PARBOABOA, Kiev - Rusia menyerang sebuah Pelabuhan Danube Izmail, wilayah Odesa, Ukraina. Akibatnya, gudang biji-bijian yang akan didistribusikan ke luar negeri rusak.
Kementerian Pertahanan Ukraina dalam pernyataannya pada platform perpesanan X (Twitter) mengatakan, biji-bijian Ukraina berpotensi memberi makan jutaan orang di seluruh dunia. Namun Rusia memilih jalan pembunuhan, kelaparan dan terorisme.
Gubernur wilayah Odesa, Oleh Kiper dalam sebuah postingan di aplikasi perpesanan Telegram melaporkan tidak ada korban jiwa dalam serangan ini. Petugas pemadam kebakaran masih terus berupaya memadamkan api di gedung yang rusak dalam serangan.
Presiden Ukraina dalam perpesanan Telegram mengonfirmasi serangan yang memicu kerusakan tersebut. Dia menyebut Rusia menyerang pelabuhan, biji-bijian yang ada dan mengganggu ketahanan pangan global.
Kantor kejaksaan Ukraina juga merilis foto-foto yang menunjukkan seorang penyelidik kejahatan perang berada di luar reruntuhan gedung. Selain itu, di foto lain tampak dua lumbung biji-bijian yang rusak dengan gandum berserakan.
Pelabuhan ini telah difungsikan sebagai rute alternatif utama ekspor biji-bijian Ukraina sejak Rusia menerapkan kembali blokade de facto pelabuhan Laut Hitam pada pertengahan Juli lalu.
Pelabuhan Sungai Danube Ukraina menyumbang sekitar seperempat dari ekspor biji-bijian sebelum Rusia menarik diri dari kesepakatan Laut Hitam. Biji-bijian dimuat ke tongkang dan dikirim ke Pelabuhan Constanta di Laut Hitam Rumania untuk pengiriman selanjutnya.
Kini, harga gandum Chicago Wv1 melonjak 4 persen pascaserangan. Pedagang dunia khawatir kondisi ini akan mengacaukan pasokan gandum dunia.
PBB telah memperingatkan adanya potensi krisis pangan dan kelaparan di negara-negara termiskin di dunia sebagai imbas dari keputusan Rusia untuk membatalkan kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki tersebut.