Pencari Kerja Luar Negeri di Simalungun Mencapai 1.137 Orang 

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Kabupaten Simalungun mencatat sedikitnya 1.137 orang mendaftarkan diri untuk mendapat pendampingan sebagai calon pekerja di negara lain. (Foto: PARBOABOA/Putra)

PARBOABOA, Simalungun- Bekerja di luar negeri masih jadi favorit. Catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) sedikitnya 1.137 orang mendaftarkan diri untuk mendapat pendampingan sebagai calon pekerja di negara lain.

Kepala Disnaker Simalungun, Riando Parlindungan Purba mengatakan, fokus awal pelayanan penempatan tenaga kerja ke luar negeri karena di 2022 ada 122 pencari kerja dari Simalungun yang tertipu jalur ilegal.

"Pencari kerja sering terjebak penyalur kerja ilegal, dan kami fokus perbaiki dari sini dulu," katanya kepada Parboaboa via WhatsApp, Rabu (08/03/2023).

Riando menjelaskan, pencari kerja yang dapat pelatihan nanti akan ditempatkan sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat dan kemampuan untuk mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), di mana para pekerja dari luar negeri semakin banyak masuk ke Indonesia.

"Kita jangan menjadi penonton saja jadinya, apabila kita tidak mampu bersaing, maka kita akan ketinggalan," jelasnya.

Ia menuturkan pembekalan ke pencari kerja luar negeri bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi & Produktivitas (BBPVP) Medan, serta Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). 

"Kalo pembekalan berasal dari mereka, karena itu bentuk kegiatan balai, bertahap, di mana kita ikutkan program pelatihan bila sudah selesai dan dilakukan test lulus, maka diberangkatkan ke luar negeri," tandasnya.

Menanggapi hal ini, Tantri Manullang (22) warga Nagori Pantoan Maju merasa senang atas kebijakan yang diberikan pihak Disnaker Simalungun dalam mengantisipasi lowongan kerja yang ilegal atau bodong yang berasal dari luar negeri.

Kata Tantri, banyak perusahaan bodong dan melakukan penipuan berkedok lowongan kerja ke pekerja migran Indonesia, lewat iklan lowongan pekerjaan melalui media sosial dengan iming-iming fasilitasi tiket dan akomodasi gratis hingga kenaikan gaji secara berkala.

"Ini akan meminimalisir banyak korban penipuan dengan modus kerja di luar negeri sehingga tergiur dengan tawaran kerja di luar negeri melalui iklan-iklan di platform media sosial," pungkasnya.

Editor: RW
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS