PARBOABOA, Pematang Siantar - Kedai tuak di Sumatra Utara dan sekitarnya sangat erat dengan stigma negatif. Dari namanya saja, tuak berarti minuman beralkohol yang dapat membuat orang yang meminumnya menjadi mabuk.
Meski berkonotasi negatif, namun tidak semua kedai tuak memberi pengaruh buruk terhadap komunitasnya. Seperti yang terjadi di Kampung Kristen, Kecamatan Siantar Selatan, Kota Pematang Siantar.
Di sana, sebuah kedai tuak bernama "Partukkoan Velina" dijadikan masyarakat setempat sebagai lokasi perkumpulan untuk membahas budaya, adat istiadat, yang dapat memberikan kontribusi positif.
Partukkoan dalam bahasa Batak berarti wadah untuk berkomunikasi dan bermusyawarah. Sedangkan Velina, diambil dari nama anak pemilik kedai tuak di Kampung Kristen, Napitupulu.
“Biasanya orang menganggap kedai tuak itu cuma untuk tempat orang mabuk. Tapi kami membuatnya menjadi tempat untuk bisa berkontribusi positif kepada masyarakat," kata Ronal Napitupulu yang juga pemilik kedai Partukkoan Velina.
Perkumpulan Partukkoan Velina yang berlokasi di jalan Narumonda Pematang Siantar ini telah didirikan selama 3 tahun.
Perkumpulan ini memiliki badan pengurus, yang dipilih melalui musyawarah mufakat.
Mereka juga mengadakan rapat setiap tiga bulan yang fokusnya adalah berkontribusi positif kepada masyarakat dan menciptakan dampak yang baik.
Bahkan, tidak sulit untuk bergabung dalam perkumpulan ini. Syarat minimalnya, kata Napitupulu, harus hadir dalam pertemuan setidaknya dua kali dalam satu bulan, agar tetap terhubung dengan perkembangan Partukkoan.
Napitupulu menjelaskan, perkumpulan juga ini memiliki tabungan bersama yang digunakan untuk memberikan dukungan saat ada anggota yang tengah mengalami kebahagiaan atau duka.
"Kami bahkan merayakan hari pernikahan dengan mengirimkan hadiah berupa papan bunga sebagai tanda solidaritas kepada anggota," ungkapnya kepada PARBOABOA.
Saat ini, pengunjung atau anggota Partukkoan Velina didominasi oleh warga yang bermukim di Jalan Narumonda hingga ke Jalan Kabanjahe.
"Kami ingin memperluas jangkauan partukkoan ini di Siantar," ungkap Napitupulu
Selain itu, Partukkoan Velina tidak membatasi anggota berdasarkan suku, ras, agama atau usia. Mereka mengundang siapa saja yang memiliki pemahaman dan keinginan untuk bergabung.
“Anggota saat ini sangat beragam, termasuk yang terlibat dalam pengurus partai politik dan juga anggota masyarakat biasa," ungkap Napitupulu.
Meskipun anggota yang terdaftar saat ini sekitar 40 orang, namun sebenarnya, kata Napitupulu, lebih banyak yang terlibat, karena yang terdaftar adalah yang rajin menabung.
"Tahun depan, kami berencana untuk terlibat dalam lebih banyak kegiatan gotong-royong ke masyarakat. Siapa pun yang ingin bergabung dan berkoordinasi dengan kami, kami siap untuk membantu," katanya.
Napitupulu menambahkan, komitmen Partukkoan Velina untuk mempererat tali persaudaraan di kota ini, menjadikan kedai tuak sebagai simbol kebersamaan dan kolaborasi positif dalam kehidupan sehari-hari.
"Sehingga pandangan negatif masyarakat terhadap kedai tuak bisa berubah menjadi tempat yang produktif dan penuh dengan nilai sosial," imbuhnya.