PARBOABOA, Somalia - Pertempuran antara Somalia dan mantan kelompok sekutu, milisi Ahlu Sunnah Wal Jama'a atau ASWJ genap menewaskan 120 orang.
Hal tersebut disampaikan oleh pejabat tinggi Ahlu Sunnah Wal Jama'a, Hassan Yare. Ia menyebut akan bertempur hingga orang terakhir dari Ahlu Sunnah Wal Jama'a meninggal.
"Sedikitnya 120 orang tewas dan 600 lainnya luka-luka dari kedua belah pihak," kata Hassan Yare, Senin (25/10).
Bentrokan itu diketahui terjadi pada Sabtu (23/10) subuh ketika pasukan pemerintah yang berkumpul di luar Guri-El, sekitar 400 kilometer sebelah utara Ibu Kota Somalia, Mogadishu, menyerang pangkalan yang dikuasai oleh para pemberontak Ahlu Sunna Wal Jama'a (ASWJ).
Menurut para warga, kedua pihak menggunakan artileri berat, mortar, senapan mesin, dan senjata anti-pesawat dalam pertempuran sengit di jalan-jalan.
Pemerintah Somalia melalui Ahmed Shire Falagle, Menteri Informasi Negara Bagian Galmudug menyatakan, hingga kini setidaknya 16 tentara pemerintah tewas dan 45 terluka dalam tiga hari pertempuran.
Ahmed menyebut pihaknya kini di ambang kemenangan dan akan menyelesaikan (pertempuran) dalam beberapa waktu ke depan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan, pertempuran tersebut telah membuat sedikitnya 100 ribu orang mengungsi.
Ahlu Sunnah Wal Jama'a atau ASWJ disebut sebagai sekelompok Muslim Sufi moderat yang telah berada di garis depan dalam perang melawan Al Shabaab.
ASWJ mengatakan pemerintah telah gagal mengakhiri pemberontakan Al Shabaab, dan membuat keamanan memburuk di negara bagian Galmudug. Sementara itu, pemerintah mengklaim bahwa ASWJ bergerak tanpa legalitas dari pemerintah, dan kelompok tersebut mengakuinya.
Sebelumnya, pertempuran juga pecah dan diawali di Februari 2020 ,ketika beberapa orang tewas saat tentara menyerang sebuah rumah tempat para pemimpin ASWJ berkumpul.
Awal Oktober 2021, pasukan pemerintah melakukan apa yang mereka sebut serangan pencegahan terhadap ASWJ atau Ahlu Sunnah Wal Jama'a.