PARBOABOA, Pematangsiantar - Rusia sepertinya masih belum berniat untuk menarik pasukannya dari Ukraina meski perang sudah berlangsung tepat 3 minggu, sejak dimulai pada 24 Februari lalu. Mandeknya perundingan membuat pasukan Rusia harus bertahan di medan perang, menghadapi tangguh dan gigihnya pasukan Ukraina mempertahankan wilayah negara mereka.
Rudal berjatuhan disertai hujaman peluru membuat kebanyakan wilayah Ukraina telah porak-poranda, masyarakatnya berupaya melarikan diri ditengah bahaya, hingga korban sipil yang berjatuhan tak dapat dielakkan oleh pihak Ukraina.
Namun ternyata tak hanya Ukraina, Rusia juga harus menanggung beban berat akibat invasi yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin ini, seperti kecaman dari banyak pihak, kumpulan sanksi ekonomi berat yang dijatuhkan Barat, hingga harus merelakan banyak alat perang mahal mereka rusak di tengah perang.
Pada Selasa (15/3) pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan sengit untuk mencegah Bandara Internasional Kherson jatuh ke kekuasaan Rusia, hingga menyebabkan 3 helikopter Rusia hancur dan terbakar.
Dari gambar satelit baru yang dirilis Planet Labs, terlihat gumpalan asap hitam besar membubung dari bandara dan sejumlah helikopter terbakar. Serangan ini bahkan diklaim sebagai pukulan paling menghancurkan yang pernah dilakukan militer Ukraina selama perang dengan negara tetangga mereka ini berlangsung.
Tak hanya itu, dilokasi yang berbeda tepatnya di Mariopul, pasukan Ukraina dikabarkan telah kembali membunuh jenderal perang Rusia pada Selasa (15/3).
Sehingga saat ini Rusia telah kehilangan empat jenderal perang yakni Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov, dan yang terbaru Mayor Jenderal Oleg Mityaev.
Entah sampai kapan kedua negara ini akan bertahan dalam perang ini. Namun sejauh ini, Ukraina masih menolak tuntutan Rusia untuk bersikap netral dan menghentikan niat bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).