PARBOABOA, Pematangsiantar - Perang Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke 24, namun tanda-tanda gencatan senjata sepertinya masih sulit dilakukan, terlebih lagi karena upaya negosiasi masih belum menemukan titik kesepakatan.
Rudal-rudal Rusia sudah tak lagi segan-segan menyerang wilayah-wilayah sipil termasuk di rumah sakit, apartemen, sekolah, bahkan tempat berlindung masyarakat yang mengakibatkan semakin banyak korban yang berjatuhan. Sementara itu jutaan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka demi mencari keamanan di negara-negara tetangga.
Ditengah perang yang terus bergejolak kemarin Kementrian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Dikutip dari kantor berita Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia mengakui jika pihaknya sudah menggunakan rudal ganas hipersonik Khinzal terbaru, yang mempunyai daya ledak skala besar untuk menghantam negara tetangga mereka tersebut.
Rudal tersebut dikabarkan jatuh di depot besar bawah tanah yang menjadi gudang rudal dan amunisi pesawat di wilayah Ivano-Frankivsk, Ukraina pada Jumat (18/3) kemarin.
"Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aerobalistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk", kata Kementerian Pertahanan Rusia tersebut.
Namun, Reuters belum bisa memverifikasi pernyataan kementerian tersebut.
Jika pernyataan Kementrian Rusia tersebut memang benar, maka ini merupakan pertama kalinya Rusia menggunakan Rudal Khinzal tersebut. Pasalnya rudal tersebut merupakan alat perang baru Rusia yang diperkenalkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2018 lalu.
Saat itu Vladimir Putin menyebut rudal Kinzhal (bahasa Indonesia: Belati) sebagai senjata ideal yang terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan dapat lolos dari sistem pertahanan udara.