PARBOABOA – Epilepsi yang sering juga disebut dengan istilah ayan adalah penyakit gangguan pada otak yang disebabkan kelainan pada sistem saraf pusat. Epilepsi ditandai dengan kondisi kejang-kejang.
Namun, kejang pada epilepsi tidak sama dengan kejang biasa. Kejang pada gejala utama epilepsi disebabkan impuls lepasnya muatan listrik neuron secara berlebihan pada otak sehingga memicu perubahan yang abnormal pada gerak tubuh, perilaku, perasaan, hingga hilang kesadaran.
Namun tidak semua kasus kejang menandakan epilepsi. Seseorang bisa dikatakan mengidap epilepsi jika mengalami kejang yang berulang dalam sehari tanpa penyebab atau pemicu yang jelas.
Epilepsi bisa terjadi pada siapa saja, tidak memandang dari gender, usia, dan ras. Walaupun kenyataannya, epilepsi kebanyakan ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa di atas 35 tahun. Selain itu, orang yang mengidap stroke juga lebih rentan mengidap epilepsi.
Penderita epilepsi akan mengalami kejang yang memengaruhi gerak tubuh, seperti gerakan cepat, mendadak, dan berulang pada tangan, kaki, kepala, atau bahkan seluruh tubuh.
Kasus Epilepsi di Indonesia ditemukan pada 700.000 sampai 1,4 juta orang, 40-50 persen di antaranya terjadi pada anak-anak.
• Penyebab Epilepsi
Berdasarkan penyebabnya Epilepsi dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah epilepsi idiopatik atau epilepsi primer. Penyebabnya secara pasti belum diketahui, namun sejumlah ahli mengaitkan epilepsi primer dengan faktor genetik atau keturunan.
Jenis yang kedua adalah epilepsi simptomatik, ialah Epilepsi yang berkaitan dengan kondisi medis lain yang dialami seseorang seperti adanya trauma di bagian kepala akibat benturan atau kecelakaan. Selain itu, epilepsi simptomatik juga bisa terjadi karena faktor cedera otak saat di kandungan, penyakit menular seperti HIV/AIDS dan juga karena adanya tumor dan kanker di kepala.
• Cara Mengatasi Epilepsi
Mengatasi Epilespi terbagi menjadi dua bagian, yaitu ketika kejang dan perawatan epilepsi. Perawatan ketika kejang adalah dengan pemberian obat anti kejang, atau biasa dikenal dengan obat anti epilepsi. Kebanyakan pengidap epilepsi bisa terbebas dari kejang dengan meminum diazepam per rektal.
Untuk perawatan jangka panjang dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan terapi bedah untuk membuang jaringan otak yang menjadi pemicu epilepsi. Obat epilepsi yang biasa diberikan adalah golongan fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproat. Perawatan ini dilakukan unutk menghindari pasien dari serangan epilepsi lagi di masa depan.