PARBOABOA – Indonesia adalah negara demokrasi, dimana warga negaranya memiliki hak dan kebebasan yang sama dalam mengambil keputusan yang bisa saja berpengaruh ke kehidupan pribadinya.
Meski adanya kebebasan, sebagai warga negara Indonesia kamu juga harus tahu bahwa terdapat norma-norma sosial yang wajib dipatuhi guna menjaga ketentraman dan kedamaian bersama.
Akan tetapi, norma-norma yang sudah ada saat ini jarang dipatuhi, sehingga banyak warga negara yang bertindak diluar norma yang ada. Mereka yang menyimpang dari norma akan menimbulkan kegaduhan dan kerugian bagi orang banyak.
Gejala sosial seperti ini dikenal sebagai penyimpangan sosial. Beberapa dari warga yang melakukan penyimpangan sosial, sebenarnya menyadari perbuatan yang dilakukannya. Namun karena adanya dorongan, mereka meneruskan penyimpangan tersebut.
Nah, apakah kamu sebenarnya tahu apa itu penyimpangan sosial? Yuk, simak penjelasannya.
Penyimpangan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyimpangan sosial adalah sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.
Secara umum penyimpangan sosial adalah sebuah perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada di masyarakat, seperti adanya aturan yang telah disepakati bersama.
Namun, tidak semua penyimpangan sosial memberi dampak yang tidak baik, walau terkesan bertolak belakang dengan norma dan hukum yang berlaku.
Contoh penyimpangan sosial yang sering dijumpai terbagi menjadi dua bagian yakni penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Berikut penjelasan serta contohnya.
• Penyimpangan Positif
Penyimpangan positif merupakan perilaku yang bertolak belakang dengan norma kehidupan sosial, namun memberi dampak positif bagi warga sekitarnya. Biasa orang-orang yang seperti ini memiliki ide-ide yang cemerlang sehingga dapat memperkaya wawasan masyarakat.
Meski zaman terus berkembang, mereka yang menyimpang secara positif bertindak lebih terarah pada nilai yang akan dicapai bersama, dengan kata lain mendahulukan kepentingan sosial.
Contoh penyimpangan sosial secara positif yang paling nyata dan sampai saat ini bisa kita rasakan terutama bagi kaum wanita adalah perjuangan seorang R.A Kartini dalam mendapatkan hak seorang wanita.
Hak mendapat pendidikan yang layak, menyuarakan pendapat secara bebas, memiliki karir sendiri dan masih banyak lagi.
• Penyimpangan Negatif
Dari namanya saja, penyimpangan yang satu ini langsung memberi pandangan yang tidak baik. Penyimpangan negatif ialah perilaku menyimpang yang memiliki dampak negatif bagi orang lain.
Perilaku ini jelas bertolak belakang dengan penyimpangan positif, karena akibat kejadian buruk yang diterima korban penyimpangan negatif itu dapat mengalami trauma.
Contoh penyimpangan sosial secara negatif adalah pencurian, perampokan, pelecehan seksual dan pedofilia, serta yang lainnya.
Jenis Penyimpangan Sosial
Jenis penyimpangan sosial terbagi lagi menjadi beberapa kategori, yakni sebagai berikut.
1. Berdasarkan Tipe
• Penyimpangan Primer
Perilaku menyimpang yang satu ini bersifat tidak permanen atau tidak berlangsung selamanya.
Contoh: seorang siswa yang terlambat mengendarai sepeda dengan kecepatan diatas normal. Pada kondisi ini, si pelanggar mendapatkan pemakluman dari masyarakan dan tidak dicap sebagai seseorang yang suka kebut-kebutan.
• Penyimpangan Sekunder
Berbanding terbalik dengan penyimpangan primer. Penyimpangan sekunder memiliki sifat yang selalu diulang.
Contoh: pemabuk, perokok berat, penjudi, pencuri dan yang lainnya.
2. Berdasarkan Tingkatan
• Kenalakan Remaja
Penyimpangan sosial yang satu ini sering terjadi kepada remaja-ramaja yang sedang gencar mencari jati diri, serta ingin mencoba sesuatu yang baru.
Contoh: bolos sekolah, merokok, dan minum minuman beralkohol.
• Kejahatan
Kita semua pasti tahu bahwa kejahatan merupakan penyimpangan sosial. Namun, tidak semua kejahatan dilakukan secara terencana.
Contoh kejahatan terencana: manipulasi kekayaan, korupsi dan yang lainnya.
Contoh kejahatan tidak terencana: perkelahian, pencurian dan lainnya.
3. Berdasarkan Bentuk
Jenis penyimpangan sosial berdasarkan bentuknya lebih condong kearah positif dan negatif. Secara positif akan memberi manfaat dan kemajuan bagi pihak lain, sedangkan yang negative akan memberi dampak terhadap kerusakan maupun pelanggaran aturan yang berlaku.
Faktor Penyebab Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosial disebabkan oleh banyak faktor. Berikut beberapa faktor penyebab penyimpangan sosial.
1. Perubahan nilai dan norma sosial menyebabkan seseorang tidak mampu menyerap nilai dan internalisasi sehingga berperilaku menyimpang.
2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna pun dapat membuat seseorang berperilaku menyimpang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari agen sosialisasi, seperti peran keluarga dalam mendidik anak sejak dini.
Seseorang akan berperilaku menyimpang karena tidak dididik atau disosialisasikan untuk mematuhi nilai maupun norma yang berlaku dalam masyarakat.
3. Labelling atau teori labelling yang berperndapat bahwa perilaku tersebut didapat dari cap atau julukan negatif dari lingkungan sekitarnya.
4. Faktor penyebab penyimpangan sosial berikutnya adalah berdasarkan teori Anomie yang menyatakan sebuah kondisi dimana tidak ada nilai maupun norma yang dijadikan pedoman bagi masyarakat.
5. Teori differential association merupakan faktor penyebab penyimpangan sosial yang terakhir. Dimana faktor ini menggambarkan kondisi ketika seseorang terpengaruh melakukan perilaku menyimpang tersebut.
Dari semua penjelasan yang telah diberikan, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa penyimpangan sosial tidak selamanya benilai negatif, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.
Dan waspada terhadap individu yang memiliki perilaku menyimpang negatif atau suka mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal buruk terhadap pihak lain.