, menurut kantor berita pemerintah Rusia, TASS, mobil milik pejabat pro-Rusia dibakar di Kherson. Beruntung korban bisa lolos tanpa terluka. Namun masih belum jelas siapa pelakunya.
Sejauh ini belum terlihat tanda-tanda adanya komando yang memandu serangkaian serangan yang dilakukan para pemberontak Ukraina tersebut. Kherson diduduki Rusia pada Maret, tak lama setelah melakukan invasi pada 24 Februari.
Sementara itu, otoritas Rusia yang ditunjuk untuk mengendalikan Kherson pada Selasa diperintahkan untuk menahan wali kota terpilih, Ihor Kolykhaiev, beberapa jam sebelum mengumumkan rencana untuk melakukan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Administrasi Militer Sipil pro-Rusia menuduh Kolykhaiev menyemangati orang-orang untuk "mempercayai kembalinya gerakan Neo Nazi".