PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo pada Jumat (29/4/2022) pagi telah melakukan pembicaraan via telepon.
Pembicaraan kedua kepala negara itu dirilis oleh Kremlin melalui laman resminya. Disebutkan, Jokowi meminta Putin menguraikan penilaian Rusia terkait situasi di Ukraina. Mereka juga membahas KTT G20, yang akan berlangsung di Jakarta.
"Isu kerja sama Rusia-Indonesia dibahas serta dengan mempertimbangkan kepemimpinan Jakarta dalam G20, berbagai aspek kegiatan asosiasi ini," bunyi keterangan di situs resmi Kremlin tersebut.
Selain itu, Putin menguraikan penilaian Rusia atas kondisi di Ukraina saat ini yang sedang berlangsung sejak 24 Februari.
"Atas permintaan Joko Widodo, Vladimir Putin menguraikan penilaian Rusia terhadap situasi di Ukraina dalam konteks operasi militer khusus yang sedang berlangsung," demikian keterangan Kremlin.
Jokowi dan Putin setuju untuk kembali melakukan komunikasi lebih lanjut dalam waktu dekat.
Pembicaraan Jokowi dengan Putin dilakukan setelah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam pembicaraan dengan Zelensky, Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia akan tetap mendukung perundingan damai antara Ukraina dan Rusia.
"Kemarin saya berbicara dengan Presiden Ukraina @ZelenskyyUa," kata Jokowi dalam akun Twitternya, Kamis (28/4/2022).
"Saya kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap segala upaya agar perundingan damai berhasil dan siap memberikan bantuan kemanusiaan," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, perundingan damai antara Ukraina dan Rusia belum tercapai. Bahkan Rusia memperingatkan, konflik Ukraina berisiko meningkat menjadi Perang Dunia III. Peringatan itu disampaikan Rusia merespons kunjungan pejabat Amerika Serikat ke Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Selasa (26/4/2022), hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk menanggapi pernyataan Amerika Serikat bahwa Ukraina bisa mengalahkan Rusia.
Lavrov menyebut peringatan itu juga bagian dari kritik terhadap Ukraina yang mencoba menggagalkan pembicaraan damai.
"Risiko Perang Dunia III sangat serius," ucap Lavrov. "Itu nyata, kamu tidak bisa meremehkannya," lanjut dia.
Lebih lanjut Lavrov menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga 'berpura-pura' bernegosiasi dengan Rusia.
Dia menambahkan sikap Zelensky merupakan kontradiksi. "Anda akan menemukan seribu kontradiksi," ujar dia.