PARBOABOA, Pematangsiantar - Gempuran Rusia ke Ukraina masih belum mereda. Pada Sabtu (7/5), Rusia telah menjatuhkan bom di sebuah sekolah yang menjadi tempat berlindung warga di desa Bilohorivka, Kota Luhansk.
Dalam insiden tersebut, 2 orang dilaporkan telah meninggal dunia, sementara 60 0rang lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan sekolah tersebut.
Dilansir Reuters, Minggu (8/5) Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai melaporkan bom tersebut jatuh pada Sabtu sore waktu setempat dan memicu kebakaran.
Gaidai mengatakan, api berhasil dipadamkan dalam waktu empat jam. Saat pembersihan puing-puing bangunan, ditemukan dua orang dalam keadaan meninggal dunia.
"30 orang dievakuasi dari reruntuhan, tujuh di antaranya terluka. Sementara 60 orang kemungkinan tewas di bawah reruntuhan bangunan," tulisnya di aplikasi pesan Telegram, dilansir dari Reuters.
Sayangnya laporan ini masih belum bisa diverifikasi.
Invasi Rusia ke Ukraina ini telah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Setidaknya 10 ribu orang dikabarkan telah meninggal dunia, namun kedua negara masih belum menemukan titik damai.
Rusia dengan tegas mengancam akan menjatuhkan serangan yang tidak diduga-duga oleh Barat, jika Amerika dan sekutunya terus memasok bantuan untuk Ukraina.
Kekhawatiran meluasnya perang ini semakin diperparah dengan adanya laporan yang menyebutkan, Rusia akan menyatakan perang kepada negara tetangganya tersebut pada 9 Mei.
Tanggal 9 Mei yang diperingati sebagai hari kemenangan Rusia atas Nazi Jerman saat perang dunia ke dua, kemungkinan akan digunakan Vladimir Putin untuk memobilisasi kekuatan agar dapat menang atas Ukraina.
Meskipun Rusia langsung membantah klaim tersebut, sayangnya tidak ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi di medan perang.