PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden baru Timor Leste, Jose Ramos-Horta berencana dekatkan Timor Leste ke beberapa negara Termasuk China dan Indonesia dalam upaya pemulihan ekonomi.
Hal itu diucapkan Ramos usai dirinya dilantik menjadi Presiden baru Timor Leste, Jumat (20/5). Ramos-Horta dilantik di ibukota Dili dalam sebuah upacara kenegaraan yang diwarnai pesta kembang api menjelang tengah malam.
Jalin Kerjasama ke Indonesia dan China
Dalam pidatonya, Ramos mengatakan bahwa prioritas utama dalam program kerja pemerintahannya antara lain memperkuat hubungan luar negeri dengan Indonesia, Australia dan kawasan Asia Tenggara. Ia juga menegaskan bakal mendekati China demi kerja sama ekonomi.
"Adalah niat kami untuk memperluas kerjasama bilateral dengan Cina,” kata dia.
"Terutama di sektor pertanian organik dan berkelanjutan, industri kecil, perdagangan, teknologi baru, energi terbarukan, komunikasi, digitalisasi, kecerdasan buatan, atau infrastruktur urban dan daerah,” imbuhnya.
Selain itu, Ramos juga mengatakan bakal melanjutkan hubungan istimewa dengan Amerika Serikat, serta mempercepat proses keanggotaan ASEAN.
Pengembangan Ladang Minyak
Selain itu, Ramos menjelaskan bahwa Timor Leste selama ini sangat bergantung dari pendapatan minyak dan gas. Namun, Timor Leste memiliki kesulitan untuk merangsang pertumbuhan industri padat karya di dalam negeri dan mengurangi angka kemiskinan yang tinggi.
Meski mencalonkan diri dari jalur independen, Ramos diketahui mendapat dukungan Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Leste (CNRT) yang dipimpin oleh bekas pejuang kemerdekaan dan presiden sebelumnya, Xanana Gusmao.
Gusmao diketahui punya rekam jejak mendukung pengembangan proyek minyak Tasi Mane dan China sebagai calon pengembang utama.
Di samping itu, Presiden China Xi Jinping dikabarkan telah menghubungi Ramos untuk menyampaikan ucapan selamat dan menawarkan kerjasama.
Seperti yang dilaporkan media pemerintah CGTN, Xi menegaskan bahwa China siap bekerjasama demi kepentingan kedua negara.
Xi menuturkan, Timor Leste bisa jalin kerja sama dengan China untuk memperdalam relasi yang sudah ada. Sebaliknya, Ramos juga berterima kasih atas bantuan Beijing terhadap pembangunan ekonomi Timor Leste.
Sebagai informasi, Ramos diketahui pernah menghabiskan beberapa dekade sebagai jurubicara gerakan kemerdekaan Timor Leste selama dalam pengasingan. Setelah berakhirnya penjajahan Indonesia, dia menjabat sebagai perdana menteri, menteri luar negeri, sebelum menjabat presiden antara 2007 hingga 2012.
Kini pria berusia 72 tahun itu kembali ke jabatan lamanya dengan misi mengakhiri perpecahan politik antara kedua partai eks-pejuang kemerdekaan, CNRT dan Fretilin, serta menyelamatkan ekonomi dari jurang kebangkrutan.