Partai Gelora Bakal Usung Anis Matta dan Fahri Hamzah jadi Capres Cawapres 2024

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Wakilnya Fahri Hamzah dalam acara pengundian nomor urut partai politik peserta pemilu di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022). (Foto: Twitter/Fahrihamzah)

PARBOABOA, Jakarta – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan akan mengusung Ketua Umum Gelora Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Gelora Fahri Hamzah sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Bappilu Partai Gelora, Rico Marbun mengatakan, paslon dari partainya ini tidak bisa dianggap remeh, lantara mempunyai ratusan ribu kader yang siap mendukung keduanya.

"Kalau Partai Gelora jelas, punya 700.000 lebih kader dibandingkan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang tidak punya partai. Maka kami tentu ingin mengajukan Pak Anis Matta dan Pak Fahri Hamzah sebagai capres dan cawapres," kata Rico dalam keterangannya, Minggu (15/01/2023).

Rico mengklaim internal Partai Gelora positif dalam mendorong Anis Matta-Fahri Hamzah sebagai capres-cawapres 2024.

"Dinamika capres dan cawapres saat ini masih bergerak dinamis dan cair. Tak hanya partai parlemen, partai baru juga turut serta mendorong kader internal untuk diusung dalam Pilpres 2024," tuturnya.

Menurutnya, partai politik seharusnya mendorong kader internal untuk bisa maju di kontestasi Pilpres 2024, Namun, hal itu tidak terjadi untuk saat ini. Ia menilai adanya upaya sistematis yang mengkondisikan seakan-akan tokoh-tokoh pimpinan atau kader yang dianggap mampu terlihat lemah jika dibandingkan dengan orang luar.

"Jadi kalau kita melihat sebenarnya parpol ini sudah seharusnya regenerasi. Regenerasi kepemimpinan terutama di nasional. Sekarang ini saya melihat, saya menangkap ada upaya sistematis bahwa justru tokoh-tokoh pimpinan parpol yang kita anggap sebagai kader terbaik nomor satu dari partai politik itu dikondisikan seakan akan selalu lemah dibandingkan orang- orang luar," jelas Rico.

Lebih lanjut, kata Rico, jika kondisi itu terus berlanjut, maka dapat menyebabkan demokrasi di Indonesia terus menyusut.

"Jadi kita tidak tahu, kalau menurut saya ini ada benturan. Ada benturan antara figuritas pimpinan parpol dengan opini yang entah dibangun dari mana. Kalau ini dibiarkan terus menerus, itu yang terjadi adalah susutnya kualitas demokrasi," imbuhnya.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS